Happy reading
.
.
Ontario, Canada.
December 23th 1999
2 days before Christmest
"Justin..
Justin.. Telima ini..! Ahahaha" gadis kecil nan cantik itu berseru dng
nada cadel dan tertawa lepas ketika salju dingin yang telah ia bentuk
menjadi bola-bola mengenai tepat di wajah sahabatnya, justin.
"Uuh
dingin.. Awas saja kau Shallon.. Telima ini sbg pembalasan ku.." Kata
Justin kecil dng cadel menyebut nama sahabatnya, Sharron. Ia berusaha
membersihkan salju yang ada di wajahnya dan berusaha membalas, tapi
sayang lemparannya itu meleset. "Yee.. Tidak kena!" Ledek Sharron dengan
penuh kemenangan. "Uuh.. Ini lagi.. Ini.. Ini.." Justin kecilpun kesal
dan melemparkan bola saljunya secara terus menerus tanpa henti. "Wee..
Tidak kena.. Tidak kena.. Tidak.. Uuh" ditengah ledekan tiba-tiba saja
serangan bola salju itu mengenai langsung ke wajah Sharron.
"Yyeee...
Lasakan itu! Hhahaha" kini Justin yang penuh dengan kemenangan. "Huh.."
Gumam Sharron kesal dan melipat kedua tangannya didada.
"Justin..
Sayang, ayo kita pulang. Hari sudah mulai senja nak.. Ayo kita pulang"
wanita muda dan cantik, yang tidak salah adalah ibu justin, menghampiri
Justin dan mengajaknya pulang "okay mom.. Bye shallon besok kita main
lagi ya" kata justin kecil dan tersenyum manis kepada sharron. "Besokkan
malam natal.." Kata sharron "yaa, kita main saat sore.." Jawab justin
"Justin.. Ayo pulang!" Suara Ibu justin kembali terdengar "iya mom..
Okay, bye shallon" justin kecil pun pergi dan menghampiri Ibunya.
Gadis kecil Sharron-pun juga pulang. Ia pulang sendiri, karena ibunya sedang sibuk mempersiapkan natal.
"Aku
pulang.." Kata Sharron ketika baru membuka pintu. Dan betapa kagetnya
ia ketika melihat dirumahnya tidak ada barang-barang lagi, hanya
kardus-kardus yang tergeletak dimana-mana. Dengan segera ia berlari
mencari ibunya seraya terus menyerukan "mom..mom.."
"Ada
apa sayang?" Tanya ibunya ketika mendengar seruan anaknya "mom.. Kemana
barang-banrang kita? kenapa hanya ada kardus-kardus mom? Memang
barang-barang kita kemanakan?" Sharron terus membanjiri ibunya dengan
pertanyaan polos "tenanglah sayang.. Barang-barang kita sudah ada di
dalam kardus-kardus itu. Apa kau lupa jika kita akan pindah?" Jawab mom
"pindah? Mom tidak pernah memberi tahuku jika kita akan pindah.."
Lagi-lagi sharron berkata dengan polosnya "iya, sayang.. Kita akan
pindah dekat rumah nenekmu di Atlanta.. karena rumah ini akan dijual"
jelas mom "Dijual? Kenapa mom? Kenapa harus dijual? Aku sudah suka
tinggal disini! Kenapa kita harus pindah?" Sharron tampak makin bingung
"Sstt..
Maafkan aku sayang aku tahu kau tidak mau pindah dari rumah ini karena
temanmu Justin bukan? Akupun sama sayang, aku tak ingin meninggalkan
rumah ini karena rumah ini adalah rumah kenangan mom bersama mendiang
dadmu.." Mom berkicau panjang lebar "lalu mengapa kau menjual rumah ini
mom?"
"Itu karena.. Karena aku.. Aku.. Aah.. Kau tak akan
mengerti Sharron. Sudah cuci kakimu dan tanganmu lalu kau makanalah, aku
sudah menyiapkan makanan untukmu.." Mom mengalihkan pembicaraan. "Tapi
mom..." Ucapan sharron belum selesai namun ibunya sudah mendesaknya
untuk sdgera cuci tangan dan kaki.
~Malam harinya..~
Sharron
termenung di depan jendela kamarnya. Melihat jutaan bintang dan bulan
yang bersinar. Hingga ia tak menyadari jika air matanya telah meleleh ke
pipi mulusnya.
"Dad.. Mengapa mom mau menjual rumah ini?
Bukankah ia bilang ini rumah kenangannya bersama dad? Lalu mengapa ia
ingin menjualnya dan pindah ke rumah grandma?" Sharron berbicara
sendiri, seolah ia sedang berbicara dengan mendiang ayahnya yang sudah
meninggal sejak 2 tahun yang lalu akibat kecelakaan. "Aah.. Ya, aku
harus berpamitan kepada Justin.. Tapi bagaimana caranya? Ini sudah malam
dan aku yakin dia sudah tidur. Jika esok, ham.. Aku tak yakin karena
Mom bilang kita akan berangkat pagi-pagi sekali, lalu bagaimana caranya
aku berpamitan dengan justin? Aah ya.. Aku tahu caranya!" Oceh sharron
sendiri. Ia segera meloncat menuju meja belajarnya, mengambil secarik
kertas dan menulis, walau tulisannya seperti ceker ayam.
Setelah
selesai menulis ia masukan kertas itu ke dalam amplop. "Besok sebelum
aku pergi, aku akan menaruh surat ini di dalam kotak pos rumah justin.."
December 24th 1999
1 days before chrismest
Sesuai
rencana. Pagi-pagi sekali sharron meminta izin kepada ibunya dengan
alasan ingin mengambil mainannya yang tertinggal di luar.
Setelah
mendapatkan izin sharron diam-diam datang ke rumah justin dan memasukan
surat yang ia buat tadi malam ke kotak posnya. Sesudah itu ia langsung
pergi karena takut terlihat oleh orang lain.
+++
15 tahun kemudian...
December 22th 2014
3 days before chrismest
Kini
kehidupan Sharron telah berubah total. Dari Sharron kecil yang masih
ingusan, kini ia telah menjelma sebagai gadis cantik, pintar, dan
berbakat berumur 20 tahun. Ibu sharron juga sudah menikah lagi dengan
bos perusahaan besar, dan itu membuat sharron hidup dalam kemewahan.
Pagi
ini, sahrron memutuskan untuk kembali ke kota asalnya Ontario dan
merayakan natal di sana. Ia teringat dengan surat kecil yang ia
berikannya kepada justin. Didalam sana ada beberapa janji sharron untuk
justin termaksud ia berjanji akan kembali menemui Justin saat Natal
tiba.
Dan belakangan ini ia juga mendengar jika justin
telah menjadi seorang superstar dunia. Awalnya ia sempat tak percaya,
karena setahunya justin kecil sama sekali tak memiliki bakat dalam
bidang apapun. Selain itu, menurut info juga justin sudah pindah dari
rumah kecilnya ke rumah yang lebih besar, yaitu di dekat jantung kota
ontario.
+++
@bandara
Sharron
melangkah dengan cepat seraya menyeret koper besarnya. Ia menghubungi
beberapa nomor, yang ayah tirinya bilang org itu akan menjemputnya
dibandara.
Tapi tiba-tiba saja, Sharron tak sengaja
menabrak seorang lelaki hingga membuatnya terjatuh. "Aah.. Maaf" kata
lelaki yang menabrak sharron dan berusaha membantunya berdiri. "Ya tak
apa.." Balas sharron mengangkat wajahnya yang sedari tadi tertunduk.
"baiklah.." Lelaki itupun berlalu pergi.
"Nona!" dalam
kejauhan Sharron melihat seorang pria tua melambaikan tangannya. Dengan
segera sharron menghampirinya. "Maaf nona. Nona sudah kesusahan
mencariku.." sesal lelaki tua itu "Tak apa.. ayo kita langsung saja
kehotel untuk menaruh barang-barang. Lalu sehabis itu kita bisa langsung
pergi.." jelas Sharron "Baik nona.."
---
Sharron
sudah menaruh barang-barangnya di hotel, dan kini saatnya untuk
berkeliling kota. Ia sangat bingung dengan jalan kota ini yang sudah
banyak berubah. Yang dulunya disana ada sebuah hamparan tanah luas
tempat anak-anak bermain bola, kini telah menjadi hamparan toko-toko.
"Maaf
tuan.. apahak kau tahu dimana alamar ini?" tanya Sharron ketika ingat
apa tujuan ia kesini "Oh.. bukankah ini rumah Justin Bieber si superstar
itu?" Kata supir "Ya.. kau kenal dia?" ucap sharron "tentu.. siapa yang
tidak kenal dia di kota sekecil ini.."
"am.. bisakah kau
mengantarkanku kesana?" pinta sharron "maaf.. tapi untuk apa?" tanya
supir "Aku ini teman semasa kecilnya. Dan aku memiliki janji
kepadanya.." jelas sharron "okay.. baiklah.."
+++
Mobil
berhenti didepan rumah besar. "inilah rumahnya nona.." jelas sang
supir. "baiklah.. kau tunggu saja disini. Aku akan masuk.."
BERSAMBUNG..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar