birth

More Info:: http://fantasticstory-fantastic.blogspot.com/2011/11/bagaimana-cara-membuat-icon-burung.html

Senin, 06 Februari 2012

marry me under the mistletoe #part16

Sharron Pov

Begitu berat rasanya jika aku harus meninggalkan kota Ontario, kota kecil dan berkependudukan sedikit yang penuh kenangan cintaku. Aku menuntaskan pemeriksaan Imigrasiku, lalu segera pergi keruang tunggu. Oh god, hatiku berkecemuruk, aku benar2 tidak bisa meninggalkan kota ini dan Justin. Aku masih mau di samping Justin, menikmati setiap jengkal sentuhan darinya. Aku bisa gila jika harus menjalani hubungan jarak jauh dengnnnya..

Ku ronggah tasku seraya terus berjalan, mencari-cari dimana ponselku
"U'uh.. dimana ponselku, kenapa tidak ada" gerutuku kesal.
Dan tiba-tiba saja, saat aku terus berjalan dan fokus menjari ponselku yang tak ku temukan..

'BRAK'

Aku menabrak seseorang. Tasku dan barang-barang orang yang kutabrak jatuh berserakan.
"A'am.. Maaf.. Maaf" sesalku  merapihkan barangku dan barangnya, ia menyetarakan tubuhku dan membereskan kertas-kertas yang berserakan jatuh.

"Kau tidak punya mata ya!" bentak pria itu dan setelah itu bangkit, akupun juga bangkit.
"Maaf aku tak sengaja.. Maaf.." sesalku
"Lain kali pergunakan matamu dengan baik!" ucap pria muda yang mungkin tak jauh denganku, tinggi, putih, berambut hitam, dan gayanya sedikit fashionable dalam balutan jas kerja lengkap dan membawa tas kerja, seperti menunjukan dia adalah seorang businessman.

Aku sedikit kesal dengan kata-katanya yang menurutku tidak tau etika itu. Apa dia tidak dengar jika aku sudah minta maaf? apa pendengarannya tersumbat sehingga tidak mendengar aku minta maah? apakah dia tidak tahu aku siapa?

"Maaf  Tuan. Tapi, apakah kau tidak dengar aku sudah minta maaf kepadamu!? Jadi aku rasa kau tidak pantas membentakku dan apalagi aku adalah seorang wanita. Apa kau tidak malu membentak seorang wanita didepan umum?" Akupun menjadi kesal dibuatnya

"Cih, kau memang harus dibentak agar tidak teledor lagi nona.." ledeknya dengan ekspresi seperti melecehkan

"Hay! Hati-hati kau jika bicara! Apa kau tidak tahu aku siapa hah!?" Akupun sudah mulai naik pitam
"Ya, aku tahu kau siapa! Kau yang berciuman didepan batas antara pengantar dan penumpang bukan? hah, aku rasa kau yang lebih tidak tahu malu noma" ketusnya

Mataku membesar ketika ia berbicara seperti itu, membuatku sedikit salah tingkah "Hay!k..kau.. kau.. uuh.. Kau pengusaha bukan? Apa nama perusahaanmu?!"

"Mau apa kau menanyakan itu?! sungguh tidak penting" Pria itu meninggalkanku dengan cepat aku pun berteriak
"Hay! HAY! jawab aku! Aku bisa membuat perusahaanmu itu mati bodoh!" gerutuku, tapi percuma karena pria itu tetap berjalan lurus dan tak menengok kearahku, awas saja jika aku bertemu dengannya lagi..

---

Sudah kurang lebih 1 jam aku ada di ruang tunggu bandara. Aku merasa bosan. Apalagi ditambah bertemu dengan pria yang kurang ajar itu, moodku jadi jelek dibuatnya.

+++

Petugas sudah mempersilahkan seluruh penumpang termaksud aku masuk kedalam kabin pesawat. Tapi, pemandangan tidak enak terjadi ketika aku baru saja ingin mengantri untuk masuk pesawat. Ada seorang pria yang sedang marah-marah tidak jelas kepada petugas, ia tampak seperti sedang menuntut sesuatu atau lainnya. Insiden ini membuat antrian para penumpang yang ingin masuk kedalam pesawat terhenti.

Dengan geram ku hampiri ketempat petugas.
"Ada apa ini? apa kalian tidak lihat para penumpang sudah mengantri? bagaimana keprofesionalan kalian sebagai petugas bandara?" geramku kepada petugas.

"Maaf Nona, tapi kami mohon kembali kebarisan anda.. Kami akan menyelesaikannya..." jelas seorang petugas yang memiliki perawakan gemuk dan berkulit hitam

"Cepat upgrade tempat dudukku! Aku membayar sesuai dengan harga executive class, tapi kenapa aku diberi nomor kursi Ekonomi class!" omel pria yang sedang bersiteru dengan petugas

"Maaf tuan, tapi di data kami anda membayar dengan tarif Economi class. Namun, jika anda ingin executive class anda harus membayar lagi tuan" jelas sang petugas

"Aku tak mau tahu! aku sudah membayar sesuai dengan tarif Executive class!"

Aku melihat wajah pria yang sedang marah-marah itu. Oh wait,  dia..dia.. pria yang menabrakku barusan,
"Kau?!" gumamku, lelaki itu bergedik ketika melihatku "hah, kau lagi.."katanya dengan ekspresi malas

"Cih.. Ternyata kau benar-benar tak tahu etika ya tuan. Marah-marah sampai membuat orang lain terganggu atas sikapmu! " ledekku
"Diam kau!"

"Sir, tolong upgrade orang ini.. Bayarannya masukan saja ke tagihan Rescopzer group" kataku kepada petugas
"baik nona" turut petugas itu

"Tidak! aku tidak perlu bantuanmu!" tolak lelaki itu
"Diam saja kau! apa kau tidak tahu jadwal keberangkatan terunduur karena kau!" bentakku
"Maaf nona, tapi aku bisa bayar sendiri semua kebutuhanku! aku tak minta kau membayar tiket pesawatku, karena aku bisa membayarnya sendiri!" dengan sombong laki-laki itu tetap bersih keras menolak tawaranku

"Masukan semua tagihan bayaran kekurangannya ke tagihan Georgi's group.." sambung pria itu kepada petugas
"Cih.. sombong sekali sikapmu itu tuan!" ledekku dengan nada mengejek


Akhirnya semua sudah ada di dalam kabin pesawat. Perasaanku yang tadinya sudah buruk ditambah buruk lagi oleh yang satu ini. Huh, kenapa pria ini harus duduk disampingku!? menjengkelkan sekali!

"Jaga jarakmu denganku!" ucapku judes dengan pria itu
"Tentu saja, aku juga tak ingin berdekatan dengan wanita aneh sepertimu!"

Ku acuhkan dia dan membuang mukaku ke arah jendela sampai pesawat lepas landas