Justin Pov
Huh.. Ada apa dengannya? kenapa mematikan telpon begitu saja padahal dia belum menjawab pertanyaanku..
Akukan kekasihnya! Apa dia tak tahu aku sangat merindukannya? Arrgh dasar Wanita!
"Justin..!"
Tiba-tiba suara yang tak asing ditelingaku menggema keseluruh ruangan
kamarku. Dengan segera aku yang tengah termenung di balkon kamar menjadi
menoleh lalu menghampiri asal suara, "Ya Mom.." Sahutku yang baru
sampai didepan pintu balkon, dan saat itu pula Mom sudah ada didalam
kamarku dekat tempat tidur.
"Kau kenapa hah?" Tanya mom
seraya duduk di tepi tempat tidurku. Ku hampiri mom dan ikut duduk di
sebelahnya lalu menghela napas panjang.
"Ceritakan
kepadaku apa masalah yang ada dalam benakmu.. Ini soal Beliebers? atau
yang lain?" ulang mom "Am.. Bukan.. Bukan Beliebers.." jawabku
"Apa
ini masalah Pekerjaanmu? Apa Scooter memberimu pekerjaan saat Natal
nanti?" Lanjut Mom "Bukan.. Ini bukan masalah Beliebers, Pekerjaan
ataupun yang lainnya.." Keluhku "Lalu?"
"Ini soal Sharron"
jawabku "Haha.. Memang kenapa dengan kalian? Bukankah kalian sudah
pacaran?" ungkap mom "Iya.. kami memang sudah pacaran, tapi.. tapi dia
mengabaikan telponku. Dia hanya berbicara sekilas lalu menutup
telponnya" keluhku lagi. Tiba-tiba Mom malah tertawa aku menatapnya
heran "MOM?!" lanjutku sedikit memekik
"haha.. Maafkan
aku. Tapi Itu hal yang wajar Sayang.. Dia manusia dan dia memiliki
kehidupan. Mungkin saja ia sedang ada urusan atau sedang menerima telpon
lainnya, apalagi kau dengarkan ceritanya tadi pagikan? Dia itu wanita
karir, Ayah tirinya mempersiapkannya sebagai penerus perusahaan milik
ayahnya itu" Nasihat mom panjang lebar
Aku berusaha
mencerna yang dikatakan oleh mom. Ya, mom memang benar! Sharron adalah
manusia biasa dan ia memiliki kehidupan sendiri.. "Tapi mom.. Dari mana
mom tahu jika kami berpacaran?" tanyaku penasaran
"Hah,
kau lupa? Kau pemilik rumah ini Justin! Dan kau sediri yang meminta
dipasangkannya CCTV pada sekeliling rumahmu ini.. Jadi bagaimana aku
tidak bisa melihat kalian yang sedang diluar, sedang bermain-main
ditengah salju, tidur-tiduran dan segala macam? Bahkan aku mendengar
bagaimana kau menyatakan perasaanmu kepada sharron.." Ledek Mom.
Wajahku
dengan seketika menjadi merah padam dan sedikit menunduk. Bagaimana
mungkin aku lupa dengan keadaan sekitar rumahku!? Dasar bodoh, pantas
saja mom tahu.. Aah Shit!
"Tapi.. Menurutku kau payah
Just!" ketus mom, aku menoleh ke arah mom tajam "Aku baru tahu jika
seorang Justin Bieber, anakku yang sangat dipuja oleh para gadis
ternyata ketika menyatakan cinta begitu payah bahkan ia samapi salah
bicara,, jika kau melihat tayangan ulang CCTV itu aku yakin kau akan
tertawa.." Lanjut ketus mom, wajahku semakin memerah dan tak bisa
berkata-kata lagi
"a..am..a.. mom.. kumohon jangan ungkit
itu lagi.." kataku masih meyembunyikan rasa maluku "kenapa? itu moment
bahagiamu bukan?" ledek mom "ya.. tapi.. tapi.." kataku gugup dan
menggaruk-garuk leherku yang tak gatal "Sudahlah sayang.. ini sudah
malam.. Tutup pintu balkonmu dan pergilah tidur.. Apa perlu aku
menemanimu tidur?" kata mom memotong pembicaraanku yang tak tahu mau
bicara apa
"TIDAK! tidak.. aku tidak mau.. aku sudah
dewasa dan usiaku bukan 14 tahun lagi! aku sudah 22 tahun mom!" Tolakku
"Okay.. kau benar! okay, mom keluar dulu ya.. Good Night" kata mom "Godd
night" balasku halus. Mompun keluar dari kamarku.
Ketika
mom keluar, dengan segera ku tutup pintu balkon lalu segera meluncur
ketempat tidur. Dan sebelum tidur, untuk menuntaskan rasa rinduku, ku
tuliskan sebuah pesan singkat untuk Sharron.
Justin Pov Off
Sharron Pov
Aku
masih bercengkrama dengan Cody. Kami bercengkrama santai, tak ada yang
terlalu formal. Walau itu menyinggung pekerjaan, cody dapat
menyampaikannya secara santai dan tidak formal, itu yang membuatku tak
bosan bercengkrama dengannya.
Ditengah Bercengkrama
ponselku bergetar menandakan adanya sebuah pesan, dengan segera aku
membuka pesan itu, ternyata itu dari justin. Ku baca pesannya
"Selamat tidur, semoga kau ada dalam mimpiku dan aku ada dalam mimpimu.. Aku mencintaimu..:)"
Astaga,
memang ini sudah jam berapa sampai-sampai ia sudah mengucapkan selamat
tidur. Ku lihat jam tanganku, ternyata ini sudah jam 10.30. Astaga..
"Ada
apa sharr?" tanya cody membaca raut wajahku "Am.. Cod, aku rasa ini
sudah larut. Dan aku harus kembali kekamarku.." kataku "Oh ya.. ya ampun
tak terasa sudah selarut ini.. ya sudah, silahkan jika kau mau
beristirahat" jawab cody juga melihat jam tangan yang menghiasi tangan
kirinya.
Aku dan Cody bangun dari tempat duduk bersamaan
lalu saling mengucapkan salam perpisahan. Cody memelukku, tapi aku
mengerti maksudnya adalah pelukan salam perpisahan.
BERSAMBUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar