birth

More Info:: http://fantasticstory-fantastic.blogspot.com/2011/11/bagaimana-cara-membuat-icon-burung.html

Rabu, 21 Maret 2012

You always be mine #part4

Justin Pov

   
     "Kapan kau akan pergi?" Kataku yang kini tengah duduk di pinggiran danau sekolah yang tak jauh dari lantai dansa Outdoor bersama Selena

   "Aku akan berangkat tanggal 26.."  jawab selena memandang lurus kedepan seraya melemparkan batu yang ada di tangannya ke arah danau

     "That would be..--"
       "Sunday."
    "Are you really serious to go? you bear to leave me alone?"
        "Im sorry. But yeah im so very serious to go.. This is the best for me.." 
   
       "Jadi, inikah yang kau inginkan selama ini?"

    "Yeah inilah yang aku inginkan sejak dulu kak. Menghabiskan hidupku yang singkat ini bersama para sesama pemilik hidup yang singkat" jawab selena melihat kearahku, aku menengokan wajahku. 

       "Cih.. Kau tahu. Kau ini terlalu bodoh untuk menentukan sebuah keinginan.." Celaku 

  "Apa maksudmu..?"
 
   "Ayolah Sel, disini masih banyak rumah kanker yang bagus untuk kau singgahi. Tak perlu kau harus pergi ke Italia hanya demi lari dari sebuah kenyataan.." Kataku.

Selena menunduk dan ia terkekeh kecil hingga pada akhirnya ia kembali menatap lurus ke arah danau yg memantulkan cahaya bulan dan cahaya lampu penerangan..


       "Aku hanya tak ingin terlalu merepotkan semua orang kak.. Terutama Mom, dad, kakak, Jazzy dan juga Jaxson. Kakak ingat, setiap penyakitku ini kambuh semua orang yang ada dirumah selalu dibuat panik olehku. Mereka selalu direpotkan karena aku yang harus terus bolak balik ke rumah sakit" 

     "Itulah fungsinya kau tinggal ditengah sebuah keluarga!"
   "Tapi dirumah kanker aku bisa mendapatkan penanganan lebih! dan selain itu aku juga bisa saling bersosialisasi bersama sesama pengidam kanker darah kak"
       
Aku hanya dapat terdiam. mempererat kepalan tanganku sampai-sampai berkeringat. Percuma aku terus menerus membujuknya agar tidak pergi, dia orang yang terlalu keras kepala untuk dibujuk. 

           "Okay.. jika keputusanmu sudah sangat bulat untuk pergi. Aku tak dapat menghalangimu lagi. Tapi, kau boleh pergi jika dengan dua syarat..." 

     "Apa itu?"

  "Yang pertama kau harus berjanji, dengan kau ada di rumah kanker nanti keadaanmu harus lebih membaik dari keadaanmu saat ini, dan yang kedua, kau harus tetap menghubungiku setiap harinya, memberitahuku bagaimana perkembanganmu selama disana..okay?" kataku seraya mengacungkan jari kelingkingku ke arah selena



      "Yeah.. Okay. Im promise..
selena menyatukan kelingkingnya ke kelingkingku


         "awas saja kau ingkari janjimu.. Aku akan menyuruhmu untuk segera kembali ke California saat itu juga.."
       "Ya.. hehe.. Terima kasih kau telah menjadi kakak yang baik untukku.. I love you" 
Selena memelukku sangat erat, dan tak lama setetes air membasahi pundakku. Aku membalas pelukan hangat dari salah satu adik tersayangku ini. 
          "Yeah.. Love you too.."


+++


         Aku dan selena kembali ke dalam, kembali membaur bersama teman-teman kami masing-masing. 
            Kami tak ingin terlalu lama ada diluar, karena selain angin malam tak cocok bagi selena, kami juga tak ingin ada yang salah paham karena melihat kami berdua tengah berduaan di tengah danau. Karena jujur saja selama ini satu sekolah kecuali para dewan guru tak ada yang tahu jika kami ini adalah saudara. 
         
----
       Aku berkeliling ke sekitar sekolah yang sepi ini. Berjalan-jalan entah ingin kemana tujuannya, hingga pada akhirnya aku melihat cahaya dari sebuah ruangan. Kenapa ruangan itu tak dimatikan lampunya? 
       Ku dekati ruangan itu, semakin dekat pada ruangan terdengar lantunan piano dan senandung suara indah yang tengah menyanyikan lagu 'You Can dari David Archuleta' . Semakin dekat aku dng ruangan itu semakin aku mengenal suara itu. Dari kaca terlihat seorang gadis berambut coklat dan bergaun pink sedang bermain piano di sana. Tunggu, apakah itu gadis yang kemarin? sepertinya iya.. 


       "Hay.." Sapaku ketika masuk ke dalam ruangan. Permainan pianonya dan suaranya berhenti 


"Kenapa berhenti? Lanjutkan saja.. Aku suka." Kataku seraya berjalan mendekati gadis yang masih belum jelas rupanya itu. 



~Laura Pov


        Astaga.. 
Suara itu, jangan bilang kalau....
Dengan perlahan ku beranikan diriku menoleh ke arah belakang. Terlihat sepasang sepatu supra berwarna abu-abu, lalu sedikit mendongak keatas terlihat celana bahan dan setelan jas modis dengan warna yang serasi dan.... 


    Astaga!!
Dengan segera ku kembalikan wajahku. 
 
      "Hay.. Kau tak dengar aku? Kenapa berhenti..? Lanjutkan saja.. Aku suka suaramu. Oh ya, anyway kau yang kemarin latihan bernyanyi disini juga kan?" Tanya Justin yang sepertinya berjalan semakin dekat ke arahku.

      Jantungku berdegub kencang. Astaga.. Astaga..astaga.. bagaimana ini? Aku belum siap untuk.. untuk.. arggh bagaimana ini. Ayo laura, berfikir.. 

           "Hay..? Aku bertanya kepadamu kenapa kau tak menjawabnya?" Tangan justin memegang bahuku yang terbuka dan tak menggunakan sehelai benangpun 

         "Aam.. Maaf aku harus pergi" kataku dengan suara yang dibuat-buat agar justin tak curiga dan segera berjalan meloloskan diri, namun saat itu juga tanganku di tarik oleh Justin hingga membuatku jatuh ke dalam dekapannya. 

          Pandangan mata kami saling bertemu, melekat satu sama lain. Jantungku yang sedari tadi berdegup kencang malah bertambah kencang. Oh shit!



~Justin pov


Deg!

Matanya.. Mata biru nan indah, mengingatkanku pada mata.... mata.. 'seseorang'
           "Matamu indah.." Pujiku. Kata-kata itu keluar dengan sendirinya, entah kenapa kata-kata itu bisa keluar dari mulutku


~ Author pov

Deg!

Tubuh Laura sudah tak sanggup menopang jantungnya yang sudah berdegub seperti bom yang ingin meledak! 


Dengan segera Laura stabilkan tubuhnya hingga berdiri tegap dengan sempurna. 
     "Maaf aku harus pergi" 
Secepat kilat Laura lari keluar ruangan musik itu, hingga tanpa sadar kalung yang berinisialkan huruf depan namanya terjatuh saat ia berlari.


        "Hay Tunggu!" cegah Justin namun sayangnya lari Laura lebih cepat. 
Justin melangkah beberapa langkah namun tanpa sengaja ia merasakan menginjak sesuatu, ia melihat ke balik sepatunya ternyata disana terdapat kalung berinisial 'L' ia mengambil kalung itu 


       "Kalung? 'L'.. Siapa gadis itu sebenarnya?" 
Gumam Justin

 

Minggu, 18 Maret 2012

You always be mine #part3

Still Laura Pov..

    Terlihat dari kejauhan Justin melirik ke arah kami, tapi sedetik kemudian pandangannya kembali kepada para gadis-gadis yang mengerubuninya, ia tersenyum kepada gadis-gadis itu, gerakan bibir dan bahasa tubuhnya seperti sedang memohon undur diri dari hadapan para gadis-gadis itu dan hasilnya benar saja, Justin tengah berjalan ke arah kami.

           "Hay whats up bro.." Kata Justin kepada Harry ketika ia sudah dihadapan harry, mereka melakukan salaman antar laki-laki.
             "Hay Caroline.. Nice to meet you" Sapa Justin seraya bersalaman dng Caroline
           "Hay Just.. Nice to meet you too" balas sapa Caroline

       Justin melirik kearahku, matanya yang indah tetap saja terlihat indah walau wajahnya ditutupi oleh topeng. Ia tersenyum dan aku membalasnya. Ia mengulurkan tangannya seraya berkata 'Hai' dan aku menyambut tangannya dengan senang hati. Jujur hatiku sangat senang ketika mendapatkan uluran tangan darinya. Rasanya jantungku berdegub begitu cepat hingga darah ditubuhku ini mengalir begitu cepat ke kepalaku.

           Justin berbisik kepada harry tapi aku tak bisa mendengarnya karena selain suara mereka begitu kecil, disini juga begitu bising akibat Sound Music nya yang bigitu kencang. Tapi aku dapat melihat harry tersenyum menyambut bisikan Justin, ia melirik Caroline sejenak lalu melirikku dng tatapan yang tak bisa aku artikan. Lalu ia mendekatkan mulutnya ke telinga Justin membisikan percakapan yang membuat aku penasaran..

        Percakapan santai terjadi antara Justin, Harry dan Caroline. Aku tak ikut dalam percakapan mereka, aku hanya dapat memilih untuk diam dan sesekali tersenyum tipis mendengar percakapan antara mereka.

           "Am.. Sepertinya aku harus pergi kesana.." Kata Justin di pertengahan Percakapan
         "OOh ya.. Never Mind.." ucap harry
              "Okay.. Bye Guys
        Justin pergi, menghilang diantara para kerumunan tamu yang hadir. Aku hanya dapat melihatnya sampai mata ini tak bisa melihatnya.

-----
            

     Kini acara ini sudah pada sesi pertengahan yaitu sesi dansa. Sesi acara yang ditunggu oleh Harry dan Caroline.
        Mungkin bagi seorang yang memiliki seorang pasangan ini adalah sesi acara yang sangat ditunggu-tunggu, tapi bagi seseorang Jomblovers sepertiku ini adalah sesi yang begitu membosankan dan begitu membuat hati iri. Huh, Kenapa sesi ini selalu ada setiap diacara Prom Nigtht?

      Ku lihat ke luar kaca jendela besar di sisi sebelah kiri ruangan ini. Gemerlap lampu remang-remang lantai dansa Outdoor terlihat dari sini. Beberapa pasangan sedang berdansa disana.

     Tapi hal yang mengejutkan terlihat ketika aku memusatkan pandanganku pada seorang pasangan yang diwajahnya sudah tidak menggunakan topeng. Darahku mendesir hebat, hatiku terasa sakit, air mataku mengembang.

         Disana ada seorang pasangan yang membuat hatiku melebihi dari kata panas, pasangan itu adalah si Kapten Basket dan si Kapten Cheersleader alias Justin dan Selena. Mereka berdansa begitu mesra, Selena merangkulkan tangannya di leher Justin dan Justin memegang erat pinggang selena.

        Pandangan mereka saat itu sedang saling bertemu, tapi sejurus kemudian selena meletakan kepalanya pada bahu Justin. Rasanya gelas yang berisi sirup berwarna merah yang tengah ditanganku ini ingin aku pecahkan sebagai pelampiasannya. Kenapa Justin dengan selena? kenapa tidak denganku? Apakah mereka pacaran?
          Oh shit, ada apa denganku? memang aku siapanya Justin hingga aku bisa seperti ini? Sudahlah Laura, Justin itu adalah mimpimu yang tak bisa kamu gapai. Kamu bukanlah cewe yang populer dan kamu bukan siapa-siapa, jadi mana mungkin bisa kau memiliki Justin, cowo yang super populer disekolah.

      Aku mengalihkan pandanganku ke arah yang berlawanan. Aku tak sanggup melihatnya lagi.
   
---

     Hatiku sakit, ruangan yang berAC kini seperti tak berfungi karena aku merasa sangat panas. Aku memutuskan keluar dari ruangan aula ini. Berjalan menelusuri koridor tanpa tahu kemana tujuanku sebenarnya.
   
      Ditengah-tengah penelusuranku. Tiba-tiba kakiku mengantarkanku pada suatu ruangan, ruang musik. Ruangan ini lampunya masih menyala. ku buka engsel pintunya dan ternyata tak terkunci, ini suatu keberuntungan. Ku masuk keruangan itu dan duduk di bangku piano. Jari tengahku mengarah kepada not yang berbunyikan nada 'Mi'. Lalu akhirnya sepuluh jariku memegang semua not yang ada.

Take me where I've never been
Help me on my feet again
Show me that good things come
To those who wait

Tell me I'm not on my own
Tell me I won't be alone
Tell me what I'm feeling isn't some mistake
'Cause if anyone can make me fall in love, you can

Save me from myself, you can
And it's you and no one else
If I could wish upon tomorrow
Tonight would never end

If you asked me, I would follow
But for now I'll just pretend
'Cause if anyone can make me fall in love, you can

Baby, when you look at me
Tell me what do you see?
Are these the eyes of someone
You could love?

'Cause everything that brought me here
Well, not it all seems so clear
Baby, you're the one that I've been dreaming of
If anyone can make me fall in love, you can
[ From: http://www.elyrics.net/read/d/david-archuleta-lyrics/you-can-lyrics.html ]

Save me from myself, you can
And it's you and no one else
If I could wish upon tomorrow
Tonight would never end

If you asked me I would follow
But for now I'll just pretend
'Cause if anyone can make me fall in love

Only you can take me sailing in your deepest eyes
Bring me to my knees and make me cry
And no one's ever done this
Everything was just a lie and I know, yes, I know

This is where it all begins
So tell me it will never end
I can't fool myself
It's you and no one else

If I could wish upon tomorrow
Tonight would never end
If you asked me I would follow
But for now I'll just pretend
If anyone can make me fall in love, you can

Show me that good things come
To those who wait



                  

          


You always be mine #part2


Laura Pov

        "Laura!"
Sebuah suara yang sudah sangat bosan kudengar menyerukan namaku dari arah belakang. Ku balikan badanku, well, seperti yang kuduga itu adalah Caroline. Dia mempercepat langkahnya dan sejurus kemudian ia sudah ada di hadapanku.
            "Ada apa?"
Tanyaku yang saat itu sedang membawa buku yang lumayan banyak di tanganku.
         "Sore ini apa kau ada acara?"
Balas tanya Caroline.
                "Em.. aku rasa acaraku sore ini hanya ingin mengerjakan semua tugasku.."
           "Good.. come, ikut aku.."
Dengan wajah yang berseri-seri, secara tiba-tiba caroline menarik tanganku dan membawaku pergi
              "Hay kita mau kemana! Hay lepaskan aku...!"
Seruku. Namun Caroline tidak mengubrisnya, ia terus menarik tanganku tanpa memperdulikanku yang tengah terseok-seok seraya membawa buku banyak ditanganku. Kejam sekali dia, apa dia fikir aku peliharaannya? -,-"

---

         Aku heran kenapa Caroline membawaku kesini, apa dia tidak tahu aku paling malas kalau harus ke sebuah butik seperti ini? Apalagi ia selalu menyodorkan beberapa dress satin kepadaku untuk dicoba, itu membuatku harus bolak balik masuk ke ruang pass.
               "Coba ini!"
Perintahnya seraya menyodorkanku dua buah dress dengan model yang berbeda, yang satu model dress  dan yang satu lagi model Organza lace dan satu lagi model Cocktail Empire.
                   "Aku tidak mau..! Ayolah, dirumahku juga masih ada banyak dress"
              "Coba saja dulu.. Lagi pula Ibumu bilang aku harus membuatmu tampil cantik esok malam.."
                  "Apa ibuku? kenapa kau sangkut pautkan ini dengan ibuku?"

               "Aku sudah bilang kepada ibumu jika kau akan ikut Prom night esok. Lalu setelah itu ibumu langsung menyuruhku kerumahmu, dan memberikanku kartu ini.. Ibumu sungguh sangat baik.." jelas Caroline, aku tercengang ketika melihat kartu kredit mom ada ditangan caroline. Kenapa bisa seperti ini?
                   "Huh.. Dia baik tapi juga terkadang bodoh.."gumamku
                        "Ya sudah coba ini dan perlihatkan bagaimana tampilanmu.."
Caroline mendorongku masuk ke ruang pass, itu membuatku dengan terpaksa harus mengikuti printahnya -,-


       Kini aku keluar dengan tampilan Cocktail Empire. Seperti sebelum-sebelumnya Caroline hanya bisa melihatku dengan tatapan orang yang sedang menilai, ia memutarkan tubuhku dan sejurus kemudian dia menggelengkan kepalanya. Dia kembali menyuruhku untuk masuk kedalam runang pass untuk mencoba dress berikutnya


       Dan kini aku keluar dengan tampilan Organza lace. Ekspresi Caroline tetap sama yaitu menilai, ia memutar-mutar tubuhku dan sejurus kemudian dia tersenyum dan mengangguk. Itu membuat hatiku senang karena dapat pergi lebih cepat dari butik ini.

                                                                           +++


Keesokan harinya..
Malam disaat Prom night..

     Setelah kemarin lelah berbelanja dengan Caroline. Malam ini adalah hari pembalasannya. Hari ini aku akan berangkat ke acara prom night dengan Caroline. Awalnya aku sedikit tidak enak dengan Harry karena seharusnya dia yang bersama Caroline, tapi Harry sendiripun berkata tak apa.


           Dengan dandanan yang simpel, memberikan perhatian khusus untuk mempertebal dandanan pada bagian mata dan rambut yang digerai dan diikal bawah aku sudah siap untuk berangkat ke Prom malam ini.

        "Kau tampak cantik sayang.."
Puji Mom yang tengah ada di rangkulan dad saat aku tengah bercermin di ruang tengah
           "Thanks Mom.." sahutku tersenyum senang atas pujian mom..
        "Tak disangka Laura kecil kita telah dewasa.." Sambung dad
              "Tentu saja.. Apalagi kini ia sudah mempunyai seseorang yang disukai" ledek mom

       Seketika aku tersentak dan aku rasa wajahku juga sudah memerah
          "A..a..aku belum punya mom!" Tugkasku
      "Tak perlu dipungkiri sayang. Wajahmu begitu merah. Lagipula kau sudah Dewasa, usiamu sudah 17 tahun jadi wajar saja kau menyukai seseorang.."
     "Tapi aku tidak punya mom!"
       "haha.. Okay, Im just kidding dear.."

      Tak lama kemudian sebuah klakson mobil terdengar dari luar rumah. Akupun segera keluar dan didapati mobil Ferrari Merah.
        "Mom dad! aku pergi dulu!" teriakku.

   "Wow.. You Amazing Laura.. So very beautiful.." Puji Caroline ketika aku masuk ke mobilnya
       "Thanks.." Ucapku gembira

   "Tapi ada yang kurang.. Kau belum siap untuk tempur menaklukan para lelaki di prom nanti"
     "ham.. What you mean? and What that?"

           "you're not wearing a mask. Belum lengkap jika kau tak menggunakannya karena tema prom kali ini adalah pesta topeng.."
        "Am.. Baiklah aku ambil dulu.." Baru saja aku ingin keluar dari mobil tiba-tiba Caroline menghentikanku

            "Tak perlu. Aku membelikannya untukmu.." Caroline mengeluarkan sebuah Tas belanjaan dari jok belakang mobilnya. Ku lihat isinya dan ternyata itu adalah sebuah topeng.

         "Wow.. Terima kasih Carol.. ini sangat indah" Ucapku seraya memeluk Caroline
         

Ketikkan teks atau alamat situs web atau terjemahkan dokumen.
Batal

+++


        Musik kelasik sudah terdengar dari Luar pintu aula sekolah tempat akan diadakannya Prom. Pintu masuk terbuka, dan wow.. Ini membuat mataku takjub. Sebuah ruangan besar yang Multifungsi ini disulap seperti sebuah ruangan yang dipikirkan oleh Author.. #eh ngaur# seperti sebuah ruangan mewah nan megah yang ada di sebuah istana negeri dongeng

     "Hay.."
Sebuah suara bas terdengar dan sebuah tangan memegang bahuku dan Caroline dari arah belakang. Dengan sontak kami berdua menoleh.
       "Hay Dear.." Sapa Caroline
          "Hay Harry"
    "Bagaimana kau dapat mengenali kami?" tanya Caroline
        "Mudah saja sayang, dengan melihat postur tubuhmu yang seksi saja aku bisa tau kalau itu adalah kau.."

         "Huh pikiranmu ini -,-. Hay, apakah dia akan datang sesuai rencana?" Kata Caroline sedikit berbisik
       "Ya.. dia sudah datang. Dia ada di antara kerumunan wanita-wanita yang ada disana" Harry menunjuk kepada kerumunan gadis-gadis itu dan setelah dilihat-lihat diantara kerumunan gadis-gadis itu ada seorang laki-laki tinggi menggunakan setelan jas abu-abu yang sangat amat modis. Yaaa.. Siapa lagi, itu adalah Justin.. Huh, aku ingin kesana tapi aku malu untuk menghampirinya lebih dahulu.






            Ini topeng yg dipakai laura.. :D



Ini gaun yg dipakai oleh luara..

You always be Mine #part1

Mentari pagi mulai naik ke permukaan langit. Kicauan burung juga terdengar seperti menyambut datangnya pagi hari ini. Kilauan cahaya mentari menerobos masuk melalui celah gorden jendela ke dalam kamar yang begitu modis milik gadis berusia 17 tahun, Laura Morina Anguilera Avanger.

          Gumaman ala bangun tidur terdengar dari mulut Laura yang juga tengah merenggangkan tubuhnya.

           ”Laura! Bangun sayang! Kau sudah terlambat untuk ke sekolah!”
 Sebuah suara wanita yang tak asing bagi Laura pun terdengar begitu samar di telinga.

Dengan segera Laura melirik jam Weker yang ada di sebelah ranjangnya dan matanyapun membesar ketika mendapati jam wekernya sudah menunjukan pukul 07.15 Am.

          ”Oh My.. shit! Ternyata jam ini tak berguna!”
 gerutu Laura dengan kesalnya seraya lompat dari tempat tidurnya menuju ke kamar mandi.

                                                            xxxSKIPxxx

            Dengan langkah cepat gadis beraksen campuran latin dan Amerika ini menuruni satu persatu anak tangga.
            ”Kau tidak sarapan dulu sayang?” Tanya Wandy Avanger, ibu Laura.
            “Am.. Tidak terima kasih mom. Aku sudah sangat terlambat, bye mom!” Sahut Laura seraya pergi menuju mobil.

        ”Hay sayang.. Kau sudah siap?” sapa William, ayah Laura
        ”Hay dad.. tentu, aku sudah sangat terlambat”
        “Okay.. okay...”
Dengan cepat mobil Mersedz berwarna hitam melaju dengan kecepatan sedang keluar dari garasi rumah.

+++

         “Thanks dad..” Kata Laura ketika ia sampai didepan pintu gerbang Senior high school of California
         “Okay.. am ya. Mungkin aku tak bisa menjemputmu. Aku akan pulang lembur akhir-akhir ini.."
            "ooh.. okay"
          "semoga hari menyenangkan sayang ” Dad memberi senyuman kepada Laura lalu mengecup kening putrinya.
              "Yeah.. thanks dad. Bye"
Dengan gerak cepat laura turun dari mobil dan melangkah ke dalam sekolah.

----
                 "Laura!"

           Baru saja Laura melangkah di lorong sekolah, suara panggilan yang lumayan nyaring hinggap di telinga Laura dan dengan segera laura menoleh ke asal suara di belakangnya itu.
                  "Laura!" Seorang gadis beraksen Amerika kini sedang berlari mendekati Laura
                      "Hay Carol.. Ada apa?" Sambut Laura. Caroline, salah satu sahabat Laura. Carol sampai di hadapan Laura, ia menenggerkan lengannya dibahu Laura, napasnya begitu cepat hingga hembusan napasnya terdengar.
                  "Owh.. Laura.. Kemana saja kau? apakah kau tahu aku mencarimu sejak tadi!" omel Caroline
                        "Maafkan aku.. Aku baru saja datang. Memangnya ada apa?"
                  "Aah.. Ini.. kau baca.."
 Caroline menunjukan sebuah selembaran seperti poster. Laura melihatnya dan tanpa berkata apapun lagi ia langsung membaca poster itu, disitu tertera bahwa akan diadakannya Prom Night yang bertemakan pesta topeng .
                   "Apakah kau akan datang? itu akan diselenggarakan esok.."
                         "Hah esok? kenapa cepat sekali?
                    "Entahlah.. baru tadi panitia menyebarkan poster ini.. Apa kau akan ikut?"
                           "Amm.. aku rasa tidak. You know, Im single.." tolak Laura,
                   "single doesn't mean you can't go to prom right??" sahut Caroline lagi, kali ini mereka seraya berjalan menuju kelas

                          "Ya I know, But You Know, prom identik dengan pasangan kekasih.."
                    "Who says? Acara prom juga dapat menyatukan dua orang yang single untuk bersatu.."
                           "Yeaah but i'm still not want go to prom.. Aku tak tahu akan datang bersama siapa nanti ke acara ini.."
                     "with me?"
                           "Oh Caroline. Aku tak mungkin menghancurkan kesempatan acara Harry untuk mengajakmu kencan.."
                      "I believe he can Understand.."
                            "Okay.. I know he can understand. Tapi aku tahu kau pasti tidak dapat menahan kemesraan kalian yang membuat aku menjadi cemburu sebagai seorang single.."
                      "Come on Laura.. turuti kemauanku kali ini saja.. Ini acara yang sangat ditunggu-tunggu ketika menjelang kelulusan dan aku mau kau ada..please.." Caroine mulai memasang muka puppy face nya dan itu membuat hati Laura luluh ketika melihatnya
                            "Owh.. Okay.. aku akan ikut"
                        "Yey.. Thanks.. Kau memang sahabatku " dengan sepontan karena terlalu senang Caroline memeluk laura dengan erat
                              "Lepaskan aku Carol! uhuk kau bisa membuatku tak jadi untuk pergi ke prom nanti"
                          "owh.. jangan..!" 
                                    "haha im just kidding"              

           Tak lama Mr. Malfoy, salah seorang guru super membosankan di sekolah ini masuk untuk menyampaikan materi.

+++

           Jam istirahat yang dinantipun datang. Semua siswa berhamburan keluar dari kelas bagaikan ombak pasang.
          Sedangkan Laura dan Caroline, mereka sama seperti siswa lainnya yang berhamburan keluar dari kelas setelah melewati berjam-jam duduk manis untuk mendengarkan materi dari guru pengajar. Tujuan utama mereka pertama kalinya adalah kantin sekolah. Caicing-cacing yang ada didalam perut mereka sudah bersorak-sorai untuk diberi asupan.

----

           Sejauh mata memandang tak ada satupun tempat duduk yang kosong untuk Laura dan Caroline. Semua telah terisi oleh siswa-siswa lainnya.
               "Laura! Caroline!"
 Tiba-tiba dari arah kanan ada yang menyerukan nama mereka, dengan segera mereka menoleh kearah suara. Ternyata di pojok sana sudah ada Harry, kekasih caroline. Ia melambaikan tangannya seperti memberikan aba-aba untuk kesana. Tanpa basa basi mereka berdua segera meluncur ke tempat Harry.

            Ternyata setelah didekati harry tidak sendirian. Ia bersama Justin, cowo paling popular di sekolah ini. Pesonanya mampu memikat puluhan wanita di sekolah ini termaksud Laura. Laura menyukai Justin, karena selain tampan dan juga ia adalah Kapten basket di sekolah ini, Justin termaksud orang yang asik, ramah dan juga tipe idaman Laura .

            Seperti biasa jika caroline dan harry bertemu, pemandangan yang akan Laura dapati adalah ciuman mesra dari mereka berdua dan jujur itu membuat Laura merasa iri. Caroline duduk di sebelah Harry, sedangkan Laura bingung ingin duduk dimana. Tempat duduk yang satu-satunya kosong adalah di samping Justin. Tapi Laura canggung untuk duduk disitu, ia tahu pasti jika ia duduk di samping Justin ia akan menjadi salah tingkah.

                   "Sudah duduk saja.. Tak usah canggung seperti itu" Kata Justin Tiba-tiba.
        Dengan segera Laura menatap Justin dan mendapatkan jika Justin sedang memperhatikan dirinya. Tanpa berpikir panjang tapi masih malu-malu Laura segera duduk di sebelah Justin dan memakan makanannya.

Ditengah pembicaraan..
                 "Hay Just.. Prom kali ini kau akan datang bukan?" Kata Harry ketika sedang mengalihkan pembicaraan, harry mengalihkannya karena melihat Justin hanya diam saja sedari tadi.
                       "I dont know.. Maybe no"
                    " why? kau laki-laki yang paling dinanti kedatangannya.."
                        "Aku tak memiliki pasangan untuk kesana dan aku juga malas.."
                   "Ayolah.. Ambil saja salah satu gadis di sekolah ini. Aku yakin tak ada yang menolak ajakanmu"
                          "cih,, Gampang sekali kau bicara.. Pikirkan saja tim basket kita bodoh! kalau masalah seperti itu kau lihat saja nanti..!"

                     "Kalian ingin tanding bersama siapa lagi?" Laura kini buka suara sekian lama tak bersuara
                          "kita akan bertanding dengan tim Zayn.. Mereka musuh kami!" jawab Justin melirik kearah meja paling depan yang tengah dikerubungi oleh para lelaki yang sedang asik bercanda tawa. Laura, harry an Caroline juga melirik ke arah yg sama.
                       "Kapan kalian tanding?"
                            "dua hari sesudah Prom night.." jawab Harry
Laura hanya dapat melihat kearah zayn dan kawan-kawan yang tengah asik bercanda gurau. Dalam benaknya berkata, 'jadi dia adalah musuh Justin?'

+++

        Jam makan siang telah usai, seluruh siswa termaksud Laura, Caroline, harry, dan Justin berbondong-bondong masuk ke dalam kelas masing-masing.
        Seperti pertama bertemu, Caroline dan harru pasti meninggalkan cap bibir mereka di pipi masing-masing pasangan yang tengah dimabuk oleh cinta ini. Sedangkan Justin dan Laura hanya bisa saling diam menyaksikan pemandangan sahabat mereka itu.

+++

         Jam sekolah telah usai. Namun, walau jam sekolah telah usai Siswa siswi harus mengikuti kegiatan diluar jam sekolah.
        Laura, yang mengikuti kegiatan kelas musik pun dengan segera menuju Ruang musik yang berada dilantai dasar sekolah ini. Ia berjalan menelusiuri lorong koridor sekolah, namun tanpa sengaja ia melihat pintu lapangan basket Indoor terbuka dan disana terdengar sorak sorai yang sangat meriah. Dengan perasaan penasaran Tim siapa saja yang tengah tanding saat ini, Laura menyempatkan untuk masuk ke dalam ruangan itu.
       Setelah dilihat ternyata kali ini Tim Justin sedang mengadakan latihan. Namun, walaupun ini hanya latihan, tetap saja lapangan Indoor ini penuh dengan para penonton yang dominan adalah gadis-gadis. Wajarlah.. Tim yang satu ini boleh dibilang adalah tim yang sangat diidolakan oleh para siswi disini, selain tim ini digawangi oleh Justin disini juga ada Harry, Avan,  Daniel, Gray, dan lainnya

       Karena merasa ini masih terlalu cepat untuk masuk ke kelas musik, Laura memutuskan untuk melihat latihan Tim Justin sebentar.

        Laura mulai larut oleh tontonannya saat ini hingga ia lupa jika seharusnya ia sudah harus pergi ke kelas musik. Ia pun melirik ke arah jam tangannya dan jam sudah menunjukan pukul 14.56 dan itu artinya dia akan terlambat. Dengan segera dia berlari keluar dari lapangan basket Indoor itu menuju ruang Musik.

---

      Ketika sampai diruang musik..
         "Maaf Madam aku terlam.."
belum sempat melanjutkan perkataannya Laura sudah memasang wajah bingung dan merasa aneh. Jelas saja, entah mengapa ruangan yang biasanya sudah dipenenuhi oleh banyak orang kini sepi seperti sebuah pemakaman. Hanya ada sebuah Piano hitam kelasik, alat musik yang biasanya Madam Lauren (guru musik Laura) gunakan untuk mengiringi muritnya dan beberapa alat musik lainnya di ruangan ini. 
             Laura memberanikan diri duduk di bangku pemain piano itu dan salah satu jarinya menekan salah satu not yang ada di piano tsb. Kini sepuluh jari Laura sudah ada di Not dan dengan lentik serta lihai jari-jari itu menari-nari di Not itu hingga menghasilkan sebuah nada.. Mulut Laura juga kini sudah mulai terbuka, ia mulai bernyanyi


I’ve always been the kind of girl
That hid my face
So afraid to tell the world
What I’ve got to say
But I have this dream
Right inside of me
I’m gonna let it show
It’s time to let you know

to let you know

This is real
This is me
I’m exactly where I’m supposed to be now
Gonna let light shine on me

Now I’ve found who I am
There’s no way to hold it in
No more hiding who I wanna be
This is me


Do you know what it’s like
To feel so in the dark
To dream about a life
Where you’re the shining star
Even though it seems
Like it’s too far away
I’ve got to believe in myself
It’s the only way


This is real
This is me
I’m exactly where I’m supposed to be now
Gonna let light shine on me
Now I’ve found who I am
There’s no way to hold it in
No more hiding who I wanna be
This is me

....
....
Justin pov

       Huft.. Lelah sekali. Sial sekali aku harus bermain kucing-kucingan bersama para gadis-gadis itu. Haa.. mereka menyusahkan.

         Hay, tunggu. Suara indah apa itu? Seseorang sedang bernyanyi? Indah sekali suara dan nyanyiannya,, Aku suka..
           Ku ikuti asal suara dan ternyata itu bersumber dari ruang musik. Ku dekati ruangan itu, kulihat dari jendela ada seorang gadis yang tengah bernyanyi sendirian didalam sana. Namun wajahnya tak terlihat karena terhalang oleh rambut coklatnya yang indah. Baru saja ingin ku dekati pintu masuk ruang musik itu, tiba-tiba..


                "Oh.. Itu Justin!" triak seorang gadis,
ku lihat kearah kekerumunan gadis-gadis yang tengah berlari ke arahku. Oh shit! Ini hal yang sangat membuatku muak.. Ku belari menghindari para gadis2 itu


Laura Pov

      Suara langkah kaki cepat nan banyak dan menyerukan nama Justin terdengar dari luar membuat permainan pianoku terhenti. Apa Justin? Justin ada di dekat sini? Ah sudahlah.. hanya lewat. Ku lirik jam tanganku ini sudah pukul 15.15.. Mungkin latihan diliburkan. Ya sudahlah aku pulang saja.

Justin pov

       Akhirnya aku dapat benar-benar terbebas dari gadis-gadis itu. Aku heran, aku bukan artis ataupun superstar tapi knp aku diperlakukan seperti aku adalah seorang superstar?

Aku berlari kembali keruang musik melihat siapa tau gadis itu masih disana.          Oh ya aku lupa.. Gadis itu, aku belum melihat siapa gadis itu. Siapa gadis yang memiliki suara indah itu. Ku masuk ke ruangan itu, tapi yang aku dapatkan hanya piano klasik hitam yang dimainkan oleh gadis itu.

"Hallo.. Anybody here?"  Seruku
Tak ada yang menjawab. Tak ada seorangpun disini, ia sudah pergi.. Oh sial! Jika saja tak ada gadis-gadis diluar tadi aku bisa tahu siapa gadis itu... Argh Shit!


                                                 Laura Morina Anguilera Avanger..

                                                             Laura Playing Piano..