"Sharron.." Kataku seraya bangun dari tempat dudukku "Ya.., Hay, Kau
mau kemana?" jawabnya singkat "Maukah kau mengulang kejadian 15 tahun
yang lalu?" Ku ulurkan tanganku tepat ke arah sharron "Maksudmu..?"
tanyanya lugu "Bermain Salju?" Ku naikan sebelah alisku.
+++
Author Pov
Sharron
dan Justin berjalan-jalan ke halaman belakang rumah yang begitu luas.
Mereka berdua sama-sama menggunakan baju dinging yang menghangatkan
tubuh mereka.
Dan tiba pada akhirnya mereka tiba di sebuah
ayunan halaman belakang. Mereka duduk disana dan kembali bercengkrama
santai. "Kapan kau akan kembali ke Atlanta?" Tanya Justin melihat
samping wajah Sharron yang menghadap lurus kedepan "Aku hanya 2 minggu
disini" Jawab Sharron, kali ini ia menunduk dan menggesekan kakinya ke
tanah yang diselimuti salju tebal
"Kau merayakan natal
disini?" Tanya Justin lagi "Ya.. aku merayakan Natal disini" Sekarang
Sharron menghadap ke arah Justin dan tersenyum kecil "Sendirian?"|
"Emm.. Ku pikir tidak" Sharron memutar bola matanya seraya trs tersenyum
dengan jenaka
"Lalu dengan siapa?" Justin terus menyecar pertanyaan ke sharron "With You!" jawab sharron singkat.
Justin
langsung menatap dalam ke arah mata sharron, Hatinya bahagia karena
gadis yang ia sukai akan melewatkan natal dengannya "Sungguh?" Justin
masih tidak percaya, Sharron menganggukan kepala
"Kenapa?
kau tidak senang ya?" kata Sharron dengan nada sedih "a'am.. bukan..
bukan begitu.. aku malah senang kau bisa melewati natal bersamaku.. Ya,
aku sangat bahagia melewati natal bersamamu, Gadisku" tungkas Justin dan
memelankan nada suaranya diakhir perkataan.
Sharron
menatap tajam Justin, ia mendengar kata 'gadisku' dari bibir Justin
ketika berbicara dengannya. "aa.. maksudku.. maksudku.. pacarku.. oh
astaga maaf.. maksudku.. ya tuhan.. sahabatku.. aargh.. maksudku--"
Perkataan Justin yang gelagapan dan tak bis di kantrol terhenti karena
jari telunjuk sharron memberhentikannya. Jari telunjuk itu ditempelkan
ke bibir manis justin
"Berbicaralah dengan jelas.. katakan
yang ingin kau katakan!" Dengan lembut Sharron berbisik. Hati Justin
luluh, ia tak bisa menahannya lagi "aarrgh okay" erang justin yang kini
memegang tangan Sharron dan berlutut di bawahnya.
"Sharron..
A..aku tak tahu mengapa, sudah kucoba untuk menghilangkan bayanganmu
dari pikiranku dengan berjuta-juta cara termaksud mencari gadis2 yang
menurutku mirip denganmu. Tapi tak tahu mengapa aku tak bisa! Mereka
memang mirip denganmu tapi itu hanya dari fisik! bukan hati, sikap,
dan.." Justin tak bisa melanjutkan perkataannya yang sangat cepat, ia
terengah-engah dan ia juga kehabisan kata-kata
"Dan apa Just?" sharron mengulang perkataan Justin
"Dan
tatapanmu.. Aku tergila-gila dengan tatapanmu yang dapat masuk hingga
titik terdalam hatiku. Dan asalkan kau tahu, aku bisa seperti ini juga
karena kau. Aku sangat ingat potongan kalimat di surat kecilmu 15 tahun
yang lalu yaitu 'Jika kau kembali menemuiku di Ontario, kau ingin
melihatku mempunyai pestasi'. Aku termotivasi dari kalimat polosmu itu.
Sekarang kau lihat? aku punya segudang prestasi., Itu berarti,"
lagi-lagi kata-kata justin terputus
Sharron menunggu kata-kata selanjutnya yang akan terlontar dari mulut Justin.
"Itu
berarti.. berarti.. bolehkah.. argh maksudku.. maukah kau menjadi
gadisku? gadisku yang akan selalu disampingku.. Pacarku?" lanjut Justin
Sharron yang ada di atas ayunan, tepat diatas Justin. Menatap pancaran tulus dari mata hezel Justin. "Maukah?" ulang Justin.
Sharron
menunduk malu dan tersenyum sumeringah, dan sejurus kemudian ia
mengangguk "Ya.. aku mau" jawab sharron tanpa berpikir panjang.
Sharron Pov
Inilah
kata-kata yang paling kutunggu sejak lama. Kata cinta yang tulus dari
seorang lelaki, seperti Justin. Aku mencintai Justin sejak dulu, untuk
itu aku berjanji akan kembali menemuinya.
Justin
tak kalah sumeringahnya denganku ia berdiri dari tempatnya dan
mengajakku berdiri juga. Ia peluk tubuhku dan memutar-mutarkannya hingga
aku pusing dan memberontak di dalam dekapannya
"Justin ku
katakan sekali lagi BERHENTI!!" bentakku sudah mulai pusing dan takut.
Sejurus kemudian tubuh kami berdua terjatuh ke salju tebal yang lembut
dengan posisi aku berada di bawah tubuh Justin.
wajah
Justin tepat di dadaku, tepatnya di dekat detak jantungku. Telinganya ia
tempelkan tepat di suara detak jantungku yang berdegup dengan keras.
Dan ia bernyanyi
ohhh put my ear to your chest Baby
I hear melodies when your heart beats
Baby it sings to me like Fa la la la la, fa la la la la
Baby I hear melodies when your heart beats
Baby it sings to me like Fa la la la la, fa la la la.
BERSAMBUNGGGG...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar