@Night
Awalnya aku tak yakin untuk datang,
tapi, aku harus datang. Aku tak mau penyesalan datang lagi di benakku.
Walau mungkin hatiku akan kembali sakit tapi aku harus bisa, aku yakin
inilah kebahagiaan untuk Caitlin. Ya aku harus bisa..
++++
Rumah minimalis yang lumayan besar ini adalah tempat acara pertunangan Caitlin dengan Louis.
Ini
bukan rumah Caitlin, tapi rumah Louis. Dari luar tampaknya rumah ini
begitu ramai. Ku masuk ke dalam, dan benar saja, dari luar sudah tampak
ramai apalagi dalamnya, begitu gaduh dan bising. Banyak tamu-tamu yang
berpakaian formal berlalu lalang.
Aku berusaha mencoba
mencari teman-teman semasa SMA, mungkin saja mereka di undang oleh
caitlin. Tak lama, terlihat segerombolan pria maskulin di dekat kolam
renang. Di antaranya terlihat wajah yang tak asing di mataku, yaitu
Ryan, Chaz, Grey, Avan, Zayn, Harry, Liam, Niall, dan cody. Ku hampiri
mereka.
"Hay bro.."
Sapaku ketika menghampiri mereka.
"Hay
bro..." Mereka membalasnya dengan bersamaan hingga menimbulkan
kebisingan suara bass laki2 sesaat didekat kolam renang. Aku menyalami
mereka satu-satu dengan ala pria.
"Kau datang.. Aku kira kau tak akan datang.." Ucap Avan
"Aku sudah diundang, jadi tak sopan bukan jika sudah di undang tapi tidak datang.. hha" jawabku santai
"oh ya.. Anyway.. Kemana Jasmine? Kau masih berpacaran dengan Jasmine kan?" Sambung Zayn
"aa'm.. Tidak, aku sudah putus dengannya.."
Ada nada yang tak ingin ku dengar yaitu 'owww...' dari teman-temanku. Mereka tampak seperti mengejekku..
"Berapa lama kalian pacaran?" tanya Ryan
"sekitar Satu tahun.."
Obrolanpun
semakin menjalur soal hubunganku dengan Jasmine dulu dan aku
menjawabnya dengan hati-hati, ku berusaha menjelaskan tanpa membuka yang
sebenarnya terjadi.
Sejurus saat kami tengah mengobrol,
pasangan yang akan bertunanganpun menghampiri kami dan menyapa.
Pandanganku saat itu juga terpusat ke arah Caitlin, malam ini ia begitu
cantik dengan gaun mewah nan simple, ia tampak dengan setianya
mendampingi louis, tangannya selalu tergandeng di tangan louis, tak
pernah sekalipun terlepas seperti direkatkan oleh Lem Powerblue..
"Hay Guys.." Sapa pasangan itu..
Caitlin
tampak melirikku sebentar, aku tersentak karena dia sedikit tersenyum
kepadaku, namun tak lama pandangannya kembali ke arah kepada yang lain.
"Kalian begitu membuat kami merasa Surprise atas pertunangan kalian.. " Ucap Niall
Ya begitu surprise, Sampai-sampai membuatku sempat jantungan.. Ya, kalian berhasil membuatku jantungan Caitlin, Louis..
"Hehe..
Bukankah kalian tahu jika kami berdua berpacaran sudah sangat lama..
Jadi tak salah kan kalau kami bertunangan.. " jawab louis
"Ya.. Tapi kami tak akan pernah percaya jika kalian bisa sampai seperti ini.." lanjut Niall
"hha,,, Bukankah dunia ini memang penuh dengan kejutan?" timpal Caitlin
Tengah bercanda gurau, seorang wanita paruh baya menghampiri caitlin dan louis seraya berkata
"Acara inti akan segera dimulai nak.."
Merekapun pamit undur diri kepada kami dan pergi mengikuti wanita paruh baya itu.
Mic
dari atas panggung tak jauh dari kolam renang mengumumkan bahwa acara
inti akan dilakukan.Caitlin dan Louis naik ke atas seraya masih
berpegangan. Acara tampak seperti acara pertunangan, yang diisi kata
sambutan lebih awal lalu pasangan saling bertukar cincin, setelah
bertukar cincin, mereka bercumbu. Saat terakhirlah yang membuat dadaku
kembali sesak seperti dunia ini sudah kehabisan oksigen.
'Kenapa
bukan aku saja yang ada di posisi Louis saat ini..? Kenapa aku begitu
bodoh untuk menyadari jika Caitlin lah yang bisa memberiku cinta yang
murni? Kenapa aku begitu Bodoh!?' Jeritku dalam hati.
Caitlin
dan Louis turun panggung setelah mereka memberikan sepatah kata untuk
tamu yang hadir. Aku memisahkan diri dari teman-temanku menuju
kepinggiran yang lebih sepi.
Tak lama, aku melihat jika
Caitlin dan Louis menghampiri kembali teman-teman. Mereka bercengkrama
dan sesekali tertawa. Tampak dari tempatku jika Zayn sedang menjitak
kepala Louis. Caitlin tertawa lepas dan tampak sangat bahagia, bahkan
tampak lebih bahagia ketika ia bersamaku dulu..
Pandanganku
terus tertuju dan terpusat pada Caitlin, hanya dia. Sejurus kemudian,
Caitlin membalikan badannya ke arahku, tawanya lenyap seketika ketika
melihatku yang tengah berdiri sendirian seraya membawa gelas berisi
minuman berwarna hijau ditanganku. Ia berbisik sebentar kepada Louis,
dan Louis juga melihat kearahku, sekejap kemudian Louis mengangguk dan
tersenyum tipis.
Terlihat Caitlin ingin menghampiriku. Gaunnya yang panjang membuatnya terpaksa harus mengangkatnya sedikit.
""Hay.." Sapanya ketika mendekat ke arahku, aku membalasnya dengan senyuman.
"Long time not see ya?" ucapnya,
Aku tersenyum tipis lagi dan mendesah "Yeah,,"
"Anyway, Can we talk together? In there..?" katanya melirikan kepalanya ke pojok kolam renang. Aku mengangguk, dia berjalan duluan didepanku, aku mengikutinya.
Kami
berdiri di pinggir kolam renang. Cukup lama kami saling diam, entah apa
yang ingin dibicarakan. Tidak ada obrolan sama sekali.
"well, Apa yang ingin kau bicarakan?" Tanyaku
"Kemana saja kau?" balas tanyanya
"Maksudmu?"
"Kenapa kau tidak terlihat semenjak kelulusan?"
"Aku sibuk belakangan ini.."
"Anyway, congrats ya.. Maaf waktu itu aku melarikan diri" Caitlin menjulurkan tangannya
"What you mean? I not understend"
"Jasmine.. anyway, where is she? Aku tak melihatnya sejak aku melihatmu"
"cih.. Kami, sudah berakhir.." ucapku ketus seraya memasukan tangan ke saku celana. Caitlin menurunkan tangannya
"Ups.. Sorry. I dont know.."
Aku tersenyum tipis. Kembali terjadi kediaman diantara kami berdua.
"Kau tahu.. Yang seharusnya mengatakan selamat itu adalah aku.."
"hha.. yeah.."
"Kau juga harus tahu.. Perasaanku tercampur aduk ketika aku harus berkata selamat untukmu dan.. Louis"
"Justin..--"
"Begitu
susah.. Bahkan begitu susah melebihi aku harus terbang ke langit.. I'm
Broken.. Do you Hear me?" Entah apa yang merasukiku hingga dapat
mengeluarkan isi hatiku. Aku tak menemukan control dalam diriku.
Caitlin hanya dapat diam membisu.. dia tersenyum sungging
"Aku
memang tidak tahu semua itu Justin. Tapi, kau juga harus lebih tahu,
jika perasaanku lebih hancur dari yang lebih kau rasakan saat ini,
ketika kau menghianati cintaku Justin..!" ucapnya
Aku
terdiam, pikiranku memutar balikan waktu dimana saat aku memutuskan
untuk berpisah darinya. Di pantai, duduk bersama, berbicara dan dia
pergi..
"Cait..--" lirihku
"Dan, hatiku
tersayat seribukali lipatt seperti dicincang-cincang saat melihat mu
ditaman bersama Jasmine.. Itu lebih sakit just, lebih sakit dari
sekarang yang kau alami.." sambung caitlin dengan begitu berkobar, dan
ia tampak menahan tangisnya.
Aku mendekatinya selangkah demi selangkah dan membawanya dalam peluanku,
"Aku
minta maaf membuatmu seperti ini.. Maafkan aku.." Ucapku, Caitlin
memberontak didalam dekapanku namun aku terus mendekapnya. Tapi tak lama
tubuhku ditarik hingga menjauhi tubuh caitlin
"JERK!"
triak seseorang, sebuah hantaman keras berhasil menghantam wajahku, dan
sebuah tendangan lutut mengenai perutku. Tubuhku tergeletak di lantai
yang dingin dan semuanya menjadi gelap seketika.
Caitlin Pov
"JERK!"
Teriak Louis, ia menghantam keras wajah Justin dan memukul perut
Justin. Aku hanya bisa berteriak, justin sudah tergeletak di lantai.
Louis ingin melanjutkan hantamannya, namun aku berusaha untuk
menghentikannya
"Stop Lou.." teriakku seraya memegangi tangan Louis yang mengepal, ia masih terbakar rupanya.
"Sudah.." ucapku mengglayuti tangannya
"Kau tak apa? kau tak disakiti olehnya kn?" tanyanya dengan perhatian seraya membelai pipiku
"Tidak Lou,, Ta..tapi.. bawa Justin masuk.. Tampaknya ia pingsan.." Ucapku
Louis segera memanggil beberapa pesuruh untuk menggotong Justin ke dalam..
Bersambung..
hai niaaaaa :)
BalasHapus