Sharron keluar dari mobil dan berjalan menuju pintu gerbang yang
menjulang tinggi. Dipencet bell-nya, dan tak lama seorang bertubuh besar
keluar dari rumah.
"Maaf permisi. Apa benar ini rumah
Justin?" Tanya Sharron "Ya ini rumahnya. siapa kau? apa sudah punya
janji?" sahut orang itu "aam.. aku Sharron Copeland, aku teman semasa
kecil Justin. A..aku memang belum mempunyai janji dengannya, tapi jika
kau sebut namaku pasti Justin tahu aku.."Jelas Sharron.
"Maaf
nona, tapi walau kau teman semasa kecilnya tapi belum mempunyai Janji,
aku tak bisa mempersilahkanmu masuk.." lagi-lagi Lelaki bertubuh besar
tu tak mengijinkan Sharron untuk masuk
"ta..tapi.. aku
serius.. tolong izinkan aku masuk. Kalau kau tidak percaya, kau boleh
masuk dulu lalu tanya apakah justin kenal denganku..!" Sharron terus
bersih keras untuk masuk
"Maaf tidak bisa nona.. Sebaiknya anda pulang, karena percuma jika anda belum mempunyai janji dengan Justin!"
"Ada
apa ini?!" Tiba-tiba saja ada suara dari belakang. Sontak sharron
melihat ke arah suara. Disana sudah ada seorang lelaki tampan, berpostur
atlentik, telah berdiri tegap di depan pintu. Tapi tunggu, bukankah
itu adalah orang yang tak sengaja menabraknya dibandara?.
"Maaf
Just.. dia terus berusaha menemuimu, dia bilang dia adalah teman
semasa kecilmu.." kata pria yang terus menghalangi sharron untuk masuk.
Tapi, apa yang lelaki itu bilang tadi? 'Just', jadi inikah Justin
dewasa? yang dulu aku lemparkan bola salju?. Lelaki yang di yakini
adalah justin pun melihat ke arah sharron "k..kau? bukannya kau yang
menabrakku dibandara tadi pagi?" Tanya lelaki itu.
"Justin
itu kau? apa kau tak ingat aku?" tanya pelan sharron, Justin mendekat
ke pagar dan melihat lebih jelas wajah gadis yang ada di luar pagar
"kau
ingat aku? Aku yang melemparkan bola salju tepat diwajahmu, aku yang
meninggalkanmu pergi dan mengirimkanmu sebuah surat.. kau ingat aku?"
Sharron terus menggali ingatan Justin
"kau.. kau.. sha..sha.. Sharron?" Justin mulai ingat "Ya.. aku Sharron.."
Mata
Justin segera membesar, ia membuka pintu pagar dengan tergesa-gesa dan
segera memeluk sharron erat. "Akhirnya kau kembali. Kau kembali sesuai
dengan janjimu 15 tahun yang lalu. Aku merindukanmu, kenapa kau pergi?
padahal kita sudah memiliki janji untuk bermain salju bersama lagi
dulu.." Kata Justin didalam pelukan Sharron dan mempererat pelukannya
Sharron
membalas pelukan Justin yang tak kalah erat "Maafkan aku.. Aku tak
bermaksud meninggalkanmu.. Dan aku juga senang kau telah menepati
janjimu, menungguku kembali disini dan.." Sharron melepaskan pelukan
Justin dan mulai memegang wajah justin dengan kedua tangannya "Dan kau
telah menjadi lelaki dewasa yang aku harapkan.. Terima kasih Justin"
lanjut sharron kembali memeluk tubuh hangat Justin
"Untuk
apa kau berterima kasih bodoh?! harusnya aku yang berterima kasih
karena kau yang telah membuatku seperti ini.." Justin tertawa didalam
pelukan sharron
"Justin..." suara yang terdengar tak
asing lagi terdengar, Justin dan Sharron dengan cepat melepaskan pelukan
mereka. "Siapa dia Justin?" suara itu berlanjutdan orang yang
mempunyai suara itupun terlihat di balik pagar
"Mom.. kau
tak ingat dia?" tanya Justin, wanita paruh baya itu melihat dengan
teliti "siapa dia just?" tanya wanita itu "Dia Sharron.. Mom ingat?"
Justin memberi tahu ibunya "Astaga, kau sharron?" Pattie menghampiri
sharron dan memeluknyadan melepaskannya
"Kau telah menjelma menjadi gadis cantik sharron, aku sampai tak mengenalimu. Kau datang dengan siapa kesini?" tanya pattie
"aku
bersama supir" jawab sharron "lalu dimana Ibumu?" tanya pattie lagi
"Dia tada di Atlanta, dia tak bisa kesini karena harus mendampingi ayah
tiriku ke suatu pertemuan" jelas Sharron
"Kau kembali ke
kanada sendirian?". "Ya aku ke kanada sendirian". "aah.. ya sudah.
Ayo masuk, diluar dingin" Pattie mengajak sharron masuk dan terus
menggandengnya.
+++
Di dalam, sharron
mendapatkan berjuta-juta pertanyaan dari pattie dan mengharuskannya
bercerita panjang lebar. Justin yang menjadi alasan sharron kembalipun
sampai dibuat kesal oleh ibunya sendiri, karena ia tak diberikan ruang
untuk berbicara dengan sharron.
Tapi Sharron yang
sesekali melirik Justin yang tengah kesalpun hanya bisa tertawa dalam
hati. Justin duduk, menyenderkan tubuhnya di sofa dan melipat kedua
tangannya didada, kelakuan semasa kecilnya masih tak hilang.
"Am..
mom, aku rasa kau harus masak karena aku dan sharron sudah lapar.."
Justin mengalihkan pembicaraan agar ibunya pergi dan ia leluasa
mengobrol dengan Sharron. "Kau ini mom sedang berbicara dengan sharron!"
mom pattie memberontak "ayolah mom.. pergilah kedapur dan masaklah
yang enak untuk kita semua.. ayolah.." Justin terus menarik tangan mom
pattie untuk segera pergi.
"okay.. okay.. sebenarnya
aku tahu apa maksudmu menyuruhku pergi sepeti ini. Jika kau ingin
berbicara dengan sharron, kau tak perlu seperti ini sayang" pattie
terus menggoda justin "ya sudah.. mom masak yang enak dan banyak yaa..
jika perlu membutuhkan waktu seharian untuk memasak.. love u mom" Justin
mulai mendorong mom pattie untuk pergi ke dapur, dan akhirnya pattie
menyerah, ia pergi meninggalkan Justin berdua dengan Sharron.
"Kau
ini tidak sopan Justin!" oceh Sharron dengan nada jenaka, Justin
tersentak dan tertawa "Biarlah.. jika aku tak begitu hingga esok
menjelangpun aku tak bisa berbicara denganmu..!" Kata Justin.
BERSAMBUNG...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar