birth

More Info:: http://fantasticstory-fantastic.blogspot.com/2011/11/bagaimana-cara-membuat-icon-burung.html

Selasa, 24 Januari 2012

marry me under the mistletoe part15

Hari sudah mulai senja. Namun, seperti tak mengenal apa itu waktu, Justin dan sharron masih berada di rumah pohon. Bercanda gurau, tertawa bersama, dan sesekali kecupan-kecupan nakal di layangkan ke arah satu sama lain (gk mw kalah sm jelena), mereka memang layaknya sejoli yang di mabuk cinta.

Mereka berhenti tertawa dan kini saling berpandang sapa..
Pandangan yang sayup penuh arti menghiasi tatapan ke satu sama lain, "Sharron.." ucap Justin memulai percakapannya lagi seraya memegang kedua tangan sharron dan pandangannya masih sama seperti awal

"em?" balas sharron memperdalam pandangan

"Kau tahu.. Aku tak pernah peduli jika hartaku diambil habis, aku tak pernah peduli jika kepopuleranku saat ini juga musnah seketika, dan aku juga tak peduli jika aku saat ini akan mati konyol.. Tapi aku akan peduli jika rasa yang aku takutkan datang.. Dan apa kau tahu rasa apa itu?"

Sharron menggeleng tanda ia tidak tahu

"Rasa itu adalah kehilangan orang yang paling aku sayang. Seperti orangtuaku, keluargaku, beliebersku, dan tentunya kamu.. Aku sangat takut kehilangan salah satu dari kalian. Jika ada seseorang yang menyuruhku memilih, siapa yang akan dipertaruhkan antara kalian dan nyawaku. Aku akan memilih nyawaku, walau aku hidup tapi tanpa kalian sama saja aku telah tewas"

Sharron menatap Justin haru, dia merasa berat hati jika dia harus bilang jika besok dia harus pulang ke Atlanta dan meninggalkan Justin lagi.. "Justin.. Maafkan aku.." Ucap sharron yang sedari tadi hanya bisa diam "Hem? Untuk apa kau meminta maaf shwty?"

"Aku.. aku.. aku besok harus kembali ke Atlanta. Tadi pagi Mom menelphoneku dan menyuruhku pulang tanpa alasan alasan yang jelas mengapa. Tapi, Jujur kau harus percaya denganku aku sangat ingin menghabiskan malam tahun baru bersamamu disini, di Ontario kota kecil yang penuh dengan kenangan cinta kita" jelas Sharron

Justin hanya dapat tertawa kecil dan sedikit merunduk kilat lalu menatap tajam kembali mata sharron, tapi Sharron yang melihatnya malah keheranan. Kenapa Justin malah terlihat senang ketika dia harus kembali? Apa ada wanita lain?

"Kenapa tertawa? Kau senang jika aku kembali keatlanta hah? Sudah Justin, Tak ada yang lucu kau tahu!" seru sharron "Tidak, aku tertawa bukan karena itu shwty.. Aku tertawa karena aku heran kenapa tema kita saat ini saling meninggalkan?" kata Justin, sharron menggelak bingung

"maksudmu?" tanya sharron

"ya, aku membawamu kesini karena aku ingin memberi tahumu jika esok tour duniaku sudah dimulai dan dengan berat hati aku akan meninggalkanmu selama beberapa bulan. Awal rencanaku, aku akan membujukmu untuk ikut menemaniku selama aku menjalani tour agar kau tak kecewa karena tahun baru nanti kau tidak dapat merayakannya bersamaku. Tapi nyatanya sekarang, kau malah meminta maaf kepadaku karena kau harus kembali ke Atlanta dan tak bisa melewati tahun baru bersamaku.." jelas justin

"Iih.. Kamu ini!" seru sharron memukul dada Justin "Kenapa?" ledek Justin karena wajah sharron berubah menjadi merah "Kau..! huh :( " | "Aku kenapa?" ledek Justin lagi "Sedari tadi bukannya to the point mengapa aku diajak kesini tapi malah berbelit-belit sampai senja begini. Akukan harus siap2 untuk besok" rengek sharron manja "Soal itu, aku dapat menyelesaikannya.. tapi kau senangkan.." justin merayu, Sharron mengangguk

"Tapi, ini lebih menyenangkan jika.." justin tak melanjutkan perkataannya "jika?????"

Dengan lambat, semakin lama wajah justin mendekati wajah sharron "hay! hay! Justin kau mau apa?" tanya sharron "Nikmati malam ini sayang!" jawab justin penuh dengan teka teki "Apa maksudmu? ha hay? mlmlmlml" Justin mengulum penuh bibir Sharron dengan ganasnya, dan sharron membalasnya.

Semakin lama, semakin panas. Lama2 tangan justin menggerayangi tubuh Sharron dan sharron tetap diam seakan tak terasa.


+++

 
Pagi menjelang, Cahaya menyeruap tajam. Sharron yang terbangun duluan kaget ketika mendapati dirinya sudah tak mengenakan pakaian dan tertidur di ranjang ayun dengan justin. Tapi, ketika ia ingat apa yang terjadi kemarin ia justru tersenyum karena permainannya yang sampai Justin dan dirinya kelelahan.

Justin masih tertidur, sharron tertawa. Dia melihat bibir manis justin yang terlihat sangat menggiurkan. dengan segera dia melumat ganas bibir justin sampai membuat justin terbangun "umm... kau nakal!" seru justin melepas ciuman mereka "bibir mu yang menggodaku.." jawab sharron dengan genit "hha.. ya sudah, lagi?" tawar Justin dan sharron menurutinya..

Minggu, 22 Januari 2012

marry me under the mistletoe #part14

Author Pov

1 Minggu kemudian


Pagi menjelang, saatnya semua orang di belahan dunia harus beraktivitas dengan suka cita. Namun, hal yang berbeda terjadi dengan gadis yang tengah berdiri di depan jendela kamar hotelnya seraya menelfon. Baru saja selesai mandi, ia sudah mendapatkan telphone dari ibunya yang berupa kabar buruk..


"Tapi mom.. Aku tidak bisa, aku masih betah disini! Aku ingin melewatkan malam tahun baru disini! Lagi pula bukannya mom bilang aku boleh pulang minggu depan? Mengapa tiba-tiba aku mesti pulang esok? Apa yang terjadi?" Kata gadis itu, ia tampak frustasi dengan keputusan ibunya yang menyuruhnya pulang lebih cepat dari jadwal

"Ayolah Sharron sayang, ikutilah kemauan mom.. Mom mau kau ada di atlanta saat malam tahun baru.. Maka dari itu esok kau harus pulang ke Atlanta!" Ibu Sharron yang ada di ujung telfonpun tetap bersih keras agar anaknya mau pulang esok lusa

"mom! aku masih mau disini!" seru sharron tanda menolak "Sudahlah sayang. Turuti semua perintahku jika kau masih menghormatiku!"

"mom" hela sharro

"Mom sudah menyiapkan tiketmu, kau tinggal berangkat saja esok .. Tak sulit bukan, maka dari itu bersiap-siaplah. bye" Tanpa menunggu jawaban, Ibu sharron segera menutup telponnya

"Hallo..hallo mom, Mom!" seru sharron, ia pun dengan segera membanting ponselnya ke kasur, berteriak geram melepas kesalnya, lalu segera membuang muka ke arah jendela yang memperlihatkan gedung-gedung yang menjulang tinggi.


Tak lama berselang ponselnya kembali berdering, tapi sharron mengabaikannya hingga akhirnya suara deringannya itu hilang. Ponselnya kembali berdering tapi tetap sama dia tetap menghiraukan deringan itu, dan itu terjadi berulang-ulang kali. Hingga tak terasa deringan itu sudah berbunyi berulang-ulang kali, Sharron baru menanggapinya tanpa melihat terlebih dahulu siapa yang menelphonenya. 

"Apakah kau tak tahu aku sedang kesal!" bentaknya kepada orang yang ada di ujung telphone "Hay..Ada apa shwty? apa ada masalah?" Suara yang tak asing dan mampu membuatnya luluh terdengar hingga membuatnya tersentak "Ju..Justin" gugup sharron "Kau kenapa? kau ada masalah?" tanya Justin lagi "y..ya sedikit.." jawab sharron "jika sedikit mengapa kau seperti meluapkannya banyak?" selidik Justin, sharron tak menjawab

"Ya sudah.. apa kau mau jalan bersamaku? Tapi, sepertinya kau harus mau karena aku sudah ada di loby hotel.." tawar Justin, "Apa Loby hotel?" seru sharron kaget "iya, aku sudah ada di loby hotel. Jadi cepatlah kau turun" tanpa ba bi bu be bo sharronpun segera menjawab iya lalu mengganti pakaiannya.

+++

Justin sudah menunggu sharron di loby hotel selama 15 menit. Ia sedang duduk seraya menutupi wajahnya dengan majalah, ia hanya berpura-pura membaca majalah. Karena ia tak mau jika ada yang tahu jika dia ada disini. Jika ada yang melihatnya lalu terekspose maka ia dan Sharron akan menjadi buruan publik.


Justin yang tengah menutupi wajahnya dengan cara meninggikan majalahnya tepat didepan muka melihat Sharron yang tengah bingung mencari dirinya. Justinpun segera meninggikan resleting mantelnya hingga menutui sebagian wajahnya. Ia berjalan melalui belakang sharron lalu membekap mulut wanita itu dan membawanya pergi ke pojok ruangan, sharron meronta-ronta

"Lepaskan..!" jerit sharron ketika Justin membawanya ke sudut ruangan "Sttt.." hela justin memegang bibir sharron dengan jari telunjuknya "Justin..! Kau ini seperti penculik saja.." omel sharron dengan nada lirih "Maafkan aku.. Tapi kau senangkan kalau pangeran tampan sepertiku yang menyulikmu?" canda Justin "uuh... kau ini terlalu percaya diri! -.-"

"hha.. okay, ayo kita pergi sekarang" kata Justin seraya menyodorkan tangannya untuk sharron pegang, tanpa basabasi sharron segera menggandeng tangan sang kekasih. Justin berjalan santai dengan terus bergandengan dengan sharron dan menutupi wajahnya dengan kerah jaket yang sampai menutupi setengah wajahnya.

Justin membukakan pintu mobil untuk sharron lalu berjalan menuju tempat duduk pengemudi. Ia berjalan dengan kecepatan biasa

+++

Kini sharron dan justin sudah berada di dekat hutan. Justin segera keluar dan membuka pintu untuk sharron  "Turunlah.." perintah Justin dengan nada lembut  "Kita mau kemana? kenapa kita kesini?" tanya sharron bingung "Nanti kau akan tahu.. Ada sesuatu yang ingin aku tunjukan" jawab justin, karena sharron percaya sepenuhnya terhadap Justin ia lakukan apa yang justin printahkan, ia keluar dari mobil dan berjalan seraya menggandeng tangan kekar justin

--

"Justin.. apakah masih jauh? bisakah kita itirahat? aku lelah.." keluh sharron, Justin yang mendengarnya tersenyum manis "kau lelah?" tanya Justin, sharron mengangguk. Justin segera menggendong sharron ditangannya yang kekar "Justin! Turunkan aku!" berontak sharron, tapi justin tetap tidak peduli dengan rontakan sharron

Justin berjalan seraya membawa tubuh sharron di tangannya, sedangkan sharron yang kini sudah tak meronta lagi hanya bis terdiam di dada bidang justin dan mengalungkan tanganya dileher justin

. "Justin.." panggil sharron "em..?" | "Apa masih jauh? Kenapa kita harus bermain-main dihutan seperti ini? Apa yang ingin kau tunjukan kepadaku?"

Tak lama Justin menurunkan tubuh sharron dan mengarahkannya ke hadapanya-Justin- "Kita sudah sampai.. berbaliklah" perintah justin, sharron berbalik dan didapatinya sebuah rumah kecil berbentuk kotak yang penuh dengan jendela hingga seluk beluk ruangan rumah itu terlihat dari luar begitu bercahaya.

"Ayo masuk.." Ajak justin menarik tangan sharron. Ketika sampai didalam rumah, Sharron berputar-putar kegirangan. Justin memeluk sharron yang tengah berputar membuat sharron berhenti lalu mengalungkan tangannya di leher Justin "Aku senang.. Ini seperti dunia hayalan.. Terimakasih" kata Sharron,  Justin yang mendengarnya merasa senang dan tanpa ragu ia mencium bibir manis sharron dengan panas dan bergairah "mlmlmlmlh" 


"Cukup!" Sharron memberhentikan ciuman mereka dengan terengah-engah "Ya.. Ayo duduk" ajak Justin. Ia -Justin- mengambil gitar yang ada di sekitar mereka "Mau bernyanyi bersamaku?" tanya Justin, sharron menjawabnya dengan anggukan, ia menengkurapkan badannya. petikan gitar terdengar

I always knew you were the best
The coolest girl I know
So prettier than all the rest
The star of my show

So many times I wished
You'd be the one for me
But never knew it'd get like this
Girl, what you do to me

You're who I'm thinkin' of
Girl, you ain't my runner up
And no matter what
You're always number one

My prize possession, one and only
Adore you girl, I want you
The one I can't live without
That's you, that's you

You're my special little lady
The one that makes me crazy
Of all the girls I've ever known
It's you, it's you

My favorite, my favorite
My favorite, my favorite girl
My favorite girl

You're used to goin' out your way
To impress these Mr. Wrongs
But you can be yourself with me
I'll take you as you are

I know they said believe in love
It's a dream that can't be real
So girl let's write a fairytale
And show 'em how we feel

You're who I'm thinkin' of
Girl you ain't my runner up
And no matter what
You're always number one

My prize possession, one and only
Adore you girl, I want you
The one I can't live without
That's you, that's you

You're my special little ladyThe one that makes me crazy
Of all the girls I've ever known
It's you, it's you

My favorite, my favorite
My favorite, my favorite girl
My favorite girl
Baby it's you

My favorite, my favorite
My favorite, my favorite girl
My favorite girl

You take my breath away
With everything you say
I just wanna be with you
My baby, my baby, oh

My miss don't play no games
Treat you no other way
Than you deserve
'Cause you're the girl of my dreams

My prize possession, one and only
Adore you girl, I want you
The one I can't live without
That's you, that's you

You're my special little lady
The one that makes me crazy
Of all the girls I've ever known
It's you, it's you

My prize possession, one and only
Adore you girl, I want you
The one I can't live without
That's you, that's you

You're my special little lady
The one that makes me crazy
Of all the girls I've ever known
It's you, it's you

You're my favorite girl
(My favorite, my favorite)
Favorite girl, favorite girl, favorite girl
(My favorite, my favorite girl, my favorite girl)

Favorite girl, favorite girl, favorite girl
(My favorite, my favorite, my favorite)
(My favorite girl, my favorite girl)
Favorite girl


Sharron terpukau dengan nyanyian Justin. "Justin.." panggil sharron lagi "em.." | "Bisakah kau alunkan petikan lagu Just the way you are?" pinta sharron "baiklah.." Justin menuruti dan petikan gitar terdengar. Sharron dengan segera bernyanyi sesuai dengan alunan gitar

His eyes, his eyes
make the stars look like they're not shining
His hair, his hair
falls perfectly without his trying
he's so beautiful
And I tell her everyday (yeahh)

I know, I know

When I compliment his he won't believe me
And it's so, it's so
Sad to think that he don't see what I see
But everytime he asks me "Do I look okay?"
I say

When I see your face

There's not a thing that I would change
'Cause you're amazing
Just the way you are
And when you smile
The whole world stops and stares for a while
'Cause boy you're amazing
Just the way you are

His lips, his lips

I could kiss them all day if he let me
His laugh, his laugh
he hates but I think it's so sexy
he's so beautiful
And I tell her everyday

Oh you know, you know, you know

I'd never ask you to change
If perfects what you're searching for
Then just stay the same
So don't even bother asking if you look okay
'Cause you know I'll say
 

The way you are
The way you are

boy you're amazing
Just the way you are










Rabu, 18 Januari 2012

marry me under the mistletoe #part13

Still Sharron Pov

          Supir yang mengantarku menurunkanku ditempat Justin menungguku, Central park hill.  Tapi,mangapa tak ada sama sekali terlihat keberadaan Justin disini? Tempat ini begitu sepi dan gelap. Satu-satunya cahaya yang aku dapatkan untuk melihat sekelilingku, ku dapatkan dari sinar bulan.

           Angin berhembus kencang dan membuat tubuhku yang hanya dilapisi sweeter hitam tipis menjadi sedikit mengigil. Tak lama, ada seorang anak kecil manis dengan gaun yang sering disebut anak-anak perempuan sepertinya adalah gaun Cinderella, sedang berlari kecil dengan lucunya ke arahku. Dia menarik-nari ujung dress ku, lalu aku sejajarkan tubuhku dengannya.

           "Hay anak manis.. Sedang apa kau disini malam-malam? dimana orangtuamu? apa kau tersesat?" tanyaku, anak itu tersenyum dengan manisnya. Dan dia memberikan sebuah aba-aba dengan elunjuknya agar aku mendekatkan telingaku kepadanya

            "Dia Bilang, dia sangat mencintaimu.. Ia ingin kau menjadi Julet dalam kisah cintanya. Dia akan ada disisimu saat kau membutuhkannya" bisik anak iru tepat ditelingaku. Aku terperanjat dengan kata-kata yang diucapkan anak ini. Apa maksud dari perkataannya barusan? Mencintaiku? kisah cintanya? Apa maksudnya?

             "Apa maksudmu berkata seperti itu?" Tanyaku lagi. Ia tak menjawab tapi malah tertawa kecil menunjukan setengah dari deretan gigi grepesnya dan tampak sedikit malu-malu. Membuat pipi Chaby nya menjadi semakin menggemaskan.

              Dia memegang tangan kananku "Ayo berdiri!" perintahnya lalu sedikit menarik tubuhku "Mau kemana? Maaf aku tak bisa ikut karena aku harus bertemu dengan seseorang" jawabku menahan tarikan tangannya, tapi dia tak memperdulikannya dan malah semakin menariku dengan kedua tangan kecilnya hingga aku pasrah terbawa olehnya.

 SKIP

              Aku sudah berjalan jauh dengan anak ini. Sebenarnya dia mau kemana?  Kalau aku terus mengikutinya aku tak bisa bertemu dengan Justin... "Hay anak manis.. kita mau kemana? Aku lelah mengikutimu yang tak jelas mau kemana. Aku harus bertemu dengan seseorang sekarang.." keluhku

Anak itu melepas gandengannya "Seseorang itu sudah menunggumu.. Kau jalan lurus saja dan kau akan bertemu dengannya!" Kata anak itu lalu berlari entah kemana. Telah menungguku? "Hay! apa maksudmu?! kau mau kemana!" Seruku dalam tempatku saat ini.

              Anak itu tak terlihat lagi, larinya cukup cepat.. Aku mengikuti kata-kata anak itu untuk berjalan lurus.

             Sudah cukup jauh aku berjalan menyelusuri tempat ini. Dan lebih parahnya lagi, tempat ini gelap dan sepi. Tak ada satu orangpun yang melintas disini. Membuatku cukup takut dengan suasananya. Kakiku juga sudah mulai sakit, salju juga sudah mulai turun hingga membuat tubuhku menggigil. 

             Aku melihat ada suatu seperti gazebo, disana sangat gelap dan sepertinya tidak ada orang disana. Ku putuskan untuk pergi kesana dan melepas lelah. Aku duduk di pinggir tangga saung, merangkul lututku dan menunduk. Entah mengapa aku merasa bodoh dan dipermainkan, kemana Justin? kenapa dia tidak memberi tahu dia ada dimana? dasar brengsek!

Author Pov

Sharron menenggelamkan seluruh wajahnya ke lututnya, ia menangis sekarang. Dan seketika itu juga semua lampu di taman ini menyala termaksud Gazebo tempat sharron berada. Musik slow terdengar, jas tebal kini menutupi tubuh sharron, nyanyian mulai terdengar dengan lembut dan dekat dengan sharron. Sharron yang sadar segera menoleh senang

is it time, i hear you can give it,
give it, give it, give it all


Justin membawa sharron berdiri, dengan tatapan sayu sharron segera mengikuti Justin dan menatap mata lelaki yang membuatnya tersiksa dengan tajam. Justin menghapus air matanya dengan ibu jari lalu membawa Sharron ketengah gazebo yang berlantai seperti lantai dansa

one through the note your list you can get it,
get it, get it, get it now


make your wish tonight
when you open your eyes
when the lights go bright girl
i'll be right there


Justin mulai menggoda sharron dan memegang dagu sharron seakan ingin menciumnya. Namun ternyata itu salah, Justin terus bernyanyi dengan diiringi suara lain, entah suara itu dari mana.

Baby you deserve everything you want,,
It's your night, ohhh  
Wanna put my ear to your chest

Dengan terus berdansa Justin menempelkan telinganya ke dada Sharron sekilas.

Baby I hear melodies 
when your heart beats  
Baby it sings to me like  
Fa la la la la, fa la la la la 
Baby I hear melodies
when your heart beats  
Baby it sings to me like (Fa la la la la, fa la la la)  
That's how I know that it's christmas time

Dengan  langkah lamban Justin mulai memegang pinggang Sharron dan mengajaknya berdansa. Lagu tetap berlanjut namun yang bernyanyi bukanlah justin namun diambil alih oleh suara yang entah dimana (suara boyz II man)

"Kemana saja kau?" tanya Sharron "Disini.. Menunggumu datang" jawab Justin santai seraya terus berdansa dengan sharron "Tapi ini keterlaluan! kau membuatku takut!" geretak sharron "Tapi sekarang kau senang bukan?" kata Justin menanggapi. Sharron mengangguk kecil

"Bagaimana tadi kalau ada orang jahat yang menyakitiku? disini begitu sepi, kau tahu!" omel Sharron lagi namun kepalanya tersandar dibahu Justin yang sudah dibalutkan tuxsedo berwarna hitam sambil terus berdansa "Itu tidak akan terjadi! tak akan pernah aku biarkan gadisku disakiti walau itu hanya sehelai rambutmu oleh orang lain! Aku bersumpah demi apapun.." tanggap Justin mengelus rambut sharron yang digerai bebas. Sharron pun menenggelamkan  wajahnya di dada bidang Justin dan menghirup parfum Justin yang begitu membuat wanita menyukai baunya. (bukan orangnya (?))

============
Lirik ini mengiringi pembicaraan Sharron dan justin::

You got on my favorite dress
You're looking, looking, looking, good 
Snow falling on your hair, and I don't, I don't 
Wanna get it off 
Even the stars in the sky can't outshine your eyes 
Wanna be your biggest gift
 ==========

+++

Di tengah acara dansa, "Sharron?" Buka Justin "em?" gumam sharron seraya menegakan kepalanya yang sedari tadi berada di dada bidang Justin "Mau kesesuatu tempat?" tawar Justin "Kemana? kakiku lelah"  rengek Sharron. Justin melepas tangannya dan sekarang beralih menjadi menggedong tubuh Sharron seutunya membuat sharron harus berpegangan kuat pada leher Justin. "Justin turunkan aku! apa-apaan ini? cepat turunkan aku justin!" ronta Sharron

Justin tak mempedulikan rontaan Sharron, dia tetap membawa sharron pergi menuju sesuatu tepat

+++

Tak lama kilauan lilin-lilin kecil yang mengitari jalan menuju sebuah gazebo yang dihiasi dengan gorden putih transparan dan di sana ada sebuah meja yang sudah dihiasi oleh makanan pun terlihat.

Disana Justin menurunkan sharron. Semua sudah tersusun rapih dan tak ada secuilpun kesalahan. Sharron yang melihat dengan tatapan kagum berjalan mendahului Justin melewati lilin-lilin kecil yang menerangi jalan, ia terkagum-kagum dengan semua ini, Jadi inilah transformasi dari seorang Justin bieber? Teman semasa kecilnya yang polos, lugu, bahkan sering ia jahili? Ternyata dia telah menjelma menjadi laki-laki yang romantis..

Justin mengikuti Sharron dari belakang dengan kedua tangannya yang ia letakan di saku celana.

Diujung jalan, di penghabisan lilin disana sudah tertera tulisan "LOVE YOU". Tulisan itu dirangkai menggunakan kelopak bunga mawar merah. Mata Sharron begitu berbinar-binar seperti ingin menangis haru. "Kau suka?" tanya Justin tiba-tiba, tanpa menjawab dan tak dapat berkata-kata sharron segera memeluk erat tubuh Justin, membuatnya-justin- terperanjat kaget dengan kecepatan kilat itu.

"Terima kasih.. Terima kasih.. Kau tahu apa yang ku inginkan.. Kau.. Kau.. aku mencintaimu!" Sharron benar-benar tidak bisa berbicara lagi sekarang, Justin tersenyum senang mendengar perkataan sang kekasih. Dengan ini ia merasa telah berhasil membuat gadisnya sungguh sangat bahagia "Marry Christmas Shwty" bisik Justin dan menengelamkan wajahnya di bahu sharron "Marry christmas too".

++

Justin dan sharron beranjak dari tempat mereka menuju gazebo yang terdapat meja makan didalamnya. Justin menarik kursi untuk sharron tempati lalu duduk di banku yang terdapat di depannya.

Dalam waktu yang lama, Justin dan sharron hanya dapat berpandangan satu sama lain dengan tangan yang terus berpegangan diatas meja. "Justin.." panggil sharron "em,,"

"Maaf.." lanjut sharron "Untuk apa kau meminta maaf?" tanya justin "Karena aku tak bisa membalas semua ini.. aku tak bisa memberikanmu hadiah natal sesempurna ini.. Aku sudah berkeliling ke penjuru toko tapi tak ada barang yang pas dan berkesan untuk aku berikan kepadamu saat natal ini.. Jadi Maafkan aku" sesal Sharron, Justin tersenyum kecil "Siapa bilang kau tidak memberikan hadiah untukku?" tegas Justin "..."

"Kau telah memberikannya, bahkan lebih banyak dari aku!" lanjut Justin "Apa maksudmu?"

"Pertama, sejak kita berumur 5 tahun! kau memberikanku pelajaran dan motivasi. Yang kedua, Kau telah menepati janji mu kembali kesini, menemuiku kembali ke sisiku. Ketiga, Kau telah mau menjadi gadisku, aku merasa beruntung sekali ketika kau menerima untuk menjadi gadisku. Dan yang terakhir. Yang keempat, Kau memberikanku Cinta yang murni, yang benar-benar aku rindukan dan tak ternilai harganya,," jelas Justin

Justin berhenti sejenak, melihat tatapan mata sharron yang sayu "Kau memberikanku banyak hadiah sharron. Bahkan lebih dari ini! Tak ada yang bisa menghitung seberapa aku harus membayar hadiah-hadiahmu ini.." Lanjut Justin, mata sharron semakin berkaca-kaca. Justin beranjak bangun dari tempat duduknya dan berlutut tepat di samping bangku sharrob, ia memegang tangan mulus sharron "Love you.. I love you Just the way you are Sharron" lalu Justin mencium tangannya.cukup lama, hingga pada akhirnya Justin lepaskan ciuman itu, wajah sharron dan Justin semakin mendekat.. mendekat..mendekat.. dan

Cup

mereka berciuman sangat panas dan mesra..



It’s the most beautiful time of the year
Lights fill the streets spreading so much cheer
I should be playing in the winter snow
But I'mma be under the mistletoe

I don’t want to miss out on the holiday
But I can’t stop staring at your face
I should be playing in the winter snow
But I’mma be under the mistletoe


With you, shawty with you
With you, shawty with you
With you under the mistletoe


Everyone's gathering around the fire
Chestnuts roasting like a hot July
I should be chillin' with my folks, I know
But I’mma be under the mistletoe



Word on the street santa's coming tonight,
Reindeer's flying in the sky so high
I should be making a list I know
But I’mma be under the mistletoe


With you, shawty with you
With you, shawty with you
With you under the mistletoe

With you, shawty with you
With you, shawty with you
With you under the mistletoe


Eh, love, the wise men followed the star
The way I follow my heart
And it led me to a miracle

Eh love, don't you buy me nothing
 

I am feeling one thing, your lips on my lips
That's a very, merry Christmas


It’s the most beautiful time of the year
Lights fill the streets spreading so much cheer
I should be playing in the winter snow
But I'mma be under the mistletoe


I don’t want to miss out on the holiday
But I can’t stop staring at your face
I should be playing in the winter snow
But I’mma be under the mistletoe


With you, shawty with you
With you, shawty with you
With you under the mistletoe

With you, shawty with you
With you, shawty with you
 

Shawty with you, under the mistletoe
Kiss me underneath the mistletoe
Show me baby that you love me so-oh-oh
Oh, oh ,ohhh
Kiss me underneath the mistletoe,
Show me baby that you love me so-oh-oh
Oh, oh ,ohhh










Selasa, 10 Januari 2012

Marry me under the mistletoe #part 11


Author pov

"Kenapa kalian cepat sekali pulang?" sambut Pattie ketika Justin dan Sharron baru saja masuk ke dalam rumah. Tak ada yang menjawab, Justin hanya menunjukan wajah yang begitu kesal. Jadi akhirnya Justin tak memperdulikan pattie, melewatinya dan mengabaikan pertanyaannya bagaikan angin lewat. Justin menaiki tangga dengan cepat lalu masuk ke kamarnya. Justin membanting pintu dengan keras hingga pattie dan sharron bergedik.

"Ada apa dengannya?" tanya Pattie kepada sharron "Hanya masalah kecil.. jangan khawatir mom" jawab sharron "Apa kalian bertengkar?" selidik pattie lagi "Tidak.. ini urusan dengan paparazi.. Tadi saat kami ingin bereblanja, tiba-tiba saja paparazi datang dan membuat acara belanja kami kacau.." jelas Sharrin "Ya.. memang begitu resiko menjadi seorang Justin.. Aku harap kamu mengerti" nasihat pattie

---

Didalam kamar, Justin tampak begitu meluapkan emosinya. Ia mengacak-acak seluruh kamar dan melemparkan tinjunya ke tembok sekuat-kuatnya. Tapi, karena Tembok beton itu sangatlah keras Justin menjadi merasa kesakitan. Ia menjatuhkan tubuhnya di sudut tembok, menjambak rambutnya bagaikan orang yang frustasi.


Justin Pov

dasar grombolan Paparazi sialan, kenapa maereka itu sama saja seperti grombolan griliya?! Memantauku setiap saat dan Menempatkan ranjau kamera mereka dimana-mana. Mereka seperti menganggapku Hewan buruan yang pantas diburu! Mereka tak pernah mau tau bagaimana keadaanku saat itu, kenapa mereka tak bisa mengerti? Sungguh sangat tidak manusiawi!

Tak bisakah aku hidup normal sebentar saja? Mengajak kekasihku berbelanja, menemaninya makan, bermermesraan, bercumbu dan berpelukan tanpa ada bidikan foto dari mereka? Kenapa mererka -paparazi- selalu ada di sekelilingku? 

Arrggh.. aku bisa gila jika memikirkan mereka..!

Pov off

Author Pov

Beberapa saat kemudian, Justin turun masih dengan wajah kesalnya. Pattie dengan segera menghampiri Justin, "Kai tak perlu khawatir, kau dapat menghabiskan waktu dengan sharron lebih lama, karena mom seudah meminta sharron untuk menginap disini" bisik Pattie dengan suara yang sangat pelan agar sharron tak mendengar.  Justin tersenyum kecil dan memandang sharron setelah mendengar perkataan ibunya itu.

Dan sharron yang awalnya sedang meminum teh bersama Pattie pun menggerutkan keningnya, ia sungguh tak tahu apa yang tengah dibicarakan ibu dan anak itu jadi sharron hanya dapat tersenyumkecil.

"Aku pergi dulu mom,," kata Justin "mau kemana?" tanya pattie "kesesuatu tempat.. bye" Justin segera pergi. Ia tak berpamitan dengan Sharron. Entah kenapa sikap Justin menjadi dingin terhadap sharron.


Sharron Pov

           Matahari sudah digantikan oleh bulan, tapi Justin belum kunjung pulang sejak sedari tadi ia pergi. Aku khawatir kemana sebenarnya Justin pergi?. "Mom? Kenapa Justin belum pulang?" tanyaku kepada Mom Pattie yang tengah membaca majalah "Tenang saja.. Ia hanya sedang kesal. Jadi ia suka pulang malam untuk meredakan rasa kesalnya. Jadi jangan khawatir dan kaget, karena dia memang begitu"  jawab mom santai.


           Aku heran, kenapa mom tidak ada rasa khawatir dengan Justin padahal Justin sudah tak ada di rumah sejak tadi siang. Ini malam natal, dan Justin tak ada. Jadi untuk apa aku disini? Bukankah aku disini untuk merayakan malam natal bersama kekasihku? Tadinya aku berharap akan memasang ornamen-ornamen di pohon natal bersama-sama, tapi ternyata Justin tak ada disini, seperti awal rencana.


Tepat jam 9 Malam


           Mom mengajakku untuk membantunya mempersiapkan Hari Natal esok. Tapi karena pikiranku buyar aku menjadi mengacaukannya.

           "Apa kau sakit sayang?" tanya Mom ketika aku mengacaukan pekerjaannya "a'am.. tidak" Dustaku "Benarkah? Tapi kenapa kau seperti tidak semangat?" tanya mom lagi "a'am.. sungguh aku tak apa-apa" jawabku "hem.. baiklahm kalau begitu biarkan ini aku yang kerjakan, kau duduk saja dan istirahatlah" printah mom Pattie "Tapi.." | "tak apa.. ada Trasia(nama pembantu dirumah Justin) yang akan memabantuku" | "Baiklah.. Maafkan aku"

             Aku duduk dengan hati yang bergemuruh di ruang santai, tepat didepan perapian yang tengah menyala. Kenapa aku seperti ini, hatiku begitu khawatir dengan keadaan Justin yang belum juga pulang. Tadinya malam ini aku kira akan menjadi malam terindah, karena akan merayakan malam natal bersama Justin. Tapi nyatanya tidak, ia malah memilih pergi keluar sendirian enatah kemana. Sungguh menjengkelkan!

             Kemana sebenarnya lelaki itu pergi? Kenapa ia pergi tanpa memberitahu kemana ia akan pergi? Apa dia tak tahu aku begitu mencemaskannya? Aku takut terjadi sesuatu yang buruk dengannya..!

              Ditengah banyak pertanyaan di benakku. Tiba-tiba Mom datang dan duduk di sampingku, ia tersenyum kecil. "Tak perlu Khawatir sayang.." Kata mom seakan membaca pikiranku yang tengah kacau "Tapi Justin sudah pergi dari tadi siang, dan ia belum memberikan kabar sama sekali. Apa mom tidak khawatir?" gerutuku "Haa.. seperti yang kubilang tadi, ia memang begitu. Aku yakin ia punya alasan kenapa ia tak ada disini malam ini" nasihat mom dengan memancarkan senyuman diakhir perkataan agar aku tak terlalu khawatir.


----             
               Sedang asik bercengkrama dengan mom. Sejurus kemudian ada suara desisan pintu dari ruang depan, aku tersenyum sumeringah mungkin saja itu Justin. Dengan segera ku tinggalkan mom dan berlalu ke ruang depan untuk menyambut Justin


                Tapi ketika dilihat, ternyata kekecewaan yang ku dapat. Itu bukan Justin melainkan kurir yang ingin bertemu denganku untuk mengantarkan paket dikotak besar. Aku heran, kenapa ada kiriman untukku yang nyasar kerumah Justin? jika ada kiriman untukku seharusnya dikirim kerumahku atau ke hotel.

               "Dari siapa ini?" tanyaku kepada kurir itu "Maaf nona, tapi aku tak tahu. Tugasku hanyalah untuk mengirimnya.."jawab kurir itu "em.. baiklah. Terima kasih" ucapku, kurir itupun pergi. "Siapa itu?" tanya mom yang baru saja menghampiriku "Kurir, dan dia mengirimkan ini untukku" jawabku "Sebuah paket? untukmu?" Mompun sama herannya denganku. Aku mengangguk dan segera membuka paketnya.

                Astaga, sebuah gaun berwarna biru tua. Aku terperenjat dan begitupun mom "Ada sebuah surat sayang" kata mom menujuk sebuah surat yang terselip di sudut gaunnya, ku buka surat itu.


                                      Pakai gaun ini dan temui aku Di Centarl Park Hill    




                Aku tersenyum membaca ini, tulisan yang begitu jelek ternyata masih melekat pada diri Justin Bieber.. Dengan segera ku izin dengan mom untuk menggunakan kamar tamu dan mom mengizinkannya..




BERSAMBUNG.. :)

marry me under the mistletoe #part10

¤Justin Pov¤

Aku heran dengannya (Sharron). Bukankah dia baru saja makan? Dan setahuku wanita seperti shrron paling anti dengan makanan Junk food seperti tacos, karena itu dapat menganggu program diet mereka.

Aku dan Sharron pun pergi ke sebuah Restoran yang setahuku menyediakan tacos. Tapi sialnya, ditengah perjalanan kawanan paparazi melihatku dan mengambil gambarku dan sharron.

Oh shit! Kenapa mereka harus datang disaat yang tidak tepat?! Saat aku bersama sharron. Sungguh aku membenci paparazi, setiap kali aku sedang hang out entah itu dengan temanku, keluargaku, ataupun kekasihku, mereka bagaikan ranjau yang ada di mana-mana dan kadang tingkah mereka itu menguntungkan dan merugikan bagiku. Aku yakin, 2 hari lagi seluruh koran dan majalah akan membahas ini.

Aku berusaha melindungi sharron, aku tak ingin berita ini terekspose ke dunia luar. Aku khawatir sharron akan sama seperti kekasihku yang terdahulu, tersakiti karena disakiti, tak tahan dengan beratnya pemberitaan. Dan lagi pula hubungan kami baru seumur jagung.

Ku suruh sharron memakai tutup kepala dari jacketnya. Itu agar paparazi tak melihat wajahnya. Jika wajahnya terekpose dan dunia tahu, maka ia akan menjadi santapan media.

Aku dan sharron hanya bisa berjalan cepat seraya menunduk. Dan karena paparazi sialan ini, aku dan sharron harus balik haluan ke toko bob untuk bersembunyi. "Kita mau kemana?" Tanya sharron "kita harus ke toko bob.." Jawabku di tengah kebisingan para paparazi "untuk apa?" Tanyanya lagi "bersembinyi... Shar, apa kau bisa lari dengan sepatumu itu?" Pekikku karena disini makin ramai dan berisik dengan pertanyaan paparazi yang menanyakan siapa gadis yang aku gandeng ini "lari? Ya.. Mungkin saja"jawabnya dng sedikit berteriak, "baik, ayo kita berlari sekarang.." Aku dan sharronpun berlari seraya terus berpegangan tangan.

Paparazi tetap menguber kami berdua seakan kami berdua adalah hewan santapan yang pantas diburu. Pada akhirnya aku dan sharron sampai di toko bob.

Aku masuk dengan nafas yang terengah-engah begitu pula sharron "ada apa bro?" Tanya bob yang bingung karena aku datang ke tokonya dengan nafas yang tak beraturan "cepat kunci pintunya!" Perintahku, "kunci pintu? Kenapa?" Tanya bob "kubilang kunci pintunya sekarang!" Perintahku lagi dengan tegas. Bob pun menurutinya, ia mengunci tokonya dan kami (aku dan sharron) berdua kembali berlari ke kamar pass untuk bersembunyi disana.

Author Pov

Paparazi kebingungan mencari Justin dan wanita misterius yang ia gandeng. Mereka berhenti tepat di toko bob, teman justin. Tapi karena mereka tak melihat justin merekapun bubar dengan seketika.


Saat sudah merasa aman, justin dan sharron pun keluar dari kamar pass "hiuuft., terima kasih bob.." Kata justin "ya terimakasih" susul sharron "sama-sama.. Aku mengerti situasi kalian.." Ucap bob memegang kedua pundak sejoli ini.

++

Karena keberadaan mereka terancam oleh paparazi, akhirnya mereka berdua memutuskan untuk pulang. Justin tak ingin mengambil resiko yang sangat dalam untuk kekasihnya. Ia tahu benar bagaimana permainan para media yang akan menggempar-gemparkan hal ini.

BERSAMBUNG

marry me under the mistletoe #part9

"Kau sudah makan siang sayang?" Tanya mom Pattie. Aku kaget ketika Mom bilang seperti itu. Apa makan siang? Memang ini sudah siang?.

Ku lihat jam tanganku dan benar saja ini sudah jam 13.00. Astaga, aku lupa waktu ketika mencari hadiah untuk Justin dan Mom pattie.

"Am.. Belum.." Jawabku "baguslah.. Kalau begitu ayo kita makan bersama. Kebetulan aku sudah masak yang banyak untuk kita..ayo" kata mom, "ah.. Iya" ucapku. Mom berjalan duluan lalu diikuti oleh Justin dan aku.

Tapu sebelum keruang makan, aku sengaja memperlambat jalanku, dan diam-diam menghampiri pohon natal yang ada di sudut ruang tamu dan meletakan hadiahku untuk Mom.

"Ayo sharron.. Kau sedang apa disitu?" Pekik mom pattie "a'ah ya aku datang!" Kataku, ku hampiri Mom dan Justin segera.

"Kau menaruh apa disana?" Bisik Justin ketika aku menghampirinya "aa.. Aku.. Aku.. Tak menaruh apapun. Aku hanya melihat-lihat, ternyata sudah banyak kado di situ..hehe" Dustaku seraya menggaruk-garuk leher belakan yang tak gatal lalu berlalu menyusul Mom agar gerak-gerikku tak dicurigai oleh Justin.

+++

Selesai makan, Justin bangun dari tempat duduknya dan menghampiriku yang duduk bersebrangan dengannya. "Sharron.. Ayo kita jalan-jalan" Kata Justin mengulurkan tangannya untuk ku pegang "kemana?" Tanyaku polos "Jika aku beri tahu, aku ragu kau akan mau.." Jawabnya datar, karena penasaran ku raih saja tangannya "mom.. Aku pergi sebentar ya" ucap Justin "okay.. Tapi jangan buat sharron jadi seperti kemarin ya.." Jawab Mom. Tanpa jawaban lagi, justin segera menarikku pergi.

"Hay.. Kita mau kemana?" Pekikku yang sedang diseret oleh Justin. Justin tetap tidak menjawab. Ia menyuruhku masuk ke dalam mobilnya, dan akupun menurutinya.

"Hay.. Jawab aku! Kita mau kemana?!" Aku terus mengulang pertanyaan yang sama walau sudah ada didalam mobil.

Justin menstarter Mobil lalu melaju dengan kecepatan standar dan aku terus mengoceh menanyakan kita akan kemana, namun tetap saja aku tak mendapatkan jawaban dari mulut Justin.

+++

Justin memberhentikan mobilnya di tepi jalan, di dekat emperan toko. "Hay.. Kenapa kita berhenti disini?" Tanyaku, Justin keluar dari mobil dan membukakan pintu untukku "ayo turun.." Perintah Justin dengan lembut. "tapi kita mau kemana?" Ulangku "sudah turun saja" printahnya lagi. Aku menyerah karena tak kenjung dapat jawaban, akhirnya akupun turun. Justin menggandeng tanganku erat dan segera membawaku masuk ke dalam sebuah toko.

"Hey Bob.." Sapa Justin kepada penjaga toko. "Hey Justin.. Kau datang! Sudah lama sekali kau tak kesini. And.. Who is?" Balas orang yang dipanggil Justin, Bob.. "Ooh. Her name is Sharron, and She is my girl.." Jawab Justin santai, aku tertunduk malu ketika Justin memperkenalkanku

"wow.. You're so cool man.. Kau mendapatkan pengganti selena secepat itu?" Kata bob tampak kagum "tidak.. Dia bukan pengganti Selena.. Dia adalah teman semasa kecilku dan juga cinta lamaku yang pernah hilang.." Bantah Justin seraya melirik ke arahku sebentar "aah.. Aku mengerti maksudmu.." Balas bob sedikit menggoda, Justin hanya terkekeh kecil "okay.. Lihat-lihatlah barang2 disini. Banyak sekali stok yang baru sampai pagi ini.." Lanjut bob "okay.. Thanks bob"

Justin berkeliling ke seluruh sudut toko, Ia terus menggandengku tanpa ingin melepaskannya.

"Kau mau beli sesuatu disini?" Tanya Justin, aku terperejap ketika Justin bertanya seperti itu. "Maksudmu?" Tanya balikku "yaa.. Pililah sesukamu" jawab Justin "Tidak, terima kasih. Tapi aku tidak suka rock style. Itu tak pantas untukku" tolakku halus. Selain tak suka aku juga bukanlah tipe orang yang mau belanjaanku dibayarkan oleh seseorang walau itu pacarku. Aku lebih suka membayarnya sendiri walau itu mengharuskanku menggunakan credit card.

"Okay.. Kau suka style apa?" Tanya Justin "aku lebih suka style simple dari Anazone. Seperti pakaianku ini" jawabku. Aku memilih style anazone karena aku yakin disini tak ada toko anazone. Anazone hanya ada di Atlanta

"kalau begitu sepertinya kita harus pergi ketoko sebrang.." Ucap Justin memalingkan pandangan ke toko yang ada disebrang sana "itu toko Anazone kan?" Lanjutnya.

Oh Shit..! Kenapa ada toko anazone disini..! Bukannya merek itu hanya berkembang di atlanta? "Hehehe.. Iya" gumamku "ayo kita kesana.." Justin menarik tanganku, tapi aku tahan. "Aam.. Just, bisakah kita cari makan dulu? Aku lapar.." Alihku "tapi bknnya kau baru makan tadi?" Tanya Justin heran "iya tapi.. Em.. Tapi aku ingin makan tacos.." Dustaku "tacos? Hem.. Baiklah"

BERSAMBUNG

marry me under the mistletoe #part8

     Mentari pagi sudah muncul untuk memenuhi tugasnya menerangi bumi pada siang hari. Cahaya mentari itupun juga telah menyeruak ke seluruh ruangan kamar hotelku melalui celah gorden jendela. Suara yang nyaring nan berisik yang kurasa berasal dari sebelah tempat tidurku juga menggema keseluruh ruangan sampai membuat tidurku terganggu.

              "Huh.. Berisik bunyi bodoh!" ucapku kesal seraya menutupi kepalaku dengan bantal yang ada di sebelahku. Suara itu berhenti, namun beberapa saat kemudian suara itu kembali datang. "Arrrggghh.. Fine. aku bangun!" geretakku bangun dari tempat tidurku, ku tolehkan kepalaku kepada Telpon yang ada di meja kecil disebelah tempat tidurku.

               "Hallo.. ada apa!?" kataku ketika mengangkat telpon "Selamat pagi nona. Maaf mengganggu anda, tapi supir anda sudah menunggu di loby.." Kata Seorang repsepsionis yang ada di ujung telpon "Apa supir? Oh.. Astaga" aku tersentak ketika mengingat jika aku memiliki jadwal untuk pergi kerumah Justin, dengan cepat aku lihat jam yang ada diponselku. Astaga, jam 8.30 aku kesiangan

               "Nona?" ulang repsepsionis "oh.. iya, bilang kepadanya tunggu aku setengah jam lagi, aku akan turun setengah jam lagi" jawabku lalu langsung menutup telponnya lalu menuj ke kamar mandi.


+++

30 Menit kemudian

               "Selamat Pagi nona.." sapa seorang peria ketika aku baru tiba diloby "Selamat pagi" jawabku "Maaf nona, aku Alexander. Aku pengganti supirmu, karena supirmu yang kemarin sedang tidak enak badan" lanjutnya memperkenalkan diri
               "aah ya.. Dan maaf aku tadi sedikit kesiangan. Apa kau sudah lama menunggu?" Ucapku basa basi kepada Alexander  "Ya, tapi Tak masalah nona.. Apa kita bisa berangkat sekarang?" tanya Alexander "Oh.. tentu. Ayo. Tapi sebelum ketempat tujuan, aku mau ketoko hadiah.. kira-kira ada toko hadiah dekat-dekat sini tidak?" balas tanyaku "em.. jika dekat-dekat sini setahuku ada nona" jawabnya "okay, kita mampir kesana terlebih dahulu.. Tapi, anyway Kau tahukan tujuan kita mau kemana?" kataku "Ya nona.." jawabnya "Baguslah, ayo kita pergi"

                ALexander mempersilahkanku berjalan duluan didepannya. Sebelum masuk seorang pegawai hotel membukakan pintu mobilnya untukku, dan aku membalasnya dengan senyuman manis.

------

               "Tunggulah sebentar disini ya" Kataku setelah itu turun dari mobil, ketika mobil yang kutumpangi sudah sampai didepan toko hadiah. "Baik Nona"
                "Selamat datang" sambut pegawai toko ketika aku masuk. Ku telusuri setiap sudut toko, aku bingung ingin membelikan apa untuk hadiah natal untuk Mom Pattie dan Justin. Pandanganku tertuju kepada sebuah tas berpita diujung sana, tas itu begitu cantik dan aku yakin Mom Pattie akan menyukainya. Ku ambil tas itu lalu menyuruh pegawai untuk membungkusnya dengan kertas kado Natal.
                  Setelah menemukan hadiah yang pas untuk Mom pattie kini aku mencari untuk Justin. Ku telusuri Toko tersebut, aku melihat disana ada sebuah Jacket yang sangat keren. Tapi ketika aku melihatnya, sepertinya ukurannya tidak cocok untuk Justin, ini sangat kekecilan.  Ku tanya kepada pegawai toko adakah ukuran yang lebih besar dan jawabannya adalah tidak. Ku cari-cari lagi kado untuk Justin, tapi sayangnya tak ada yang bagus lagi. Huh, ada apa dengan toko ini? kenapa tak ada barang yang bagus untuk kekasihku! huh

                    Aku menyerah karena tak dapat menemukan kado yang pas untuk Justin, ya sudah akhirnya aku hanya membeli kado untuk mom pattie, sedangkan hadiah untuk Justin aku bisa mencarinya di toko yang lain. Aku kembali kemobil.

                    "Kau sudah selesai nona? apa kau mau ketempat lain dulu sebelum ketempat tujuan?" tanya Alexander "Ya.. hem, Alex apa kau tahu toko hadiah dekat-dekat sini yang lain?" balas tanyaku "Ya tentu saja" jawabnya "Bisakah kau antarkan aku kesana?" | "Ya, baiklah"

-------------

                    Mobilku berhenti disebuah toko kado, tapi tunggu dulu sepertinya tempat kado ini hanya khusus wanita. Karena dari plang nama toko saja aku sudah bisa menebak jika ini untuk wanita. "Tak adakah Toko yang lain? Ini adalah toko khusus wanita.. jadi mungkin kita harus mencari toko yang umum" kataku kepada alex, ia mengerti dan membawaku ketoko lain.

                     Kali ini Alex membawaku kesebuah toko, aku turun dan masuk ke dalam toko. Aku sedikit tertarik dengan macam-macam barang yang ada di sini, hanya saja sepertinya barang-barang seperti ini pasti sudah dimiliki Justin. Aku ingin mencari kado yang belum Justin miliki. Ku berpaling lagi ke toko lain dan lainnya dan lainnya.


                      Kali ini aku sungguh menyerah, seluruh toko sudah ku simbangi tapi tak ada Hadiah yang menurutku cocok untuk Justin. Akhirnya aku menyerah dan pergi ke rumah Justin, aku akan jelaskan kenapa aku tak membelikannya hadiah.

+++

Sesampainya didepan Rumah Justin.

                       "Kau boleh pulang Alex.. Karena aku akan menghabiskan malam natal disini" Kataku sebelum turun dari mobil "Tapi, Nona pulang bagaimana?" tanyanya khawatir "Tak usah khawatir.. Itu urusan gampang" jawabku "Baiklah kalau begitu. Tapi, jika nona memerlukan jemputan tinggal hubungi aku saja. Ini kartu namaku" Alexander meberikan sebuah kertas kecil, kartu namanya.

                        Aku turun dari mobil dan disambut ramah oleh keamanan rumah Justin. Ya.. Tak seperti kemarin yang terjadi sedikit perang mulut dengan mereka.
                         Baru saja masuk kedalam rumah, aku sudah mendapatkan sambutan dari Justin dan Mom pattie. Mom memeluku lebih dulu setelah itu Justin, pelukannya begitu kencang. "Uuh, lepas Just!" berontakku "Aku merindukanmu" Kata Justin didalam pelukanku "Ya.. aku juga merindukanmu, jadi bisakah sekarang kau melepaskan pelukanmu.. aku sudah mulai Sesak!" ulangku, akhirnya Justin melepaskan pelukanku.

marry me under the mistleto #part7

Justin Pov

Huh.. Ada apa dengannya? kenapa mematikan telpon begitu saja padahal dia belum menjawab pertanyaanku..
Akukan kekasihnya! Apa dia tak tahu aku sangat merindukannya? Arrgh dasar Wanita!

"Justin..!" Tiba-tiba suara yang tak asing ditelingaku menggema keseluruh ruangan kamarku. Dengan segera aku yang tengah termenung di balkon kamar menjadi menoleh lalu menghampiri asal suara, "Ya Mom.." Sahutku yang baru sampai didepan pintu balkon, dan saat itu pula Mom sudah ada didalam kamarku dekat tempat tidur.

"Kau kenapa hah?" Tanya mom seraya duduk di tepi tempat tidurku. Ku hampiri mom dan ikut duduk di sebelahnya lalu menghela napas panjang.

"Ceritakan kepadaku apa masalah yang ada dalam benakmu..  Ini soal Beliebers? atau yang lain?" ulang mom "Am.. Bukan.. Bukan Beliebers.." jawabku

"Apa ini masalah Pekerjaanmu? Apa Scooter memberimu pekerjaan saat Natal nanti?" Lanjut Mom "Bukan.. Ini bukan masalah Beliebers, Pekerjaan ataupun yang lainnya.." Keluhku "Lalu?"

"Ini soal Sharron" jawabku "Haha.. Memang kenapa dengan kalian? Bukankah kalian sudah pacaran?"  ungkap mom "Iya.. kami memang sudah pacaran, tapi.. tapi dia mengabaikan telponku. Dia hanya berbicara sekilas lalu menutup telponnya" keluhku lagi. Tiba-tiba Mom malah tertawa aku menatapnya heran "MOM?!" lanjutku sedikit memekik

"haha.. Maafkan aku. Tapi Itu hal yang wajar Sayang.. Dia manusia dan dia memiliki kehidupan. Mungkin saja ia sedang ada urusan atau sedang menerima telpon lainnya, apalagi kau dengarkan ceritanya tadi pagikan? Dia itu wanita karir, Ayah tirinya mempersiapkannya sebagai penerus perusahaan milik ayahnya itu" Nasihat mom panjang lebar

Aku berusaha mencerna yang dikatakan oleh mom. Ya, mom memang benar! Sharron adalah manusia biasa dan ia memiliki kehidupan sendiri.. "Tapi mom.. Dari mana mom tahu jika kami berpacaran?" tanyaku penasaran

"Hah, kau lupa? Kau pemilik rumah ini Justin! Dan kau sediri yang meminta dipasangkannya CCTV pada sekeliling rumahmu ini.. Jadi bagaimana aku tidak bisa melihat kalian yang sedang diluar, sedang bermain-main ditengah salju, tidur-tiduran dan segala macam? Bahkan aku mendengar bagaimana kau menyatakan perasaanmu kepada sharron.." Ledek Mom.

Wajahku dengan seketika menjadi merah padam dan sedikit menunduk. Bagaimana mungkin aku lupa dengan keadaan sekitar rumahku!? Dasar bodoh, pantas saja mom tahu.. Aah Shit!

"Tapi.. Menurutku kau payah Just!" ketus mom, aku menoleh ke arah mom tajam "Aku baru tahu jika seorang Justin Bieber, anakku yang sangat dipuja oleh para gadis ternyata ketika menyatakan cinta begitu payah bahkan ia samapi salah bicara,, jika kau melihat tayangan ulang CCTV itu aku yakin kau akan tertawa.." Lanjut ketus mom, wajahku semakin memerah dan tak bisa berkata-kata lagi

"a..am..a.. mom.. kumohon jangan ungkit itu lagi.." kataku masih meyembunyikan rasa maluku "kenapa? itu moment bahagiamu bukan?" ledek mom "ya.. tapi.. tapi.." kataku gugup dan menggaruk-garuk leherku yang tak gatal "Sudahlah sayang.. ini sudah malam.. Tutup pintu balkonmu dan pergilah tidur.. Apa perlu aku menemanimu tidur?" kata mom memotong pembicaraanku yang tak tahu mau bicara apa

"TIDAK! tidak.. aku tidak mau.. aku sudah dewasa dan usiaku bukan 14 tahun lagi! aku sudah 22 tahun mom!" Tolakku "Okay.. kau benar! okay, mom keluar dulu ya.. Good Night" kata mom "Godd night" balasku halus. Mompun keluar dari kamarku.


Ketika mom keluar, dengan segera ku tutup pintu balkon lalu segera meluncur ketempat tidur. Dan sebelum tidur, untuk menuntaskan rasa rinduku, ku tuliskan sebuah pesan singkat untuk Sharron.

Justin Pov Off


Sharron Pov

Aku masih bercengkrama dengan Cody. Kami bercengkrama santai, tak ada yang terlalu formal. Walau itu menyinggung pekerjaan, cody dapat menyampaikannya secara santai dan tidak formal, itu yang membuatku tak bosan bercengkrama dengannya.

Ditengah Bercengkrama ponselku bergetar menandakan adanya sebuah pesan, dengan segera aku membuka pesan itu, ternyata itu dari justin. Ku baca pesannya

"Selamat tidur, semoga kau ada dalam mimpiku dan aku ada dalam mimpimu.. Aku mencintaimu..:)"

Astaga, memang ini sudah jam berapa sampai-sampai ia sudah mengucapkan selamat tidur.  Ku lihat jam tanganku, ternyata ini sudah jam 10.30. Astaga..

"Ada apa sharr?" tanya cody membaca raut wajahku "Am.. Cod, aku rasa ini sudah larut. Dan aku harus kembali kekamarku.." kataku "Oh ya.. ya ampun tak terasa sudah selarut ini.. ya sudah, silahkan jika kau mau beristirahat" jawab cody juga melihat jam tangan yang menghiasi tangan kirinya.

Aku dan Cody bangun dari tempat duduk bersamaan lalu saling mengucapkan salam perpisahan. Cody memelukku, tapi aku mengerti maksudnya adalah pelukan salam perpisahan.


BERSAMBUNG

marry me under the mistletoe #part6

Mobil yang ditumpangi Sharron berhenti tepat didepan loby hotel.

"Terima kasih, sir.. Maaf sudah merepotkanmu.." Sebelum meninggalkan mobil Sharron dengan ramah dan sopan berterima kasih kepada supir yang telah mengantar dan menunggunya selama ia ada di rumah Justin "Iya nona.. Ini memang sudah tugasku.. " Balas sang supir tak kalah sopan.

"Em tuan.. Bisakah Besok kau mengantarku lagi ke rumah yang tadi?" Tanya sharron "Tentu saja.. Jam berapa aku harus menjemput anda?" Balas sang supir "aku ingin kau sudah ada disini jam 8 pagi.." Pinta sharron "baiklah.. Aku akan menjemput nona jam 8"

Sharron'pun turun dari mobil dan disambut ramah oleh para pegawai hotel. Semua pegawai dihotel ini memberikan senyum mereka dan menyapa sharron.

Jelas saja ia diperlakukan seperti itu, karena ayah tirinya memiliki seperempat saham dari hotel ini dan saham itu yang menjalankan adalah Sharron. Ya, sharron adalah calon pewaris harta kekayaan ayah tirinya, yang saat menikah dengan ibunya sama sekali tidak memiliki anak untuk dipercayai melanjutkan bisnisnya.


Saat Ditengah perjalanannya menuju lift untuk menuju kamarnya tiba-tiba saja seorang lelaki berpakaian rapih, lengkap, dan begitu formal menghadang didepan sharron.

"Selamat sore Nona.. Lama sekali kita tak bertemu" Sapanya ramah dengan menorehkan senyuman "Ah Sore.. apa kabarmu, Mr. Simpson sudah lama sekali aku tak bertemu denganmu.."Balas sapa sharron

"Ya.. Sudah lama sekali kita tak bertemu. Mungkin terakhir kita bertemu saat kau ikut dan ambil serta rapat pembagian saham hotel ini.. Hahahaha" ungkitnya lalu tertawa "Ya.. Kau benar, saat itu pertama kalinya aku turun dalam pembagian saham ayah.." Ungkitku lebih dalam.

"Ternyata kau masih ingat Miss. Copeland. Am.. Aku rasa tidak sopan jika kita mengobrol seperti ini, bagaimana jika kita mengobrol dikantorku saja? Kau mau?" Tawar Mr. Cody Simpson "Tentu.. Dengan senang hati.." Jawabku setuju "kalau begitu, mari" Cody pun mengantarku kekantornya.

Cody Simpson adalah anak dari rekan bisnis ayah tiri sharro. Sama sepertinya, cody juga adalah pewaris perusahaan orang tuanya. Sharron kenal cody saat ayahnya mengajukan cody sebagai penanggung jawab hotel yang saat ini tempat sharron menginap.

Sebenarnya cody bukanlah orang yang berbicara terlalu formal, sharron tahu ia memanggilnya mrs. Copeland hanya untuk meledeknya yang tergolong bercanda.


"Silahkan duduk.." Cody mempersilahkan aku duduk di sofa kantornya.

"Ternyata kau tak berubah, kau masih sama seperti awal kita bertemu satu tahun lalu, mrs. Copeland.." Cody membuka pembicaraan "haha kau ini.. Sudahlah, berhenti berbicara seperti itu. Aku tak tahan dengan cara bicaramu itu.. Panggil aku Sharron!" Tanggap sharron seraya tertawa "haha.. Okay.. Mulutku juga geli memanggilmu seperti itu.. Haha" balas cody ikut tertawa

"Well, dalam rangka apa kau kesini?"Tanya cody "aku sedang 'pulang kampung'.. Haha.." Jawab sharron "haha..'Pulang kampung?'. Yaya.. Tapi kenapa kau hanya sendiri?"Tanya cody lagi "yaa.. Kau tahukan orang tuaku bagaimana?" Ucap sharron santai, cody hanya mengangguk sambil tersenyum.

akhirnya sharron dan cody mengobrol dengan panjang lebar seraya bercanda tawa.
++

Sedang asik-asiknya mengobrol panjang lebar dan tertawa bersama cody, tiba-tiba saja ponsel sharron bergetar. Sharron melihat siapa yang menghubunginya, dan ternyata itu adalah justin.

"Maaf cod.. Aku harus mengangkat telpon" sharron meminta izin kepada cody.

"Oh ya.. Tentu, silahkan.." Kata Cody mempersilahkan sharron untuk mengangkat telponnya.

"Hello.. Ada apa just?" Tanya sharron begitu mengangkat telpon

"Kau sedang apa?" Balas tanya Justin "aku sedang bersama teman.. Kenapa?" Jawab sharron "um.. Kau sudah makan?" tanya justin lagi "ummm.. Just, bisakah kau menelponku nanti? Aku sedang bersama teman? Kalau tidak jika aku sudah selesai aku akan menghubungimu kembali, bye" kata sharron tergesa-gesa. Saking tergesa-gesanya ia mematikan telpon justin tanpa mendengar sepatah katapun dari Justin..

BERSAMBUNG

marry me under the mistletoe #part5

Sharron sudah selesai mandi dan merebahkan tubuhnya sebenentar didalam selimut hangat untuk menghilangkan rasa kedinginannya. Tak lama, tiba-tiba pintu terbuka sedikit.

"Sayang.. kau sudah selesai mandinya?" suara parau dan sedikit berat terdengar dari balik pintu. Dengan cepat sharron bangun dari tidurnya "Masuklah just.. aku sedang merebahkan tubuhku sebentar.." Kataku. Tak lama seorang lelaki tampan berambut blonde dan sudah mengganti pakaiannya menjadi kaos hitam nan simple

"Kau baik2 saja?" tanyanya seraya menghampiri tempat tidur lalu duduk dipinggir tempat tidur "Ya.. aku hanya masih sedikit kedinginan.. hatchi" tiba-tiba saat akhir kata Sharron bersin "haha.. hidungmu merah.. itu lucu" ledek Justin dan memencet hidung shrron yang merah "huh.. kau tega" Gumam sharron cemberut.

"haha.. maaf, um.. apa kau lapar?" Tanya Justin " ya.. sedikit.." jawab sharron "kenapa harus sedikit padahal kau bisa mendapatkan banyak?" canda Justin, tapi Sharron tak mengerti apa yang Justin maksud jadi dia hanya dapat menggerutkan dahi kenapa kau tak tertawa?" Justin heran "Aku tak mengerti apa yang kau maksud.." jawab sharron jujur

"haha.. baiklah, kalau begitu lupakan saja.. oh ya, kau laparkan? ayo kita turun..  mom sudah menunggumu di bawah, dia sudah menyiapkan sup hangat untukmu" Justinpun mengajak sharron untuk berdiri dengan mengulurkan kedua tangannya tepat didepan sharron, dan dengan cepat sharron pun meresponnya dan pergi menuju kebawah bersama Justin..

---

"Hay Sayang.. bagaimana kondisimu? sudah baikankah?" sambut pattie saat Justin dan Sharron baru sampai di ruang makan "Ya aku sudah sedikit membaik setelah berendam air hangat dan merebahkan sebentar tubuhku" jawab Sharron "baguslah kalau begitu. Kalau begitu ayo duduk, dan makanlah mumpung sup nya masih panas. Ini bagus untuk mengangatkan tubuhmu" jelas pattie "terimakasih patt" ucap sharron seraya duduk dan Justin jjuga ikut duduk di sampingny

Pattie melayani sharron dengan begitu istimewa, sampai-sampai semuanya ia siapkan untuk sharron. Mulai dari mengambilkan supnya hingga menuangkan air minum untuknya. Sebenarnya sharron sedikit malu dengan perilaku pattie namun ia hanya bisa tersenyum untuk semua perilaku pattie yang tergolong memanjakannya.


Ditengah acara makan tiba-tiba saja Pattie berkata "Sharron.. bolehkah aku meminta satu hal untukmu?" Sharronpun membalas "tentu.." | "um.. mulai sekarang, aku rasa kau tak pantas memanggilku hanya dengan nama depanku?" Ucap pattie, sharron tersentak dengan ucapan itu "Maaf.. apa maksudmu?" tanya sharron bingung

"Ya..  Kau tak usah memanggilku Pattie lagi.. Kau boleh memanggilku Mom, sama seperti Justin" Jelas pattie, sharron yang tengah menelan supnya kini menjadi sedikit tersedak hingga Justin membantunya untuk minum.

"Apa itu salah? Bukannya kau dan Justin sudah pacaran? wajarkan aku memintamu untuk memanggilu mom?" Pattie yang tanpa bersalahpun mengulang permintaannya. Pandangan Sharronpun berpindah ke arah Justin yang ada disampingnya, dia mendekatkan wajahnya kekuping Justin saat pattie sedang berkonsen trasi memotong daging yang ada didepannya

"Apa kau menceritakannya kepada ibumu?" tanya Sharron berbisik, Justin menggeleng keras "Tidak.. aku belum memberitahukannya soal itu."jawab Justin juga berbisik "lalu?" | "enahlah.. aku juga bingung dari mana ia tahu.."

"Bagaimana sharron.. apa kau mau?" tanya Pattie lagi "Ba.. baiklah" jawab Sharron.

+++

Hari sudah mulai senja, dan itu saatnya untuk sharron kembali kehotel tempatnya menginap. Pattie dan Justinpun mengantarnya sampai pintu gerbang.

"Baiklah aku pulang ya Mom, Justin.." kata sharron. Dan sebagai salam perpisahan ia memeluk pattie "hati-hati dijalan" nasihat pattie didlm pelukan sharron, sharron mengangguk tanda iya. Dan sampailah iya harus mengucapkan salam perpisahan bagi Justin. Tapi Justin malah menatapnya dingin dan terlihat kesal, tanpa memperdulikannya Sharon langsung memeluk Justin

"Aku akan kembali lagi besok.. Tepat dimalam Natal aku akan melewatkannya bersamamu"  kata Sharron dlm dekapan justin, Justin merespon dengan balas memeluk pinggang Sharron "Tapi aku mau kau menginap disini.." balas Justin "Aku tak mau merepotkan.. kalau kau mau, kau boleh mengunjungi hotelku.." ucap sharron melepas pelukan Justin.

Wajah Justin semakin lama, semakin mendekat ke wajah sharron dan sharron mengerti gerak gerik dari lelaki ini. Dengan cepat ia menolak dan berkata "Ini bukan waktu yang tepat Just.." Sharron melirik mom pattie yang ada di sebelah mereka.

Justin menoleh ke arah ibunya, dan karena pattie merasa sebagai pengganggu ia segera berkata "Am.. abaikan saja aku.. aku hanya wanita tua dan anggap saja aku tak ada..aku tak akan melihat kalian memadu kasih.." ledek pattie. Sharron malah tertawa "Ya sudah.. aku pulang dulu ya.. bye.." Sharron melangkah pergi dan meninggalkan rumah Justin


Bersambung

marry me under the mistletoe #part4

Aku terbawa suasana dengan lagu yang dilantunkan oleh Justin. Hingga akhirnya ia berhenti menyanyi, aku baru sadar jika tubuhnya begitu berat dan membuatku sesak.

"Justin.. Menyingkirlah dari tubuhku. Kau begitu berat Justin..!" Seruku seraya terus berusaha agar Jusin menyingkir dari tubuhku.


"1 menit saja.. biarkan aku seperti ini 1 menit saja.. Biarkan aku menikmati posisi seperti ini, dan menghirup udara yang sudah tercampur oleh wanginya tubuhmu" Kata Justin menolak untuk menyingkirkan tubuhnya.

"Tapi kau begitu berat dan aku begitu sesak tak bisa bernapas!" Lanjut seruku. Justin membalikan tubuhnya. Sekarang aku jadi berada di atas tubuhnya dan ia memegang pinggangku seakan tak akan melepaskan tubuhku.


"Sekarang kau tidak keberatankan? Ku mohon biarkan kita seperti ini 1 meniiiitt.. saja" pinta Justin.


Kali ini aku tak bisa berkata-kata lagi. Aku diam di atas tubuh Justin dan menghirup harumnya parfum yang digunakan Justin dan detak jantungnya seraya menutup mataku.

----

Suhu sudah semakin mendingin, butiran salju juga terus menghujani tubuhku dan Justin. Aku sudah tak kuat dengan dinginnya suhu disini.


"Justin.. Aku kedinginan dan Ini sudah lebih dari 1 menit. Jadi kumohon lepaskan aku.." kataku setelah sekian lama Justin memelukku dengan posisi yang masih sama. Tak ada jawaban, mungkinkah ia tertidur? ku coba untuk bangkit karena pegangan Justin di pinggangku yang awalnya erat kini sudah sedikit mengendur.


Tapi saat ku coba untuk bangkit, pegangan Justin di pinggangku membuatku kembali jatuh ke dada bidang Justin. "Ternyata, 1 menit saja belum cukup bagiku menikmati posisi ini dan menghilangkan rasa rinduku kepadamu. Kalau begitu, aku rasa aku ingin selamanya seperti ini.." ketus Justin seraya sedikit tertawa kecil

Aku yang mendengarnya tersentak, dengan paksa ku bangun dari tubuh Justin dan akhirnya aku bisa lepas darinya "Aku tak mau selamanya seperti ini.. aku bisa mati kedinginan jika aku seperti ini!" kataku tak kalah ketus



Justin bangun dari tempatnya, ia hanya menatapku. "Shar, bibirmu membiru..Ternyata kau begitu kedinginan.." Justin memegang bibirku yang katanya sudah mulai membiru. Ia melepas shall dan mantelnya lalu memakaikannya di tubuhku.


"Untuk apa? kau bisa kedinginan.." kataku "aku tahu kau lebih memerlukan kehangatan dari pada aku.. Kalau begitu ayo kita masuk.. Aku yakin mom sudah selesai memasak" Justin mengajakku berdri dan membawaku masuk ke dalam rumah.

+++

Ketika masuk, ternyata pattie sudah menunggu kami di ruang tamu dan menghadang kami yang baru saja masuk. Ia melihatku sedang di gandeng oleh Justin dan menggunakan mantel Justin "Ada apa ini? Kenapa bibirmu mulai berubah menjadi ungu Sharron?" tanya Pattie seraya memegang tanganku yang sangat dingin "Tanganmu juga dingin.. Justin! Apa yang kau lakukan! Sudah tahu diluar dingin, kau tetap saja mengajaknya keluar jalan-jalan! kalau ia sakit bagaimana!" omel Pattie kepada Justin


"Tak usah hawatir patt.. ini bukan salah Justin. Ini juga salahku, awalnya Justin sudah mengajakku masuk ketika aku sudah mulai kedinginan. Tapi karena aku yang masih ingin menikmati pemandangan salju justin menuruti hingga akhirnya ajy seperti ini. Jadi jangan salahkan Justin" Dustaku

"um.. kalau begitu kau mandi air hangat saja supaya kau tidak sakit. Kau boleh menggunakan kamar tamu. Justin antarkan Sharron ke kamar tamu" perintah pattie

Justin menurutinya. Ia mengantarkanku ke kamar tamu sesuai dengan perintah Pattie.



"Kenapa kau berbohong hanya untuk melindungiku? itu memang salahku karena terus memaksamu seperti tadi padahal kau sudah bilang jika kau kedinginan.." oceh Justin saat menaiki tangga

"Kau mau aku pingsan karena omelan ibumu? Sudahlah, antarkan saja aku ke kamar, aku sudah sangat kedinginan.."

"Terimakasih.." ucap Justin seraya mencium pucuk kepalaku "Untuk?" balasku "Semuanya.."


BERSAMBUNG

marry me under the mistletoe #part3

"Sharron.." Kataku seraya bangun dari tempat dudukku "Ya.., Hay, Kau mau kemana?" jawabnya singkat "Maukah kau mengulang kejadian 15 tahun yang lalu?" Ku ulurkan tanganku tepat ke arah sharron "Maksudmu..?" tanyanya lugu "Bermain Salju?" Ku naikan sebelah alisku.

+++

Author Pov

Sharron dan Justin berjalan-jalan ke halaman belakang rumah yang begitu luas. Mereka berdua sama-sama menggunakan baju dinging yang menghangatkan tubuh mereka.

Dan tiba pada akhirnya mereka tiba di sebuah ayunan halaman belakang. Mereka duduk disana dan kembali bercengkrama santai. "Kapan kau akan kembali ke Atlanta?" Tanya Justin melihat samping wajah Sharron yang menghadap lurus kedepan "Aku hanya 2 minggu disini" Jawab Sharron, kali ini ia menunduk dan menggesekan kakinya ke tanah yang diselimuti salju tebal

"Kau merayakan natal disini?" Tanya Justin lagi "Ya.. aku merayakan Natal disini" Sekarang Sharron menghadap ke arah Justin dan tersenyum kecil "Sendirian?"| "Emm.. Ku pikir tidak" Sharron memutar bola matanya seraya trs tersenyum dengan jenaka

"Lalu dengan siapa?" Justin terus menyecar pertanyaan ke sharron "With You!" jawab sharron singkat.

Justin langsung menatap dalam ke arah mata sharron, Hatinya bahagia karena gadis yang ia sukai akan melewatkan natal dengannya "Sungguh?" Justin masih tidak percaya, Sharron menganggukan kepala

"Kenapa? kau tidak senang ya?" kata Sharron dengan nada sedih "a'am.. bukan.. bukan begitu.. aku malah senang kau bisa melewati natal bersamaku.. Ya, aku sangat bahagia melewati natal bersamamu, Gadisku" tungkas Justin dan memelankan nada suaranya diakhir perkataan.

Sharron  menatap tajam Justin, ia mendengar kata 'gadisku' dari bibir Justin ketika berbicara dengannya. "aa.. maksudku.. maksudku.. pacarku.. oh astaga maaf.. maksudku.. ya tuhan.. sahabatku.. aargh.. maksudku--" Perkataan Justin yang gelagapan dan tak bis di kantrol terhenti karena jari telunjuk sharron memberhentikannya. Jari telunjuk itu ditempelkan ke bibir manis justin

"Berbicaralah dengan jelas.. katakan yang ingin kau katakan!" Dengan lembut Sharron berbisik. Hati Justin luluh, ia tak bisa menahannya lagi "aarrgh okay" erang justin yang kini memegang tangan Sharron dan berlutut di bawahnya.

"Sharron.. A..aku tak tahu mengapa, sudah kucoba untuk menghilangkan bayanganmu dari pikiranku dengan berjuta-juta cara termaksud mencari gadis2 yang menurutku mirip denganmu. Tapi tak tahu mengapa aku tak bisa! Mereka memang mirip denganmu tapi itu hanya dari fisik! bukan hati, sikap, dan.." Justin tak bisa melanjutkan perkataannya yang sangat cepat, ia terengah-engah dan ia juga kehabisan kata-kata

"Dan apa Just?" sharron mengulang perkataan Justin

"Dan tatapanmu.. Aku tergila-gila dengan tatapanmu yang dapat masuk hingga titik terdalam hatiku. Dan asalkan kau tahu, aku bisa seperti ini juga karena kau. Aku sangat ingat potongan kalimat di surat kecilmu 15 tahun yang lalu yaitu 'Jika kau kembali menemuiku di Ontario, kau ingin melihatku mempunyai pestasi'. Aku termotivasi dari kalimat polosmu itu. Sekarang kau lihat? aku punya segudang prestasi., Itu berarti," lagi-lagi kata-kata justin terputus

Sharron menunggu kata-kata selanjutnya yang akan terlontar dari mulut Justin.

"Itu berarti.. berarti.. bolehkah.. argh maksudku.. maukah kau menjadi gadisku? gadisku yang akan selalu disampingku.. Pacarku?" lanjut Justin

Sharron yang ada di atas ayunan, tepat diatas Justin. Menatap pancaran tulus dari mata hezel Justin. "Maukah?" ulang Justin.

Sharron menunduk malu dan tersenyum sumeringah, dan sejurus kemudian ia mengangguk "Ya.. aku mau" jawab sharron tanpa berpikir panjang.

Sharron Pov

Inilah kata-kata yang paling kutunggu sejak lama. Kata cinta yang tulus dari seorang lelaki, seperti Justin. Aku mencintai Justin sejak dulu, untuk itu aku berjanji akan kembali menemuinya.


Justin tak kalah sumeringahnya denganku ia berdiri dari tempatnya dan mengajakku berdiri juga. Ia peluk tubuhku dan memutar-mutarkannya hingga aku pusing dan memberontak di dalam dekapannya

"Justin ku katakan sekali lagi BERHENTI!!" bentakku sudah mulai pusing dan takut. Sejurus kemudian tubuh kami berdua terjatuh ke salju tebal yang lembut dengan posisi aku berada di bawah tubuh Justin.

wajah Justin tepat di dadaku, tepatnya di dekat detak jantungku. Telinganya ia tempelkan tepat di suara detak jantungku yang berdegup dengan keras. Dan ia bernyanyi


ohhh put my ear to your chest Baby
I hear melodies when your heart beats
Baby it sings to me like Fa la la la la, fa la la la la
Baby I hear melodies when your heart beats
Baby it sings to me like Fa la la la la, fa la la la.



BERSAMBUNGGGG...

Marry me under the mistletoe #part1

           Sharron keluar dari mobil dan berjalan menuju pintu gerbang yang menjulang tinggi. Dipencet bell-nya, dan tak lama seorang bertubuh besar keluar dari rumah.

          "Maaf permisi. Apa benar ini rumah Justin?" Tanya Sharron "Ya ini rumahnya. siapa kau? apa sudah punya janji?" sahut orang itu "aam.. aku Sharron Copeland, aku teman semasa kecil Justin. A..aku memang belum mempunyai janji dengannya, tapi jika kau sebut namaku pasti Justin tahu aku.."Jelas Sharron.

          "Maaf nona, tapi walau kau teman semasa kecilnya tapi belum mempunyai Janji, aku tak bisa mempersilahkanmu masuk.." lagi-lagi Lelaki bertubuh besar tu tak mengijinkan Sharron untuk masuk

          "ta..tapi.. aku serius.. tolong izinkan aku masuk. Kalau kau tidak percaya, kau boleh masuk dulu lalu tanya apakah justin kenal denganku..!" Sharron terus bersih keras untuk masuk

          "Maaf tidak bisa nona.. Sebaiknya anda pulang, karena percuma jika anda belum mempunyai janji dengan Justin!"

           "Ada apa ini?!" Tiba-tiba saja ada suara dari belakang. Sontak sharron melihat ke arah suara. Disana sudah ada seorang lelaki tampan, berpostur atlentik, telah berdiri tegap di depan pintu. Tapi tunggu, bukankah itu adalah orang yang tak sengaja menabraknya dibandara?.

           "Maaf Just.. dia terus berusaha menemuimu, dia bilang dia adalah teman semasa kecilmu.." kata pria yang terus menghalangi sharron untuk masuk. Tapi, apa yang lelaki itu bilang tadi? 'Just', jadi inikah Justin dewasa? yang dulu aku lemparkan bola salju?. Lelaki yang di yakini adalah justin pun melihat ke arah sharron "k..kau? bukannya kau yang menabrakku dibandara tadi pagi?" Tanya lelaki itu.

           "Justin itu kau? apa kau tak ingat aku?" tanya pelan sharron, Justin mendekat ke pagar dan melihat lebih jelas wajah gadis yang ada di luar pagar

           "kau ingat aku? Aku yang melemparkan bola salju tepat diwajahmu, aku yang meninggalkanmu pergi dan mengirimkanmu sebuah surat.. kau ingat aku?" Sharron terus menggali ingatan Justin

            "kau.. kau.. sha..sha.. Sharron?" Justin mulai ingat "Ya.. aku Sharron.."

           Mata Justin segera membesar, ia membuka pintu pagar dengan tergesa-gesa dan segera memeluk sharron erat. "Akhirnya kau kembali. Kau kembali sesuai dengan janjimu 15 tahun yang lalu. Aku merindukanmu, kenapa kau pergi? padahal kita sudah memiliki janji untuk bermain salju bersama lagi dulu.." Kata Justin didalam pelukan Sharron dan mempererat pelukannya 

            Sharron membalas pelukan Justin yang tak kalah erat "Maafkan aku.. Aku tak bermaksud meninggalkanmu.. Dan aku juga senang kau telah menepati janjimu, menungguku kembali disini dan.." Sharron melepaskan pelukan Justin dan mulai memegang wajah justin dengan kedua tangannya "Dan kau telah menjadi lelaki dewasa yang aku harapkan.. Terima kasih Justin" lanjut sharron kembali memeluk tubuh hangat Justin

            "Untuk apa kau berterima kasih bodoh?! harusnya aku yang berterima kasih karena kau yang telah membuatku seperti ini.." Justin tertawa didalam pelukan sharron

            "Justin..." suara yang terdengar tak asing lagi terdengar, Justin dan Sharron dengan cepat melepaskan pelukan mereka. "Siapa dia Justin?" suara itu berlanjutdan orang yang mempunyai suara itupun terlihat di balik pagar

             "Mom.. kau tak ingat dia?" tanya Justin, wanita paruh baya itu melihat dengan teliti "siapa dia just?" tanya wanita itu "Dia Sharron.. Mom ingat?" Justin memberi tahu ibunya "Astaga, kau sharron?" Pattie menghampiri sharron dan memeluknyadan melepaskannya

"Kau telah menjelma menjadi gadis cantik sharron, aku sampai tak mengenalimu. Kau datang dengan siapa kesini?" tanya pattie

"aku bersama supir" jawab sharron "lalu dimana Ibumu?" tanya pattie lagi "Dia tada di Atlanta, dia tak bisa kesini karena harus mendampingi ayah tiriku ke suatu pertemuan" jelas Sharron

"Kau kembali ke kanada sendirian?".  "Ya aku ke kanada sendirian".  "aah.. ya sudah. Ayo masuk, diluar dingin" Pattie mengajak sharron masuk dan terus menggandengnya.

+++

Di dalam, sharron mendapatkan berjuta-juta pertanyaan dari pattie dan mengharuskannya bercerita panjang lebar. Justin yang menjadi alasan sharron kembalipun sampai dibuat kesal oleh ibunya sendiri, karena ia tak diberikan ruang untuk berbicara dengan sharron.

Tapi Sharron yang sesekali melirik Justin yang tengah kesalpun hanya bisa tertawa dalam hati. Justin duduk, menyenderkan tubuhnya di sofa dan melipat kedua tangannya didada, kelakuan semasa kecilnya masih tak hilang.

"Am.. mom, aku rasa kau harus masak karena aku dan sharron sudah lapar.." Justin mengalihkan pembicaraan agar ibunya pergi dan ia leluasa mengobrol dengan Sharron. "Kau ini mom sedang berbicara dengan sharron!" mom pattie memberontak "ayolah mom.. pergilah kedapur dan masaklah yang enak untuk kita semua.. ayolah.." Justin terus menarik tangan mom pattie untuk segera pergi.

"okay.. okay.. sebenarnya aku tahu apa maksudmu menyuruhku pergi sepeti ini. Jika kau ingin berbicara  dengan sharron, kau tak perlu seperti ini sayang" pattie terus menggoda justin "ya sudah.. mom masak yang enak dan banyak yaa.. jika perlu membutuhkan waktu seharian untuk memasak.. love u mom" Justin mulai mendorong mom pattie untuk pergi ke dapur, dan akhirnya pattie menyerah, ia pergi meninggalkan Justin berdua dengan Sharron.

"Kau ini tidak sopan Justin!" oceh Sharron dengan nada jenaka, Justin tersentak dan tertawa "Biarlah.. jika aku tak begitu hingga esok menjelangpun aku tak bisa berbicara denganmu..!" Kata Justin.


BERSAMBUNG...

Marry me Under the Mistletoe

Happy reading

.

.
Ontario, Canada.
December 23th 1999
2 days before Christmest


"Justin.. Justin.. Telima ini..! Ahahaha" gadis kecil nan cantik itu berseru dng nada cadel dan tertawa lepas ketika salju dingin yang telah ia bentuk menjadi bola-bola mengenai tepat di wajah sahabatnya, justin.

"Uuh dingin.. Awas saja kau Shallon.. Telima ini sbg pembalasan ku.." Kata Justin kecil dng cadel menyebut nama sahabatnya, Sharron. Ia berusaha membersihkan salju yang ada di wajahnya dan berusaha membalas, tapi sayang lemparannya itu meleset. "Yee.. Tidak kena!" Ledek Sharron dengan penuh kemenangan. "Uuh.. Ini lagi.. Ini.. Ini.." Justin kecilpun kesal dan melemparkan bola saljunya secara terus menerus tanpa henti. "Wee.. Tidak kena.. Tidak kena.. Tidak.. Uuh" ditengah ledekan tiba-tiba saja serangan bola salju itu mengenai langsung ke wajah Sharron.

"Yyeee... Lasakan itu! Hhahaha" kini Justin yang penuh dengan kemenangan. "Huh.." Gumam Sharron kesal dan melipat kedua tangannya didada.

"Justin.. Sayang, ayo kita pulang. Hari sudah mulai senja nak.. Ayo kita pulang" wanita muda dan cantik, yang tidak salah adalah ibu justin, menghampiri Justin dan mengajaknya pulang "okay mom.. Bye shallon besok kita main lagi ya" kata justin kecil dan tersenyum manis kepada sharron. "Besokkan malam natal.." Kata sharron "yaa, kita main saat sore.." Jawab justin "Justin.. Ayo pulang!" Suara Ibu justin kembali terdengar "iya mom.. Okay, bye shallon" justin kecil pun pergi dan menghampiri Ibunya.

Gadis kecil Sharron-pun juga pulang. Ia pulang sendiri, karena ibunya sedang sibuk mempersiapkan natal.

"Aku pulang.." Kata Sharron ketika baru membuka pintu. Dan betapa kagetnya ia ketika melihat dirumahnya tidak ada barang-barang lagi, hanya kardus-kardus yang tergeletak dimana-mana. Dengan segera ia berlari mencari ibunya seraya terus menyerukan "mom..mom.."

"Ada apa sayang?" Tanya ibunya ketika mendengar seruan anaknya "mom.. Kemana barang-banrang kita? kenapa hanya ada kardus-kardus mom? Memang barang-barang kita kemanakan?" Sharron terus membanjiri ibunya dengan pertanyaan polos "tenanglah sayang.. Barang-barang kita sudah ada di dalam kardus-kardus itu. Apa kau lupa jika kita akan pindah?" Jawab mom "pindah? Mom tidak pernah memberi tahuku jika kita akan pindah.." Lagi-lagi sharron berkata dengan polosnya "iya, sayang.. Kita akan pindah dekat rumah nenekmu di Atlanta.. karena rumah ini akan dijual" jelas mom "Dijual? Kenapa mom? Kenapa harus dijual? Aku sudah suka tinggal disini! Kenapa kita harus pindah?" Sharron tampak makin bingung

"Sstt.. Maafkan aku sayang aku tahu kau tidak mau pindah dari rumah ini karena temanmu Justin bukan? Akupun sama sayang, aku tak ingin meninggalkan rumah ini karena rumah ini adalah rumah kenangan mom bersama mendiang dadmu.." Mom berkicau panjang lebar "lalu mengapa kau menjual rumah ini mom?"

"Itu karena.. Karena aku.. Aku.. Aah.. Kau tak akan mengerti Sharron. Sudah cuci kakimu dan tanganmu lalu kau makanalah, aku sudah menyiapkan makanan untukmu.." Mom mengalihkan pembicaraan. "Tapi mom..." Ucapan sharron belum selesai namun ibunya sudah mendesaknya untuk sdgera cuci tangan dan kaki.


~Malam harinya..~


Sharron termenung di depan jendela kamarnya. Melihat jutaan bintang dan bulan yang bersinar. Hingga ia tak menyadari jika air matanya telah meleleh ke pipi mulusnya.

"Dad.. Mengapa mom mau menjual rumah ini? Bukankah ia bilang ini rumah kenangannya bersama dad? Lalu mengapa ia ingin menjualnya dan pindah ke rumah grandma?" Sharron berbicara sendiri, seolah ia sedang berbicara dengan mendiang ayahnya yang sudah meninggal sejak 2 tahun yang lalu akibat kecelakaan. "Aah.. Ya, aku harus berpamitan kepada Justin.. Tapi bagaimana caranya? Ini sudah malam dan aku yakin dia sudah tidur. Jika esok, ham.. Aku tak yakin karena Mom bilang kita akan berangkat pagi-pagi sekali, lalu bagaimana caranya aku berpamitan dengan justin? Aah ya.. Aku tahu caranya!" Oceh sharron sendiri. Ia segera meloncat menuju meja belajarnya, mengambil secarik kertas dan menulis, walau tulisannya seperti ceker ayam.

Setelah selesai menulis ia masukan kertas itu ke dalam amplop. "Besok sebelum aku pergi, aku akan menaruh surat ini di dalam kotak pos rumah justin.."


December 24th 1999
1 days before chrismest


Sesuai rencana. Pagi-pagi sekali sharron meminta izin kepada ibunya dengan alasan ingin mengambil mainannya yang tertinggal di luar.

Setelah mendapatkan izin sharron diam-diam datang ke rumah justin dan memasukan surat yang ia buat tadi malam ke kotak posnya. Sesudah itu ia langsung pergi karena takut terlihat oleh orang lain.

+++

15 tahun kemudian...


December 22th 2014
3 days before chrismest


Kini kehidupan Sharron telah berubah total. Dari Sharron kecil yang masih ingusan, kini ia telah menjelma sebagai gadis cantik, pintar, dan berbakat berumur 20 tahun. Ibu sharron juga sudah menikah lagi dengan bos perusahaan besar, dan itu membuat sharron hidup dalam kemewahan.


Pagi ini, sahrron memutuskan untuk kembali ke kota asalnya Ontario dan merayakan natal di sana. Ia teringat dengan surat kecil yang ia berikannya kepada justin. Didalam sana ada beberapa janji sharron untuk justin termaksud ia berjanji akan kembali menemui Justin saat Natal tiba.

Dan belakangan ini ia juga mendengar jika justin telah menjadi seorang superstar dunia. Awalnya ia sempat tak percaya, karena setahunya justin kecil sama sekali tak memiliki bakat dalam bidang apapun. Selain itu, menurut info juga justin sudah pindah dari rumah kecilnya ke rumah yang lebih besar, yaitu di dekat jantung kota ontario.

+++

@bandara

Sharron melangkah dengan cepat seraya menyeret koper besarnya. Ia menghubungi beberapa nomor, yang ayah tirinya bilang org itu akan menjemputnya dibandara.

Tapi tiba-tiba saja, Sharron tak sengaja menabrak seorang lelaki hingga membuatnya terjatuh. "Aah.. Maaf" kata lelaki yang menabrak sharron dan berusaha membantunya berdiri. "Ya tak apa.." Balas sharron mengangkat wajahnya yang sedari tadi tertunduk. "baiklah.." Lelaki itupun berlalu pergi.

"Nona!" dalam kejauhan Sharron melihat seorang pria tua melambaikan tangannya. Dengan segera sharron menghampirinya. "Maaf nona. Nona sudah kesusahan mencariku.." sesal lelaki tua itu "Tak apa.. ayo kita langsung saja kehotel untuk menaruh barang-barang. Lalu sehabis itu kita bisa langsung pergi.." jelas Sharron "Baik nona.."

---

Sharron sudah menaruh barang-barangnya di hotel, dan kini saatnya untuk berkeliling kota. Ia sangat bingung dengan jalan kota ini yang sudah banyak berubah. Yang dulunya disana ada sebuah hamparan tanah luas tempat anak-anak bermain bola, kini telah menjadi hamparan toko-toko.

"Maaf tuan.. apahak kau tahu dimana alamar ini?" tanya Sharron ketika ingat apa tujuan ia kesini "Oh.. bukankah ini rumah Justin Bieber si superstar itu?" Kata supir "Ya.. kau kenal dia?" ucap sharron "tentu.. siapa yang tidak kenal dia di kota sekecil ini.."

"am.. bisakah kau mengantarkanku kesana?" pinta sharron "maaf.. tapi untuk apa?" tanya supir "Aku ini teman semasa kecilnya. Dan aku memiliki janji kepadanya.." jelas sharron "okay.. baiklah.."

+++

Mobil berhenti didepan rumah besar. "inilah rumahnya nona.." jelas sang supir. "baiklah.. kau tunggu saja disini. Aku akan masuk.."



BERSAMBUNG..