Aku terbawa suasana dengan lagu yang dilantunkan oleh Justin. Hingga
akhirnya ia berhenti menyanyi, aku baru sadar jika tubuhnya begitu
berat dan membuatku sesak.
"Justin.. Menyingkirlah dari
tubuhku. Kau begitu berat Justin..!" Seruku seraya terus berusaha agar
Jusin menyingkir dari tubuhku.
"1 menit saja..
biarkan aku seperti ini 1 menit saja.. Biarkan aku menikmati posisi
seperti ini, dan menghirup udara yang sudah tercampur oleh wanginya
tubuhmu" Kata Justin menolak untuk menyingkirkan tubuhnya.
"Tapi
kau begitu berat dan aku begitu sesak tak bisa bernapas!" Lanjut
seruku. Justin membalikan tubuhnya. Sekarang aku jadi berada di atas
tubuhnya dan ia memegang pinggangku seakan tak akan melepaskan tubuhku.
"Sekarang kau tidak keberatankan? Ku mohon biarkan kita seperti ini 1 meniiiitt.. saja" pinta Justin.
Kali
ini aku tak bisa berkata-kata lagi. Aku diam di atas tubuh Justin dan
menghirup harumnya parfum yang digunakan Justin dan detak jantungnya
seraya menutup mataku.
----
Suhu sudah
semakin mendingin, butiran salju juga terus menghujani tubuhku dan
Justin. Aku sudah tak kuat dengan dinginnya suhu disini.
"Justin..
Aku kedinginan dan Ini sudah lebih dari 1 menit. Jadi kumohon lepaskan
aku.." kataku setelah sekian lama Justin memelukku dengan posisi yang
masih sama. Tak ada jawaban, mungkinkah ia tertidur? ku coba untuk
bangkit karena pegangan Justin di pinggangku yang awalnya erat kini
sudah sedikit mengendur.
Tapi saat ku coba untuk
bangkit, pegangan Justin di pinggangku membuatku kembali jatuh ke dada
bidang Justin. "Ternyata, 1 menit saja belum cukup bagiku menikmati
posisi ini dan menghilangkan rasa rinduku kepadamu. Kalau begitu, aku
rasa aku ingin selamanya seperti ini.." ketus Justin seraya sedikit
tertawa kecil
Aku yang mendengarnya tersentak, dengan
paksa ku bangun dari tubuh Justin dan akhirnya aku bisa lepas darinya
"Aku tak mau selamanya seperti ini.. aku bisa mati kedinginan jika aku
seperti ini!" kataku tak kalah ketus
Justin
bangun dari tempatnya, ia hanya menatapku. "Shar, bibirmu
membiru..Ternyata kau begitu kedinginan.." Justin memegang bibirku yang
katanya sudah mulai membiru. Ia melepas shall dan mantelnya lalu
memakaikannya di tubuhku.
"Untuk apa? kau bisa
kedinginan.." kataku "aku tahu kau lebih memerlukan kehangatan dari
pada aku.. Kalau begitu ayo kita masuk.. Aku yakin mom sudah selesai
memasak" Justin mengajakku berdri dan membawaku masuk ke dalam rumah.
+++
Ketika
masuk, ternyata pattie sudah menunggu kami di ruang tamu dan
menghadang kami yang baru saja masuk. Ia melihatku sedang di gandeng
oleh Justin dan menggunakan mantel Justin "Ada apa ini? Kenapa bibirmu
mulai berubah menjadi ungu Sharron?" tanya Pattie seraya memegang
tanganku yang sangat dingin "Tanganmu juga dingin.. Justin! Apa yang
kau lakukan! Sudah tahu diluar dingin, kau tetap saja mengajaknya
keluar jalan-jalan! kalau ia sakit bagaimana!" omel Pattie kepada
Justin
"Tak usah hawatir patt.. ini bukan salah
Justin. Ini juga salahku, awalnya Justin sudah mengajakku masuk ketika
aku sudah mulai kedinginan. Tapi karena aku yang masih ingin menikmati
pemandangan salju justin menuruti hingga akhirnya ajy seperti ini. Jadi
jangan salahkan Justin" Dustaku
"um.. kalau begitu kau
mandi air hangat saja supaya kau tidak sakit. Kau boleh menggunakan
kamar tamu. Justin antarkan Sharron ke kamar tamu" perintah pattie
Justin menurutinya. Ia mengantarkanku ke kamar tamu sesuai dengan perintah Pattie.
"Kenapa
kau berbohong hanya untuk melindungiku? itu memang salahku karena
terus memaksamu seperti tadi padahal kau sudah bilang jika kau
kedinginan.." oceh Justin saat menaiki tangga
"Kau mau aku pingsan karena omelan ibumu? Sudahlah, antarkan saja aku ke kamar, aku sudah sangat kedinginan.."
"Terimakasih.." ucap Justin seraya mencium pucuk kepalaku "Untuk?" balasku "Semuanya.."
BERSAMBUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar