Biarkan cinta seperti alunan musik perkusi. Yang dimainkan dengan menggunakan hati dan perasaan bukan dengan suatu keahlian.
14 Februari 1997
Melodi Jasmine Joson, seorang gadis kecil yang manis sedang melihat
keluar jendela seraya menunggu namanya dipanggil oleh ibunya yang
berjanji akan memberikan hadiah spesial bagi putrinya di hari ulang
tahunnya. Dengan sabar ia menunggu namanya dipanggil.
"Melodi.."
Akhirnya suara yang ditunggu-tunggpun menggema ditelinganya. Dengan
sigap ia berlari keluar kamar dan menuruni tangga kayu dengan kaki
kecilnya. Langkah kaki itu penuh dengan keantusiasan, tak sabar untuk
mengetahui hadiah apa yang akan diberikan oleh ibunya.
"Mum.. Mum.." Serunya dengan antusias, saat baru sampai di ruang
tengah tempat perapian dan tempat namanya dipanggil. "Haha kesini
sayang.." Sang ibu yang melihat tingkah lucu anaknyapun merentangkan
tangannya bermaksud mengundang sang anak kedalam pelukannya.
'Hap'
Sang anakpun sudah jatuh kedalam pelukan sang ibu. "Kau sudah siap
dengan hadiahmu sayang?" Tanya sang ibu melepas pelukan sang anak,
dengan antusias sang anak mengangguk pasti. "Tentu.. Aku sangat siap
dengan hadiahku mum.." Tambah sang anak, "baiklah.." Ibupun mengambil
sebuah kotak besar di dekatnya dan memindahkannya tepat kehadapan
anaknya.
"Bukalah sayang.." Perintah ibu. Dengan cepat dan tak berpikir
panjang sang anak membuka kotak itu. Dalam benaknya berharap isi kotak
itu adalah mainan dan gaun cinderella nan cantik untuk ia kenakan di
pesta musim panasnya.
Namun ketika kotak itu terbuka, bukan raut wajah kesenangan yang
tersungging di wajahnya, tapi malah melainkan raut wajah kekecewaan.
Karena bukan mainan dan gaun cinderella yang terdapat di dalam kotak
itu, tapi melainkan sebuah tas berbentuk dan sebuah tongkat kayu.
"Ada apa sayang? Apa kau tak suka dengan hadiahmu?" Ucap sang ibu,
menyadari perubahan raut muka pada wajah anaknya itu. "Bukan begitu
mom.. Tapi aku tak tahu apa yang kau berikan kepadaku ini.." Ungkap sang
anak bermaksud agar tidak membuat hati sang ibu sedih. Sang ibupun
mengambil tas berbentuk itu dan kayu panjang yang ad di dalam kotak lalu
membuka tas berbentuk itu. "Ini namanya biola sayang.." Jelas sang ibu
menunjukan sebuah barang seperti gitar ukulele yang pernah ditunjukan
kepada sang anak "biola?" Ulang sang anak "iya, ini biola. Alat musik
yang melodinya paling indah" jelas sang ibu "benarkah itu mom" tanya
sang anak meyakinkan "iya.. Dulu, sebelum mendiang ayahmu meninggal
karena kecelakaan, dia adalah seorang pemain biola yang sangat handal.."
Lanjutnya "ayah? Seorang pemain biola yang handal..?"
"Iya.. Itulah ayahmu.. Yang sangat romantis memainkan melodi biola.."
"Em.. Bisakah kau mengajariku bermain biola mom?"
"Ya, tentu. Aku bisa sedikit teknik bermain biola.."
"Oh.. Yey asyik.."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar