birth

More Info:: http://fantasticstory-fantastic.blogspot.com/2011/11/bagaimana-cara-membuat-icon-burung.html

Minggu, 18 Maret 2012

You always be Mine #part1

Mentari pagi mulai naik ke permukaan langit. Kicauan burung juga terdengar seperti menyambut datangnya pagi hari ini. Kilauan cahaya mentari menerobos masuk melalui celah gorden jendela ke dalam kamar yang begitu modis milik gadis berusia 17 tahun, Laura Morina Anguilera Avanger.

          Gumaman ala bangun tidur terdengar dari mulut Laura yang juga tengah merenggangkan tubuhnya.

           ”Laura! Bangun sayang! Kau sudah terlambat untuk ke sekolah!”
 Sebuah suara wanita yang tak asing bagi Laura pun terdengar begitu samar di telinga.

Dengan segera Laura melirik jam Weker yang ada di sebelah ranjangnya dan matanyapun membesar ketika mendapati jam wekernya sudah menunjukan pukul 07.15 Am.

          ”Oh My.. shit! Ternyata jam ini tak berguna!”
 gerutu Laura dengan kesalnya seraya lompat dari tempat tidurnya menuju ke kamar mandi.

                                                            xxxSKIPxxx

            Dengan langkah cepat gadis beraksen campuran latin dan Amerika ini menuruni satu persatu anak tangga.
            ”Kau tidak sarapan dulu sayang?” Tanya Wandy Avanger, ibu Laura.
            “Am.. Tidak terima kasih mom. Aku sudah sangat terlambat, bye mom!” Sahut Laura seraya pergi menuju mobil.

        ”Hay sayang.. Kau sudah siap?” sapa William, ayah Laura
        ”Hay dad.. tentu, aku sudah sangat terlambat”
        “Okay.. okay...”
Dengan cepat mobil Mersedz berwarna hitam melaju dengan kecepatan sedang keluar dari garasi rumah.

+++

         “Thanks dad..” Kata Laura ketika ia sampai didepan pintu gerbang Senior high school of California
         “Okay.. am ya. Mungkin aku tak bisa menjemputmu. Aku akan pulang lembur akhir-akhir ini.."
            "ooh.. okay"
          "semoga hari menyenangkan sayang ” Dad memberi senyuman kepada Laura lalu mengecup kening putrinya.
              "Yeah.. thanks dad. Bye"
Dengan gerak cepat laura turun dari mobil dan melangkah ke dalam sekolah.

----
                 "Laura!"

           Baru saja Laura melangkah di lorong sekolah, suara panggilan yang lumayan nyaring hinggap di telinga Laura dan dengan segera laura menoleh ke asal suara di belakangnya itu.
                  "Laura!" Seorang gadis beraksen Amerika kini sedang berlari mendekati Laura
                      "Hay Carol.. Ada apa?" Sambut Laura. Caroline, salah satu sahabat Laura. Carol sampai di hadapan Laura, ia menenggerkan lengannya dibahu Laura, napasnya begitu cepat hingga hembusan napasnya terdengar.
                  "Owh.. Laura.. Kemana saja kau? apakah kau tahu aku mencarimu sejak tadi!" omel Caroline
                        "Maafkan aku.. Aku baru saja datang. Memangnya ada apa?"
                  "Aah.. Ini.. kau baca.."
 Caroline menunjukan sebuah selembaran seperti poster. Laura melihatnya dan tanpa berkata apapun lagi ia langsung membaca poster itu, disitu tertera bahwa akan diadakannya Prom Night yang bertemakan pesta topeng .
                   "Apakah kau akan datang? itu akan diselenggarakan esok.."
                         "Hah esok? kenapa cepat sekali?
                    "Entahlah.. baru tadi panitia menyebarkan poster ini.. Apa kau akan ikut?"
                           "Amm.. aku rasa tidak. You know, Im single.." tolak Laura,
                   "single doesn't mean you can't go to prom right??" sahut Caroline lagi, kali ini mereka seraya berjalan menuju kelas

                          "Ya I know, But You Know, prom identik dengan pasangan kekasih.."
                    "Who says? Acara prom juga dapat menyatukan dua orang yang single untuk bersatu.."
                           "Yeaah but i'm still not want go to prom.. Aku tak tahu akan datang bersama siapa nanti ke acara ini.."
                     "with me?"
                           "Oh Caroline. Aku tak mungkin menghancurkan kesempatan acara Harry untuk mengajakmu kencan.."
                      "I believe he can Understand.."
                            "Okay.. I know he can understand. Tapi aku tahu kau pasti tidak dapat menahan kemesraan kalian yang membuat aku menjadi cemburu sebagai seorang single.."
                      "Come on Laura.. turuti kemauanku kali ini saja.. Ini acara yang sangat ditunggu-tunggu ketika menjelang kelulusan dan aku mau kau ada..please.." Caroine mulai memasang muka puppy face nya dan itu membuat hati Laura luluh ketika melihatnya
                            "Owh.. Okay.. aku akan ikut"
                        "Yey.. Thanks.. Kau memang sahabatku " dengan sepontan karena terlalu senang Caroline memeluk laura dengan erat
                              "Lepaskan aku Carol! uhuk kau bisa membuatku tak jadi untuk pergi ke prom nanti"
                          "owh.. jangan..!" 
                                    "haha im just kidding"              

           Tak lama Mr. Malfoy, salah seorang guru super membosankan di sekolah ini masuk untuk menyampaikan materi.

+++

           Jam istirahat yang dinantipun datang. Semua siswa berhamburan keluar dari kelas bagaikan ombak pasang.
          Sedangkan Laura dan Caroline, mereka sama seperti siswa lainnya yang berhamburan keluar dari kelas setelah melewati berjam-jam duduk manis untuk mendengarkan materi dari guru pengajar. Tujuan utama mereka pertama kalinya adalah kantin sekolah. Caicing-cacing yang ada didalam perut mereka sudah bersorak-sorai untuk diberi asupan.

----

           Sejauh mata memandang tak ada satupun tempat duduk yang kosong untuk Laura dan Caroline. Semua telah terisi oleh siswa-siswa lainnya.
               "Laura! Caroline!"
 Tiba-tiba dari arah kanan ada yang menyerukan nama mereka, dengan segera mereka menoleh kearah suara. Ternyata di pojok sana sudah ada Harry, kekasih caroline. Ia melambaikan tangannya seperti memberikan aba-aba untuk kesana. Tanpa basa basi mereka berdua segera meluncur ke tempat Harry.

            Ternyata setelah didekati harry tidak sendirian. Ia bersama Justin, cowo paling popular di sekolah ini. Pesonanya mampu memikat puluhan wanita di sekolah ini termaksud Laura. Laura menyukai Justin, karena selain tampan dan juga ia adalah Kapten basket di sekolah ini, Justin termaksud orang yang asik, ramah dan juga tipe idaman Laura .

            Seperti biasa jika caroline dan harry bertemu, pemandangan yang akan Laura dapati adalah ciuman mesra dari mereka berdua dan jujur itu membuat Laura merasa iri. Caroline duduk di sebelah Harry, sedangkan Laura bingung ingin duduk dimana. Tempat duduk yang satu-satunya kosong adalah di samping Justin. Tapi Laura canggung untuk duduk disitu, ia tahu pasti jika ia duduk di samping Justin ia akan menjadi salah tingkah.

                   "Sudah duduk saja.. Tak usah canggung seperti itu" Kata Justin Tiba-tiba.
        Dengan segera Laura menatap Justin dan mendapatkan jika Justin sedang memperhatikan dirinya. Tanpa berpikir panjang tapi masih malu-malu Laura segera duduk di sebelah Justin dan memakan makanannya.

Ditengah pembicaraan..
                 "Hay Just.. Prom kali ini kau akan datang bukan?" Kata Harry ketika sedang mengalihkan pembicaraan, harry mengalihkannya karena melihat Justin hanya diam saja sedari tadi.
                       "I dont know.. Maybe no"
                    " why? kau laki-laki yang paling dinanti kedatangannya.."
                        "Aku tak memiliki pasangan untuk kesana dan aku juga malas.."
                   "Ayolah.. Ambil saja salah satu gadis di sekolah ini. Aku yakin tak ada yang menolak ajakanmu"
                          "cih,, Gampang sekali kau bicara.. Pikirkan saja tim basket kita bodoh! kalau masalah seperti itu kau lihat saja nanti..!"

                     "Kalian ingin tanding bersama siapa lagi?" Laura kini buka suara sekian lama tak bersuara
                          "kita akan bertanding dengan tim Zayn.. Mereka musuh kami!" jawab Justin melirik kearah meja paling depan yang tengah dikerubungi oleh para lelaki yang sedang asik bercanda tawa. Laura, harry an Caroline juga melirik ke arah yg sama.
                       "Kapan kalian tanding?"
                            "dua hari sesudah Prom night.." jawab Harry
Laura hanya dapat melihat kearah zayn dan kawan-kawan yang tengah asik bercanda gurau. Dalam benaknya berkata, 'jadi dia adalah musuh Justin?'

+++

        Jam makan siang telah usai, seluruh siswa termaksud Laura, Caroline, harry, dan Justin berbondong-bondong masuk ke dalam kelas masing-masing.
        Seperti pertama bertemu, Caroline dan harru pasti meninggalkan cap bibir mereka di pipi masing-masing pasangan yang tengah dimabuk oleh cinta ini. Sedangkan Justin dan Laura hanya bisa saling diam menyaksikan pemandangan sahabat mereka itu.

+++

         Jam sekolah telah usai. Namun, walau jam sekolah telah usai Siswa siswi harus mengikuti kegiatan diluar jam sekolah.
        Laura, yang mengikuti kegiatan kelas musik pun dengan segera menuju Ruang musik yang berada dilantai dasar sekolah ini. Ia berjalan menelusiuri lorong koridor sekolah, namun tanpa sengaja ia melihat pintu lapangan basket Indoor terbuka dan disana terdengar sorak sorai yang sangat meriah. Dengan perasaan penasaran Tim siapa saja yang tengah tanding saat ini, Laura menyempatkan untuk masuk ke dalam ruangan itu.
       Setelah dilihat ternyata kali ini Tim Justin sedang mengadakan latihan. Namun, walaupun ini hanya latihan, tetap saja lapangan Indoor ini penuh dengan para penonton yang dominan adalah gadis-gadis. Wajarlah.. Tim yang satu ini boleh dibilang adalah tim yang sangat diidolakan oleh para siswi disini, selain tim ini digawangi oleh Justin disini juga ada Harry, Avan,  Daniel, Gray, dan lainnya

       Karena merasa ini masih terlalu cepat untuk masuk ke kelas musik, Laura memutuskan untuk melihat latihan Tim Justin sebentar.

        Laura mulai larut oleh tontonannya saat ini hingga ia lupa jika seharusnya ia sudah harus pergi ke kelas musik. Ia pun melirik ke arah jam tangannya dan jam sudah menunjukan pukul 14.56 dan itu artinya dia akan terlambat. Dengan segera dia berlari keluar dari lapangan basket Indoor itu menuju ruang Musik.

---

      Ketika sampai diruang musik..
         "Maaf Madam aku terlam.."
belum sempat melanjutkan perkataannya Laura sudah memasang wajah bingung dan merasa aneh. Jelas saja, entah mengapa ruangan yang biasanya sudah dipenenuhi oleh banyak orang kini sepi seperti sebuah pemakaman. Hanya ada sebuah Piano hitam kelasik, alat musik yang biasanya Madam Lauren (guru musik Laura) gunakan untuk mengiringi muritnya dan beberapa alat musik lainnya di ruangan ini. 
             Laura memberanikan diri duduk di bangku pemain piano itu dan salah satu jarinya menekan salah satu not yang ada di piano tsb. Kini sepuluh jari Laura sudah ada di Not dan dengan lentik serta lihai jari-jari itu menari-nari di Not itu hingga menghasilkan sebuah nada.. Mulut Laura juga kini sudah mulai terbuka, ia mulai bernyanyi


I’ve always been the kind of girl
That hid my face
So afraid to tell the world
What I’ve got to say
But I have this dream
Right inside of me
I’m gonna let it show
It’s time to let you know

to let you know

This is real
This is me
I’m exactly where I’m supposed to be now
Gonna let light shine on me

Now I’ve found who I am
There’s no way to hold it in
No more hiding who I wanna be
This is me


Do you know what it’s like
To feel so in the dark
To dream about a life
Where you’re the shining star
Even though it seems
Like it’s too far away
I’ve got to believe in myself
It’s the only way


This is real
This is me
I’m exactly where I’m supposed to be now
Gonna let light shine on me
Now I’ve found who I am
There’s no way to hold it in
No more hiding who I wanna be
This is me

....
....
Justin pov

       Huft.. Lelah sekali. Sial sekali aku harus bermain kucing-kucingan bersama para gadis-gadis itu. Haa.. mereka menyusahkan.

         Hay, tunggu. Suara indah apa itu? Seseorang sedang bernyanyi? Indah sekali suara dan nyanyiannya,, Aku suka..
           Ku ikuti asal suara dan ternyata itu bersumber dari ruang musik. Ku dekati ruangan itu, kulihat dari jendela ada seorang gadis yang tengah bernyanyi sendirian didalam sana. Namun wajahnya tak terlihat karena terhalang oleh rambut coklatnya yang indah. Baru saja ingin ku dekati pintu masuk ruang musik itu, tiba-tiba..


                "Oh.. Itu Justin!" triak seorang gadis,
ku lihat kearah kekerumunan gadis-gadis yang tengah berlari ke arahku. Oh shit! Ini hal yang sangat membuatku muak.. Ku belari menghindari para gadis2 itu


Laura Pov

      Suara langkah kaki cepat nan banyak dan menyerukan nama Justin terdengar dari luar membuat permainan pianoku terhenti. Apa Justin? Justin ada di dekat sini? Ah sudahlah.. hanya lewat. Ku lirik jam tanganku ini sudah pukul 15.15.. Mungkin latihan diliburkan. Ya sudahlah aku pulang saja.

Justin pov

       Akhirnya aku dapat benar-benar terbebas dari gadis-gadis itu. Aku heran, aku bukan artis ataupun superstar tapi knp aku diperlakukan seperti aku adalah seorang superstar?

Aku berlari kembali keruang musik melihat siapa tau gadis itu masih disana.          Oh ya aku lupa.. Gadis itu, aku belum melihat siapa gadis itu. Siapa gadis yang memiliki suara indah itu. Ku masuk ke ruangan itu, tapi yang aku dapatkan hanya piano klasik hitam yang dimainkan oleh gadis itu.

"Hallo.. Anybody here?"  Seruku
Tak ada yang menjawab. Tak ada seorangpun disini, ia sudah pergi.. Oh sial! Jika saja tak ada gadis-gadis diluar tadi aku bisa tahu siapa gadis itu... Argh Shit!


                                                 Laura Morina Anguilera Avanger..

                                                             Laura Playing Piano..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar