Mentari pagi mulai naik ke permukaan langit. Kicauan burung juga
terdengar seperti menyambut datangnya pagi hari ini. Kilauan cahaya
mentari menerobos masuk melalui celah gorden jendela ke dalam kamar
yang begitu modis milik gadis berusia 17 tahun, Laura Morina Anguilera
Avanger.
Gumaman ala bangun tidur terdengar dari mulut Laura yang juga tengah merenggangkan tubuhnya.
”Laura! Bangun sayang! Kau sudah terlambat untuk ke sekolah!”
Sebuah suara wanita yang tak asing bagi Laura pun terdengar begitu samar di telinga.
Dengan
segera Laura melirik jam Weker yang ada di sebelah ranjangnya dan
matanyapun membesar ketika mendapati jam wekernya sudah menunjukan pukul
07.15 Am.
”Oh My.. shit! Ternyata jam ini tak berguna!”
gerutu Laura dengan kesalnya seraya lompat dari tempat tidurnya menuju ke kamar mandi.
xxxSKIPxxx
Dengan langkah cepat gadis beraksen campuran latin dan Amerika ini menuruni satu persatu anak tangga.
”Kau tidak sarapan dulu sayang?” Tanya Wandy Avanger, ibu Laura.
“Am.. Tidak terima kasih mom. Aku sudah sangat terlambat, bye mom!” Sahut Laura seraya pergi menuju mobil.
”Hay sayang.. Kau sudah siap?” sapa William, ayah Laura
”Hay dad.. tentu, aku sudah sangat terlambat”
“Okay.. okay...”
Dengan cepat mobil Mersedz berwarna hitam melaju dengan kecepatan sedang keluar dari garasi rumah.
+++
“Thanks dad..” Kata Laura ketika ia sampai didepan pintu gerbang Senior high school of California
“Okay.. am ya. Mungkin aku tak bisa menjemputmu. Aku akan pulang lembur akhir-akhir ini.."
"ooh.. okay"
"semoga hari menyenangkan sayang ” Dad memberi senyuman kepada Laura lalu mengecup kening putrinya.
"Yeah.. thanks dad. Bye"
Dengan gerak cepat laura turun dari mobil dan melangkah ke dalam sekolah.
----
"Laura!"
Baru saja Laura melangkah di lorong sekolah, suara panggilan
yang lumayan nyaring hinggap di telinga Laura dan dengan segera laura
menoleh ke asal suara di belakangnya itu.
"Laura!" Seorang gadis beraksen Amerika kini sedang berlari mendekati Laura
"Hay Carol.. Ada apa?" Sambut Laura. Caroline, salah satu sahabat
Laura. Carol sampai di hadapan Laura, ia menenggerkan lengannya dibahu
Laura, napasnya begitu cepat hingga hembusan napasnya terdengar.
"Owh.. Laura.. Kemana saja kau? apakah kau tahu aku mencarimu sejak tadi!" omel Caroline
"Maafkan aku.. Aku baru saja datang. Memangnya ada apa?"
"Aah.. Ini.. kau baca.."
Caroline
menunjukan sebuah selembaran seperti poster. Laura melihatnya dan
tanpa berkata apapun lagi ia langsung membaca poster itu, disitu
tertera bahwa akan diadakannya Prom Night yang bertemakan pesta topeng .
"Apakah kau akan datang? itu akan diselenggarakan esok.."
"Hah esok? kenapa cepat sekali?
"Entahlah.. baru tadi panitia menyebarkan poster ini.. Apa kau akan ikut?"
"Amm.. aku rasa tidak. You know, Im single.." tolak Laura,
"single doesn't mean you can't go to prom right??" sahut Caroline lagi, kali ini mereka seraya berjalan menuju kelas
"Ya I know, But You Know, prom identik dengan pasangan kekasih.."
"Who says? Acara prom juga dapat menyatukan dua orang yang single untuk bersatu.."
"Yeaah but i'm still not want go to prom.. Aku tak tahu akan datang bersama siapa nanti ke acara ini.."
"with me?"
"Oh Caroline. Aku tak mungkin menghancurkan kesempatan acara Harry untuk mengajakmu kencan.."
"I believe he can Understand.."
"Okay.. I know he can understand. Tapi aku tahu kau pasti tidak dapat menahan kemesraan kalian yang membuat aku menjadi cemburu sebagai seorang single.."
"Come on
Laura.. turuti kemauanku kali ini saja.. Ini acara yang sangat
ditunggu-tunggu ketika menjelang kelulusan dan aku mau kau
ada..please.." Caroine mulai memasang muka puppy face nya dan itu membuat hati Laura luluh ketika melihatnya
"Owh.. Okay.. aku akan ikut"
"Yey.. Thanks.. Kau memang sahabatku " dengan
sepontan karena terlalu senang Caroline memeluk laura dengan erat
"Lepaskan aku Carol! uhuk kau bisa membuatku tak jadi untuk pergi ke prom nanti"
"owh.. jangan..!"
"haha im just kidding"
Tak lama Mr. Malfoy, salah seorang guru super membosankan di sekolah ini masuk untuk menyampaikan materi.
+++
Jam istirahat yang dinantipun datang. Semua siswa berhamburan keluar dari kelas bagaikan ombak pasang.
Sedangkan Laura dan Caroline, mereka sama seperti siswa lainnya yang
berhamburan keluar dari kelas setelah melewati berjam-jam duduk manis
untuk mendengarkan materi dari guru pengajar. Tujuan utama mereka
pertama kalinya adalah kantin sekolah. Caicing-cacing yang ada didalam
perut mereka sudah bersorak-sorai untuk diberi asupan.
----
Sejauh mata memandang tak ada satupun tempat duduk yang
kosong untuk Laura dan Caroline. Semua telah terisi oleh siswa-siswa
lainnya.
"Laura! Caroline!"
Tiba-tiba dari
arah kanan ada yang menyerukan nama mereka, dengan segera mereka
menoleh kearah suara. Ternyata di pojok sana sudah ada Harry, kekasih
caroline. Ia melambaikan tangannya seperti memberikan aba-aba untuk
kesana. Tanpa basa basi mereka berdua segera meluncur ke tempat Harry.
Ternyata setelah didekati harry tidak sendirian. Ia bersama
Justin, cowo paling popular di sekolah ini. Pesonanya mampu memikat
puluhan wanita di sekolah ini termaksud Laura. Laura menyukai Justin,
karena selain tampan dan juga ia adalah Kapten basket di sekolah ini,
Justin termaksud orang yang asik, ramah dan juga tipe idaman Laura .
Seperti biasa jika caroline dan harry bertemu, pemandangan yang akan
Laura dapati adalah ciuman mesra dari mereka berdua dan jujur itu
membuat Laura merasa iri. Caroline duduk di sebelah Harry, sedangkan
Laura bingung ingin duduk dimana. Tempat duduk yang satu-satunya kosong
adalah di samping Justin. Tapi Laura canggung untuk duduk disitu, ia
tahu pasti jika ia duduk di samping Justin ia akan menjadi salah
tingkah.
"Sudah duduk saja.. Tak usah canggung seperti itu" Kata Justin Tiba-tiba.
Dengan segera Laura menatap Justin dan mendapatkan jika Justin sedang
memperhatikan dirinya. Tanpa berpikir panjang tapi masih malu-malu
Laura segera duduk di sebelah Justin dan memakan makanannya.
Ditengah pembicaraan..
"Hay Just.. Prom kali ini kau akan datang bukan?" Kata
Harry ketika sedang mengalihkan pembicaraan, harry mengalihkannya
karena melihat Justin hanya diam saja sedari tadi.
"I dont know.. Maybe no"
" why? kau laki-laki yang paling dinanti kedatangannya.."
"Aku tak memiliki pasangan untuk kesana dan aku juga malas.."
"Ayolah.. Ambil saja salah satu gadis di sekolah ini. Aku yakin tak ada yang menolak ajakanmu"
"cih,, Gampang sekali kau bicara.. Pikirkan saja tim basket kita
bodoh! kalau masalah seperti itu kau lihat saja nanti..!"
"Kalian ingin tanding bersama siapa lagi?" Laura kini buka suara sekian lama tak bersuara
"kita akan bertanding dengan tim Zayn.. Mereka musuh kami!" jawab
Justin melirik kearah meja paling depan yang tengah dikerubungi oleh
para lelaki yang sedang asik bercanda tawa. Laura, harry an Caroline
juga melirik ke arah yg sama.
"Kapan kalian tanding?"
"dua hari sesudah Prom night.." jawab Harry
Laura
hanya dapat melihat kearah zayn dan kawan-kawan yang tengah asik
bercanda gurau. Dalam benaknya berkata, 'jadi dia adalah musuh Justin?'
+++
Jam makan siang telah usai, seluruh siswa termaksud Laura, Caroline,
harry, dan Justin berbondong-bondong masuk ke dalam kelas
masing-masing.
Seperti pertama bertemu, Caroline dan
harru pasti meninggalkan cap bibir mereka di pipi masing-masing
pasangan yang tengah dimabuk oleh cinta ini. Sedangkan Justin dan
Laura hanya bisa saling diam menyaksikan pemandangan sahabat mereka
itu.
+++
Jam sekolah telah usai. Namun, walau jam sekolah telah usai Siswa siswi harus mengikuti kegiatan diluar jam sekolah.
Laura, yang mengikuti kegiatan kelas musik pun dengan segera menuju
Ruang musik yang berada dilantai dasar sekolah ini. Ia berjalan
menelusiuri lorong koridor sekolah, namun tanpa sengaja ia melihat pintu
lapangan basket Indoor terbuka dan disana terdengar sorak
sorai yang sangat meriah. Dengan perasaan penasaran Tim siapa saja yang
tengah tanding saat ini, Laura menyempatkan untuk masuk ke dalam
ruangan itu.
Setelah dilihat ternyata kali ini Tim
Justin sedang mengadakan latihan. Namun, walaupun ini hanya latihan,
tetap saja lapangan Indoor ini penuh dengan para penonton yang dominan
adalah gadis-gadis. Wajarlah.. Tim yang satu ini boleh dibilang
adalah tim yang sangat diidolakan oleh para siswi disini, selain tim
ini digawangi oleh Justin disini juga ada Harry, Avan, Daniel, Gray,
dan lainnya
Karena merasa ini masih terlalu cepat
untuk masuk ke kelas musik, Laura memutuskan untuk melihat latihan
Tim Justin sebentar.
Laura mulai larut oleh
tontonannya saat ini hingga ia lupa jika seharusnya ia sudah harus
pergi ke kelas musik. Ia pun melirik ke arah jam tangannya dan jam
sudah menunjukan pukul 14.56 dan itu artinya dia akan terlambat.
Dengan segera dia berlari keluar dari lapangan basket Indoor itu menuju ruang Musik.
---
Ketika sampai diruang musik..
"Maaf Madam aku terlam.."
belum
sempat melanjutkan perkataannya Laura sudah memasang wajah bingung
dan merasa aneh. Jelas saja, entah mengapa ruangan yang biasanya sudah
dipenenuhi oleh banyak orang kini sepi seperti sebuah pemakaman.
Hanya ada sebuah Piano hitam kelasik, alat musik yang biasanya Madam
Lauren (guru musik Laura) gunakan untuk mengiringi muritnya dan
beberapa alat musik lainnya di ruangan ini.
Laura memberanikan diri duduk di bangku pemain piano itu dan salah satu
jarinya menekan salah satu not yang ada di piano tsb. Kini sepuluh
jari Laura sudah ada di Not dan dengan lentik serta lihai jari-jari
itu menari-nari di Not itu hingga menghasilkan sebuah nada.. Mulut
Laura juga kini sudah mulai terbuka, ia mulai bernyanyi
I’ve always been the kind of girl
That hid my face
So afraid to tell the world
What I’ve got to say
But I have this dream
Right inside of me
I’m gonna let it show
It’s time to let you know
to let you know
This is real
This is me
I’m exactly where I’m supposed to be now
Gonna let light shine on me
Now I’ve found who I am
There’s no way to hold it in
No more hiding who I wanna be
This is me
Do you know what it’s like
To feel so in the dark
To dream about a life
Where you’re the shining star
Even though it seems
Like it’s too far away
I’ve got to believe in myself
It’s the only way
This is real
This is me
I’m exactly where I’m supposed to be now
Gonna let light shine on me
Now I’ve found who I am
There’s no way to hold it in
No more hiding who I wanna be
This is me
....
....
Justin pov
Huft.. Lelah sekali. Sial sekali aku harus bermain kucing-kucingan
bersama para gadis-gadis itu. Haa.. mereka menyusahkan.
Hay, tunggu. Suara indah apa itu? Seseorang sedang bernyanyi? Indah sekali suara dan nyanyiannya,, Aku suka..
Ku ikuti asal suara dan ternyata itu bersumber dari ruang musik. Ku
dekati ruangan itu, kulihat dari jendela ada seorang gadis yang tengah
bernyanyi sendirian didalam sana. Namun wajahnya tak terlihat karena
terhalang oleh rambut coklatnya yang indah. Baru saja ingin ku dekati
pintu masuk ruang musik itu, tiba-tiba..
"Oh.. Itu Justin!" triak seorang gadis,
ku
lihat kearah kekerumunan gadis-gadis yang tengah berlari ke arahku.
Oh shit! Ini hal yang sangat membuatku muak.. Ku belari menghindari
para gadis2 itu
Laura Pov
Suara langkah kaki cepat nan banyak dan menyerukan nama Justin
terdengar dari luar membuat permainan pianoku terhenti. Apa Justin?
Justin ada di dekat sini? Ah sudahlah.. hanya lewat. Ku lirik jam
tanganku ini sudah pukul 15.15.. Mungkin latihan diliburkan. Ya
sudahlah aku pulang saja.
Justin pov
Akhirnya aku dapat benar-benar terbebas dari gadis-gadis itu. Aku
heran, aku bukan artis ataupun superstar tapi knp aku diperlakukan
seperti aku adalah seorang superstar?
Aku berlari kembali
keruang musik melihat siapa tau gadis itu masih disana. Oh ya
aku lupa.. Gadis itu, aku belum melihat siapa gadis itu. Siapa gadis
yang memiliki suara indah itu. Ku masuk ke ruangan itu, tapi yang aku
dapatkan hanya piano klasik hitam yang dimainkan oleh gadis itu.
"Hallo.. Anybody here?" Seruku
Tak
ada yang menjawab. Tak ada seorangpun disini, ia sudah pergi.. Oh
sial! Jika saja tak ada gadis-gadis diluar tadi aku bisa tahu siapa
gadis itu... Argh Shit!
Laura Morina Anguilera Avanger..
Laura Playing Piano..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar